Friday, February 19, 2016

Book Review : The Mysterious Affair at Styles

Judul Buku: Misteri Di Styles
Diterjemahkan dari : The Mysterious Affair at Styles
Penulis : Agatha Christie
Terbit Pertama : 1920
Penerjemah: Lulu Fitri Rahman
Tebal : 276 Halaman
Terbit di Indonesia : Cetakan pertama 2013
Penerbit : Visimedia
ISBN : 978-979-065-189-0

Berawal dari Arthur Hasting yang bertemu dengan sahabatnya, Hercule Poirot, seorang detektif dari Belgia yang sedang berkunjung ke Inggiris. Hasting juga bertemu dengan John Cavendish dan diajak untuk tinggal dirumah keluarganya di Styles Inggris. Di kkediaman John, Hastings diperkenalkan dengan para penghuni di rumah John. John tinggal bersama ibu tirinya Nyonya Emily Inglethorp yang menikah dengan pria bernama Alfred, yang usianya lebih muda dari Emily. Penghuni lainnya dalam rumah itu di antaranya Evelyn Howard, sekretaris Emily Inglethorp, sekaligus sepupu Alfred, Mary Cavendish  istri John Cavendish, dan Cynthia Murdock.
Suatu malam terjadi kegaduhan dalam rumah itu, karena Nyonya Emily Inglethorp tewas pada malam itu. Kematiannya diduga disebabkan karena racun. Hasil pemeriksaan menunjukan kematian Emily karena racun Stiknin. Atas anjuran Hastings kepada  John Cavendish, Poirot diminta untuk menangani dan memecahkan kasus kematian Emily.
Setelah penyelidikan dan mengumpulkan fakta-fakta yang dibuthkan, disimpulkan bahwa pelaku merupakan orang yang paham betul dengan Emily. Pelaku paham bahwa obat yang diminum Emily mengandung striknin. Striknin yang ada dalam obat Emily diracik dengan tepat sehingga berfungsi sebagai obat. Pelaku menambahkan bromida, yang akan mengakibatkan pengendapan striknin dan menjadi racun bagi peminumnya. Pembunuhan ini telah direncanakan dengan sangat matang sehingga, pada saat terjadi kematian, pelaku mampu membuat alibi karena racun itu bereaksi dan mematikan korban setelah beberapa lama diminum. Dugaan demi dugaan Hasting dilontarkan kepada beberapa orang yang berbeda. Namun Poirot sudah menduga dari awal siapa pelakunya, hanya saja Poirot mengumpulkan mata rantai untuk memperkuat alasan pada saat membuktikan siapa pelaku pembunuhan Emily.

Novel ini menggunakan sudut pandang Hasting sebagai narator. Sama halnya dengan Sherlock Holes karya Sir Arthur Conan Doyle, yang menggunakan sudut pandang Dr.John Watson sebagai naratornya. Agatha Cristie lebih menekankan analisa psikologi dalam karyanya, sehingga pelaku kadang-kadang dapat diketahui lebih awal, namun rumit menemukan cara bagaimana pelaku melakukannya. Agatha Christie sungguh pintar dalam mengemas alur cerita, dengan menghidupkan semua tokoh yang ada memiliki pengaruh bahkan berpotensi menjadi pelaku dari pembunuhan Emily. Untuk pembaca yang menyukai cerita detektif, petualangan memecahkan kasus, novel-novel Agatha Cristie menajdi salah satu rekomendasi.

0 komentar:

Post a Comment