Friday, February 19, 2016

Book Review : Harry Potter And The Chamber Of Secret

Judul Buku: Harry Potter dan Kamar Rahasia
Diterjemahkan dari : Harry Potter And The Chamber of Secret
Penulis : J.K. Rowling
Terbit Pertama : 1998
Penerjemah: Listiana Srisanti
Tebal : 432 halaman
Terbit di Indonesia : Cetakan ke-22, Desember 2012
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-655-852-1

Buku kedua dari Harry Potter ini, masih lanjutan dari buku pertama yang diakhiri dengan kepulangan Harry dari Hogwarts untuk liburan musim panas. Kembali ke Private Drive. Kembali ke rumah Paman Dursley dan Bibi Petunia, juga Dudley. Saat berlangsung pesta makan malam yang diselenggarakan oleh paman dan bibinya, Harry dikunjungi oleh Dobby, makhluk aneh setengah manusia yang disebut peri-rumah. Dobby tiba-tiba melarang keras Harry agar tidak kembali lagi ke Hogwarts dengan alasan bahwa keselamatan Harry terancam dan dalam bahaya. Namun, saran Dobby tidak dihiraukan oleh Harry dan tetap memutuskan untuk kembali ke Hogwarts dengan menggunakan mobil terbang Weasley karena dia dan Ron tidak bisa membuka platform 9¾.
Dalam buku kedua ini, Harry bertemu dengan Gilderoy Lockhart, guru pertahanan ilmu hitam yang sebelumnya pernah bertemu di Diagon Alley saat Harry dan keluarga Weasley membeli perlengkapan sekolah sebelum berangkat ke Hogwarts. Namun ternyata semakin hari semakin terlihat bahwa Lokhart bukan guru yang kompeten.
Terlepas dari masalah Lokhart, Harry mengalami hal yang aneh terjadi di Hogwarts. Ada kejadian di mana beberpa siswa-siswi di Hogwarts menjadi batu termasuk Hermione. Dari kejadian pertama yang terjadi, terungkaplah bahwa keturunan dari Salazar Slytherin (salah satu pendiri Hogwarts) telah kembali dan membuka Kamar Rahasia. Hal itu diketahui dari pesan yang dilihat di dekat tempat kucing Mr. Flich digantung. Tulisan itu berisi “KAMAR RAHASIA TELAH DIBUKA”. Ruangan yang sangat tersembunyi yang letaknya tidak diketahui oleh siapa pun. Kecurigaan pun mengarah pada Harry yang ternyata seorang Parselmouth (seseoarang yang bisa berbicara dengan ular). Hal itu diketahui saat ia mampu berkomunikasi dengan ular di klub duel. Salazar Slytherine juga seorang Parselmouth. Itulah sebabnya lambang asrama Slytherine dilambangkan dengan ular.
Suatu ketika Harry menemukan buku harian di kamar mandi. Buku harian itu ternyata bukan buku biasa, tetapi buku itu dapat merespon apa yang Harry tulis. Setelah berkomunikasi dengan buku itu, diketahui bahwa buku itu milik seseorang bernama Tom Marvollo Riddle. Dari beberapa pencarian informasi dan mengumpulkan data-data mengenai Tom Riddle, Harry, Ron, dan Hermione, juga dibantu oleh hantu wanita penunggu toilet Myrtle Merana, letak Kamar Rahasia pun ditemukan.
Lockhart diminta oleh dewan guru Howarts untu memeriksa kamar rahasia itu. Harry dan Ron berhasil membongkar kedok Lokhart sebagai guru sihir gadungan. Lokhart hendak melarikan diri namun Harry dan ron berhasil mencegahnya dan membawanya ke dalam Kamar Rahasia. Kamar Rahasia itu berhasil dibuka oleh Harry menggunakan Parseltongue. Di dalam Kamar Rahasia, Lockhart mencuri tongkat Ron, dan mencoba menghapus ingatan keduanya tentang pengakuan Lokhart agar rahasianya tetap aman. Namun sialnya tongkat Ron yang rusak kecelakaan mobil pada awal tahun, membuat mantra sihinya kembali pada Lokhart dan ingatannya pun hilang. Harry dan Ron tidak ingin membuang waktu dengan mengurus Lokhart dan memilih untuk menolong Ginny terlebih dahulu.
Di dalam Kamar rahasia itu, Harry menemukan Ginny Weasley (adik Ron) dalam kondisi tak sadar dan sosok nyata Tom Riddle. Riddle menjelaskan bahwa ternyata Ginny telah berkomunikasi melalui buku hariannya. Nama “Tom Marvollo Riddle” ternyata sebuah anagram dari “I’m Lord Voldemort”. Ginny lah yang membuka Kamar Rahasia dengan pengaruh dari Riddle dan mengendalikan Basilisk, monster besar berbentuk ular raksasa dengan kemampuan dapat merubah makhluk yang melihat matanya berubah menjadi batu. Harry pun dengan susah payah bertarung melawan Basilisk dengan menggunakan pedang Godric Griffindors yang dibawa oleh Fawkes, seekor burung phoenix milik Dumbledore. Saat Harry menancapkan pedangnya ke arah Basilisk tangan Harry terkena taring Basilisk yang beracun, untungnya ia diselamatkan oleh air mata Fawkes. Harry kemudian menghancurkan buku harian Riddle dan meninggalkan Kamar Rahasia. Kali ini mereka berhasil lagi mencegah kembalinya Voldemort. Dengan hancurnya buku harian riddle dan basilisk, semua yang membatu menjadi normal kembali. Di akhir cerita Harry memerdekakan Dobby dari majikannya Lucius Malfoy, ayah dari Draco Malfoy dan Dobby menjadi peri yang bebas. Tahun ajaran berakhir dan Harry kembali ke Private Drive.
Novel fiksi dengan tema magis ini, menggiring pembaca untuk ikut memasuki dunia khayalan, diajak untuk membangkitkan daya imajinasi. Penyajian alur yang menarik, dimana disetiap tahapan novel akan membuat rasa penasaran pembaca untuk membaca kelanjutan ceritanya. Novel ini mampu dibaca oleh semua kalangan dari mulai anak-anak, remaja, dan dewasa karena J.K.Rowling menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami.

Kekurangan novel ini, bagi saya hanya terletak pada penokohan. Pembaca harus membaca buku pertama sebelum membaca buku kedua ini, karena pembaca akan kebingungan dengan beberapa tokoh dan beberapa tempat jika tidak membaca kisah pada buku sebelumnya.

0 komentar:

Post a Comment