Friday, February 19, 2016

Book Review : Harry Potter And The Goblet Of Fire

Judul Buku: Harry Potter dan Piala Api
Diterjemahkan dari : Harry Potter And The Goblet of Fire
Penulis : J.K. Rowling
Terbit Pertama : 2000
Penerjemah: Listiana Srisanti
Tebal : 896 halaman
Terbit di Indonesia : Cetakan Keempat, Oktober 2001
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 979-655-854-8

Harry Potter and The Gobet of Fire merupakan buku keempat dari seri Harry Potter yang juga merupakan tahun keempat bagi Harry sebagi siswa Hogwarts. Ia sedang menikmati sisa liburan musim panasnya bersama keluarga Weasley. Ini kedua kalinya Harry mengunjungi The Burrow. Kali ini ia bertemu bertemu dengan Bill Weasley dan Charlie Weasley, kakak-kakak Ron yang sudah lulus dari Hogwarts. Menghabiskan sisa masa liburan bersama keluarga Weasley ditambah Hermione merupakan saat-saat yang menyenangkan bagi Harry dari pada berdiam diri di Private Drive bersama orang-orang yang tak sayang padanya dan selalu membuatnya tak nyaman.
Harry dan kawan-kawan berencana melakukan perjalanan untuk menyaksikan piala dunia Quidditch. Mereka harus menggunakan portkey untuk pergi ke lokasi Piala Dunia Quidditch. Di sana, mereka bertemu dengan Mr Diggory dan putranya, Cedric Diggory, kapten dan seeker tim Quidditch dari asrama Hufflepuff di Hogwarts. Piala dunia Quidditch sangat seru untuk dilewatkan. Berbagai penyihir dari penjuru dunia hadir. Namun sayang, Death Eater datang mengacaukan suasana saat piala dunia berakhir. Harry yang terpisah dari teman-temannya akibat suasana yang kacau dan sempat pingsan. Tanda Kegelapan muncul angkasa, tanda yang hanya bisa diciptakan oleh pengikut Pangeran Kegelapan. Harry sempat dicurigai sebagi orang yang melepaskan tanda tersebut ke langit malam saat kekacauan terjadi.
Waktunya kembali ke Hogwarts untuk memulai tahun ajaran baru. Saat kembai ke Hogwarts, ternyata tahun ini Hogwarts mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Turnamen Triwizard. Pertandingan yang sudah tidak diselenggarakan lebih dari seratus tahun akan dilangsungkan di Hogwarts tahun ini. Setiap sekolah akan diwakili oleh satu orang, yang akan dipilih setelah memasukkan nama mereka ke dalam Piala Api. Turnamen itu hanya diikuti oleh 3 sekolah sihir, yaitu Hogwarts (Dumbledore), Durmstrang (Karkaroff), dan Beauxbatons (Maddam Maxime) yang masing-masing diwakili oleh Cedric Diggory, Victor Krum, dan Fleur Delacour. Namun Piala Api mengeluarkan satu nama lagi dan tertulis nama Harry Potter menjadi peserta keempat sehingga Hogwarts memiliki dua delegasi. Harry dituduh memasukan namanya dan merekayasa Piala Api. Namun guru pertahanan terhadap ilmu hitam Hogwarts tahun ini Mad-Eye Moody, menepiskan anggapan mereka, dan mengatakan bahwa untuk merekayasa Piala Api dibutuhkan sihir yang sangat kuat dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang. Meski memuncukan perdebatan karena hal itu, Harry tetap harus mengikuti tunamen itu hingga tuntas. Sempat terjadi masalah antara Ron yang cemburu kepada Harry karena mengikuti Turnamen, namun pada akhirnya Ron percaya bahwa Harry tidak memasukan namanya ke dalam Piala Api.
Tugas demi tugas dari turnamen itu berhasil dilewati Harry. Sampailah ia pada tugas terakhir, yaitu menemukan piala Triwizard di dalam labirin luas yang di dalamnya sudah disiapkan berbagai halang rintang untuk mempersulit peserta. Krum, Fleur, Cedric, dan Harry mulai mamasuki labirin tersebut. Krum terkena kutukan imperius yang membuatnya kehilangan kesadaran dan menyerang siapapun termasuk Fleur, Cedric, dan Harry. Harry dan Cedric berhasil menghindari kejaran Krum dan telah melihat Piala Triwizard. Harry dan Cedric berlari menuju piala itu dan menyentuhnya secara bersamaan, lalu mereka pun menghilang. Ternyata piala tersebut telah disihir oleh Voldemort enjdai portkey yang menghubungkan dengan tempat di mana Voldemort berada. Di tempat itu nasib malang menimpa Cedric. Ia dibunuh oleh Pettigrew sebelum sempat menyadari di mana ia berada. Ternyata keterlibatan Harry dalam turnamen merupakan rencana Voldemort untuk menggiring Harry ke tempat ia berada. Sebuah ritual dilakukan dengan melibatkan darah Harry, ia menyaksikan Lord Voldemort dibangkitkan. Sempat terjadi pertarungan singkat antara Harry dan Voldemort sebelum ia akhirnya meloloskan diri kembali ke Hogwarts dengan membawa jasad Cedric. Sekembalinya ia ke Hogwarts dengan piala dan jasad Cedric yang dibawanya, Harry menceritakan semua kejadian yang ia alami terkait bangkitnya Voldemort dan kematian Cedric. Pada akhirnya pun ia tahu bahwa Mad-Eye Moody yang selama ini bersamanya adalah palsu, jelemaan dari Barty Crouch Jr, yang ditugasi Voldemort untuk membawa Harry. Sebagian orang percaya pada cerita Harry tentang bangkitnya Voldemort dan bagaimana Cedric tewas, namun sebagian orang juga menuduhnya membunuh Cedric agar dirinya memenangkan kejuaraan Turnamen Triwizard.
Buku keempat ini semakin menarik. Petualangannya semakin menarik dan penuh tantangan sehingga tidak membuat bosan pembaca. Pembaca akan ketagihan dan terus menerus membacanyasampai tuntas dan tak sabar untuk membaca seri berikutnya. Sulit mencari kekurangan dalam novel J.K. Rowling ini dari segi isi. Hal yang saya anggap sebagai kekurangan dari novel ini adalah tentang piala apinya. Judul novel ini melibatkan piala api, namun dalam ceritanya piala api tidak sering dibahas, melainkan lebih fokus pada Piala Triwizard.

Untuk perbedaan antara film dan apa yang ada di buku, sudah menjadi hal yang biasa ditemukan dalam buku yang diangkat ke layar lebar. Dalam buku ini sendiri terdapat beberapa adegan yang berbeda dengan yang ada dalam film, salah satunya adalah saat Harry memenangkan Turnamen Triwizard. Di buku dijelaskan bahwa Harry mendapat hadiah uang 1000 galeon dan memberikannya kepada Fred dan George. Di film tidak disebutkan tentang Hadiah untuk pemenang turnamen.

0 komentar:

Post a Comment