Tuesday, November 8, 2016

Book Review - Jonas Jonasson : The Girl Who Saved The King of Sweden

Judul Buku: The Girl Who Saved The King of Sweden
Diterjemahkan dari : The Girl Who Saved The King of Sweden
Penulis : Jonas Jonasson
Terbit Pertama : 2013
Penerjemah: Marcalais Frasisca
Tebal : 554 hlm
Terbit di Indonesia : Cetakan ke-2, Juni 2015
Penerbit : Bentang
ISBN : 978-602-291-071-8

Kisah tentang seorang gadis Afrika Selatan yang awalnya buta huruf, Nombeko Mayeki. Pekerjaannya adalah penguras jamban dengan ibu yang begitu cepat mati, karena seorang pecandu Tinner. Ayahnya pun demikian, bahkan lebih cepat mati saat dua puluh menit sejak pembuahan terjadi. Nombeko seorang buta huruf berusia empat belas tahun melawan atasannya yang merupakan wakil dari pemerintah bagian Sanitasi. Impian gadis buta huruf ini selanjutnya pergi dari Soweto untuk membaca di perpustakaan Nasional di Pretoria. Sebelumnya ia telah belajar membaca dari seorang pria genit, Thabo yang kemudian mati. Dan dengan kematian itu membantu Nombeko keluar dari Soweto dan membawa harta 19,6 juta Krona dalam saku jaketnya.
Keluar dari Soweto ternyata tak juga memperbaiki nasibnya. Nombeko terlindas oleh mobil seorang insinyir bodoh bernama Engelbrecht van der Westhuizen tepat dihari ulang tahunnya. Alih-alih mengganti rugi karena luka di sana-sini, insinyur yang ternyata pembuat bom atom itu menjadikan Nombeko pengurus rumah tangganya selama 7 tahun (pada akhirnya tidak 7 tahun melainkan lebih kejam dari sekedar 7 tahun) hingga pada akhirnya Nombeko lah yang bertanggung jawab atas bom atom yang seharusnya tidak ada tetapi justru ada ada kenyataannya hingga dia harus berurusan dengan agen intelejen dan berakhir di Swedia.
Di Swedia Nombeko memulai petualangan barunya dengan membawa tujuh bom atom berkekuatan tiga megaton atau 12,552 petajoule dan tentunya 19,6 juta Krona. Nombeko juga harus berurusan dengan dua Mossad Israel, bertemu Hogler Satu (si idiot) yang berambisi untuk menyingkirkan sistem monarki dan Hoger Dua (cinta dan masa depannya yang jauh berbeda dengan kembarannya), Celestine seorang gadis pemarah, seorang Countess, Presiden Tiongkok Hu Jintao, istrinya yang kuda dan mobil Volvo, daging antelop, bertemu tiga gadis Tiongkok yang hanya mengetahui bahwa Piramida Mesir itu ada di Mesir (yang sebelumnya sudah bertemu di rumah si insinyur bodoh), seorang mantan tentara Amerika yang trauma pada CIA, perdana menteri Swedia Fredrik Reinfieldt dan, Raja Swedia Carl Gustaf XVI. Dengan orang-orang inilah Nombeko berusaha untuk menyelesaikan masalah dirinya dengan keterkaitannya dengan t bom atom yang jika meledak, maka ledakannya mencapai radius 50 km.
Jonas Jonasson pandai membuat pembaca terkekeh dengan kejadian dan tingkah para tokohnya. Dari awal novel ini dibaca hingga akhir, tak habis ide seorang Jonas Jonasson membuat cerita dengan penuh gelak tawa. Meski tak bergambar seperti komik, tapi luar biasa novel ini. Plot yang terlihat melompat-lompat, dengan mendeskripsikan beberapa tokoh di awal-awal bab yang nantinya para tokoh ini bertemu. Novel ini selain humoris, juga sangat kental degan muatan politik dan istilah-istilahnya. Terus terang, noel ini bagi saya bukan bacaan yang ringan dan sederhana sesederhana desain cvernya. Melainkan novel yang benar-benar novel yang syarat akan pengetahuan politik, sejarah tokoh-tokoh terkenal seperti raja dan ratu, perdana menteri, Lenin, Marxixme dan tokoh lain yang berpengaruh di Afrika Selatan, Tiongkok, dan Swedia. Bagi yang menyukai novel beraroma politik, maka novel Jonas Jonasson ini sangat direkomendasikan. Selamat berpetualang bersama Nombeko Mayeki, gadis buta huruf yang pandai berhitung.



0 komentar:

Post a Comment