Judul Buku: Harry Potter dan Piala Api
Diterjemahkan dari : Harry Potter And The Goblet
of Fire
Penulis : J.K. Rowling
Terbit Pertama : 2000
Penerjemah: Listiana Srisanti
Tebal : 896 halaman
Terbit
di Indonesia : Cetakan Keempat, Oktober
2001
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 979-655-854-8
Harry Potter and The Gobet of Fire merupakan buku keempat
dari seri Harry Potter yang juga merupakan tahun keempat bagi Harry sebagi
siswa Hogwarts. Ia sedang menikmati sisa liburan musim panasnya bersama
keluarga Weasley. Ini kedua kalinya Harry mengunjungi The Burrow. Kali ini ia
bertemu bertemu dengan Bill Weasley dan Charlie Weasley, kakak-kakak Ron yang
sudah lulus dari Hogwarts. Menghabiskan sisa masa liburan bersama keluarga
Weasley ditambah Hermione merupakan saat-saat yang menyenangkan bagi Harry dari
pada berdiam diri di Private Drive bersama orang-orang yang tak sayang padanya
dan selalu membuatnya tak nyaman.
Harry dan kawan-kawan berencana melakukan perjalanan untuk
menyaksikan piala dunia Quidditch. Mereka harus menggunakan portkey untuk pergi
ke lokasi Piala Dunia Quidditch. Di sana, mereka bertemu dengan Mr Diggory dan
putranya, Cedric Diggory, kapten dan seeker tim Quidditch dari asrama
Hufflepuff di Hogwarts. Piala dunia Quidditch sangat seru untuk dilewatkan.
Berbagai penyihir dari penjuru dunia hadir. Namun sayang, Death Eater datang
mengacaukan suasana saat piala dunia berakhir. Harry yang terpisah dari
teman-temannya akibat suasana yang kacau dan sempat pingsan. Tanda Kegelapan
muncul angkasa, tanda yang hanya bisa diciptakan oleh pengikut Pangeran
Kegelapan. Harry sempat dicurigai sebagi orang yang melepaskan tanda tersebut
ke langit malam saat kekacauan terjadi.
Waktunya kembali ke Hogwarts untuk memulai tahun ajaran baru.
Saat kembai ke Hogwarts, ternyata tahun ini Hogwarts mendapat kehormatan
menjadi tuan rumah Turnamen Triwizard. Pertandingan yang sudah tidak
diselenggarakan lebih dari seratus tahun akan dilangsungkan di Hogwarts tahun
ini. Setiap sekolah akan diwakili oleh satu orang, yang akan dipilih setelah
memasukkan nama mereka ke dalam Piala Api. Turnamen itu hanya diikuti oleh 3
sekolah sihir, yaitu Hogwarts (Dumbledore), Durmstrang (Karkaroff), dan Beauxbatons
(Maddam Maxime) yang masing-masing diwakili oleh Cedric Diggory, Victor Krum,
dan Fleur Delacour. Namun Piala Api mengeluarkan satu nama lagi dan tertulis
nama Harry Potter menjadi peserta keempat sehingga Hogwarts memiliki dua delegasi.
Harry dituduh memasukan namanya dan merekayasa Piala Api. Namun guru pertahanan
terhadap ilmu hitam Hogwarts tahun ini Mad-Eye Moody,
menepiskan anggapan mereka, dan mengatakan bahwa untuk merekayasa Piala Api
dibutuhkan sihir yang sangat kuat dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang
orang. Meski memuncukan perdebatan karena hal itu, Harry tetap harus mengikuti
tunamen itu hingga tuntas. Sempat terjadi masalah antara Ron yang cemburu
kepada Harry karena mengikuti Turnamen, namun pada akhirnya Ron percaya bahwa
Harry tidak memasukan namanya ke dalam Piala Api.
Tugas demi tugas dari turnamen itu berhasil dilewati Harry.
Sampailah ia pada tugas terakhir, yaitu menemukan piala Triwizard di dalam
labirin luas yang di dalamnya sudah disiapkan berbagai halang rintang untuk
mempersulit peserta. Krum, Fleur, Cedric, dan Harry mulai mamasuki labirin
tersebut. Krum terkena kutukan imperius yang membuatnya kehilangan kesadaran
dan menyerang siapapun termasuk Fleur, Cedric, dan Harry. Harry dan Cedric
berhasil menghindari kejaran Krum dan telah melihat Piala Triwizard. Harry dan
Cedric berlari menuju piala itu dan menyentuhnya secara bersamaan, lalu mereka
pun menghilang. Ternyata piala tersebut telah disihir oleh Voldemort enjdai
portkey yang menghubungkan dengan tempat di mana Voldemort berada. Di tempat
itu nasib malang menimpa Cedric. Ia dibunuh oleh Pettigrew sebelum sempat
menyadari di mana ia berada. Ternyata keterlibatan Harry dalam turnamen
merupakan rencana Voldemort untuk menggiring Harry ke tempat ia berada. Sebuah
ritual dilakukan dengan melibatkan darah Harry, ia menyaksikan Lord Voldemort
dibangkitkan. Sempat terjadi pertarungan singkat antara Harry dan Voldemort
sebelum ia akhirnya meloloskan diri kembali ke Hogwarts dengan membawa jasad
Cedric. Sekembalinya ia ke Hogwarts dengan piala dan jasad Cedric yang
dibawanya, Harry menceritakan semua kejadian yang ia alami terkait bangkitnya
Voldemort dan kematian Cedric. Pada akhirnya pun ia tahu bahwa Mad-Eye Moody
yang selama ini bersamanya adalah palsu, jelemaan dari Barty Crouch Jr, yang
ditugasi Voldemort untuk membawa Harry. Sebagian orang percaya pada cerita
Harry tentang bangkitnya Voldemort dan bagaimana Cedric tewas, namun sebagian
orang juga menuduhnya membunuh Cedric agar dirinya memenangkan kejuaraan
Turnamen Triwizard.
Buku keempat ini semakin menarik. Petualangannya semakin
menarik dan penuh tantangan sehingga tidak membuat bosan pembaca. Pembaca akan ketagihan
dan terus menerus membacanyasampai tuntas dan tak sabar untuk membaca seri
berikutnya. Sulit mencari kekurangan dalam novel J.K. Rowling ini dari segi
isi. Hal yang saya anggap sebagai kekurangan dari novel ini adalah tentang
piala apinya. Judul novel ini melibatkan piala api, namun dalam ceritanya piala
api tidak sering dibahas, melainkan lebih fokus pada Piala Triwizard.
Untuk perbedaan antara film dan apa yang ada di buku, sudah
menjadi hal yang biasa ditemukan dalam buku yang diangkat ke layar lebar. Dalam
buku ini sendiri terdapat beberapa adegan yang berbeda dengan yang ada dalam
film, salah satunya adalah saat Harry memenangkan Turnamen Triwizard. Di buku
dijelaskan bahwa Harry mendapat hadiah uang 1000 galeon dan memberikannya
kepada Fred dan George. Di film tidak disebutkan tentang Hadiah untuk pemenang
turnamen.
0 komentar:
Post a Comment