Friday, February 19, 2016

Book Review : Harry Potter And The Order Of The Phoenix

Judul Buku: Harry Potter dan Orde Phoenix
Diterjemahkan dari : Harry Potter And The Order of Phoenix
Penulis : J.K. Rowling
Terbit Pertama : 2003
Penerjemah: Listiana Srisanti
Tebal : 1200 halaman
Terbit di Indonesia : Cetakan Kedua, Januari 2004
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 979-22-0652-3

Voldemort telah kembali. Harry menyaksikan bagaimana Pangeran Kegelapan dibangkitkan, bagaimana Cedric dibunuh. Tidak sedikit yang meragukan kembalinya Voldemort, termasuk orang-orang kementerian sihir. Meskipun demikian, masih banyak orang yang percaya pada Dumbledore, dan mereka inilah yang tergabung dalam Orde Phoenix (. Hal ini menjadi beban pikirannya selama liburan musim panas.
Suatu hari di penghujung iburan musim panasnya, Harry dengan terpaksa mengeluarkan sihir patronusnya karena dementor melakukan penyerangan terhadapnya dan Dudley. Harry terancam dikeluarkan dari Hogwarts dan pun mau tak mau memenuhi pangglan kementrian sihir untuk kasusnya itu, namun Harry terbebas dari hukuman karena alibinya kuat.
Di tahun kelima ini siswa tingkat 5 akan menjalani ujian OWL, yang menentukan karir setelah lulus. Tapi Hogwarts di tahun kelimanya, sungguh membuatnya tidak betah. Mulai dari Dolores Umbidge, salah satu orang di kementrian sihir menjadi guru Pertahanan Ilmu Hitam di Hogwarts, hubungannya dengan Cho yang berantakan, dan akibat masalahnya dengan Malfoy, dia terancam kehilangan posisinya sebagai seeker Quidditch Gryifindor. Umbidge terus menekan para siswa dengan segala dekritnya, Harry dan kawan-kawan membentuk kelompok Laskar Dumbledore untuk melawan Umbridge dan usaha mereka berhasil.
Voldemort yang berambisi membunuh Harry, terus menyiksa Harry lewat bekas lukanya. Hingga akhirnya ia mendapat kesimpulan bahwa dirinya dan Voldemort terhubung melalui pikiran. Harry melihat dalam pikirannya bahwa Arthur Waesley diserang ular raksasa. Dan hal itu ternyata menyelamatkan Mr. Weasley. Harry juga melihat Sirius disiksa oleh Voldemort. Voldemort menginginkan ramalan tentang dirinya dan Harry. Harry mengenal tempat di mana Sirius disiksa, yaitu kemeterian sihir. Harry dan para Laskar Dumbledore mendatangi kemeterian sihir. Ternyata Harry dijebak. Tidak ada Sirius yang disiksa melainkan para pelahap maut sudah menunggunya. Pertempuran pun terjadi antara Laskar Dumbledore melawan Death Eater. Orde Phoenix pun datang tak lama kemudian, termasuk Sirius Black. Namun sayang Sirius harus tewas dalam pertempuran ini. Ia dibunuh oleh pengikut Voldemort, Bellatrix Lestrange, dan Harry sangat terpukul akan kematian Ayah baptisnya.
Dumbledore menceritakan tentang ramalan itu diakhir cerita, bahwa Syibill Trelawney memberikan ramalan itu enam belas tahun yang lalu mengenai anak yang akan mengalahkan pangeran kegelapan. Voldemort yang mengetahui sebagian ramalan itu, berusaha mencari dan membunuh anak dengan ciri-ciri sesuai dengan ramalan itu, dan ana itu adalah Harry. Voldemort sangat menginginkan isi ramalan itu secara utuh.
Dalam buku ke-5 ini terdapat sesuatu yang baru dari cerita-cerita pada seri sebelumnya. Dalam seri ke-5 ini J.K. Rowling memberikan beban yang begitu menyulitkan Harry dengan berbagai hal dan situasi, sehingga tantangan yang dirasakan pembaca pun begitu banyak. Mengingat novel ini adalah novel paling tebal dengan 1200 halaman, tentunya isinya pun lebih kompleks. Namun meski tebal, pembaca akan tetap asik membacanya karena ceritanya begitu menarik dan mnghipnotis pembaca untuk tidak berhenti membaca. Kekurangannya masih sama dengan seri sebelumnya yaitu mengenai tokoh-tokoh dan istilah-istilah yang tidak akan dimengeri tanpa membaca buku sebelumnya.

0 komentar:

Post a Comment