Judul Buku: Si Pencuri Anak
Diterjemahkan dari : The Child Thief
Penulis : Brom
Terbit Pertama : 2009
Penerjemah: Tanti Lesmana
Tebal : 936 halaman
Terbit
di Indonesia : Cetakan pertama,
Oktober 2012
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-8944-2
Mengisahkan
seorang anak bernama Peter yang memiliki masa lalu yang menyedihkan. Dilahirkan
dari hubungan antara manusia dan roh penghuni hutan. Terusir, tak ada tempat
untuk dituju, dan sendirian. Peter diselamatkan oleh Lady Modron saat ia nyaris
tewas oleh Ginny Greenteeth. Peter pun menjadi abdi Avalon, negeri di mana Lady
Modron berada sekaligus tempat tinggal Peter yang pada saat itu sedang diambang
kehancuran.
Setelah
Avalon ditinggalkan oleh Avallach sebagai pimpinan pasukan melawan para pemakan
daging, posisinya digantikan oleh Yang Bertanduk, anak laki-lakinya. Sayang,
dia terbunuh. Seharusnya posisi yang bertanduk digantikan oleh puranya, Ulfger.
Namun ia menolak dan memimpin pertempuran. Dan malam menjadikan Lady Modron
yang sekarat sebagai tawanannya.
Avalon
sedang berada dalam kondisi sekarat. Penyebabnya kondisi sekarat Avalon adalah
ulah dari Para Pemakan Daging (Flesh Eaters), musuh besar penghuni Avalon,
kelompk manusia yang secara tidak sengaja terdampar di Avalon lalu melakukan
pembakaran hutan untuk menyingkirkan para penghuni Avalon. Lady Modron tidak
ingin penghuni Avalon punah, maka ia melepaskan kabut untuk melindungi penghuni
Avalon yang juga menyebabkan efek sihir tidak bertambahnya usia penghuni pulau
itu.
Judul
Si Pencuri Anak ini ditujukan kepada tokoh utama dari buku ini, Peter. Peter
membentuk kelompok untuk melawan para pemakan daging dengan mencuri anak-anak
seusianya dari dunia manusia dan di bawa ke Avalon. Ia pun memiliki wilayah
sendiri yang di Hutan Iblis, tempat di mana ia membangun klan Iblis, melatih
anak-anak yang ia bawa dari dunia manusia dan membentuk benteng perlindungan.
Dengan klan Iblis yang dibuntuknya, ia berharap dapat mengusir para Pemakan
Daging dan menyelamatkan Avalon meski itu tidaklah mudah.
Novel
setebal 936 halaman ini ditulis dengan cerdas oleh Brom. Ia terinspirasi dari
kisah Peterpan dengan Neverland-nya. Penulis juga menggambarkan Avalon begitu
jelas disertai sejarahnya yang mengesankan pembaca. Namun Brom dalam novel ini
menggambarkan sisi gelap dari Peterpan. Brom menuturkan alur cerita yang
menarik serta begtu detail konflik juga penyelesaiannya dalam novel ini.
Pembaca terbawa masuk ke dalam negeri yang kelam, Avalon dengan petualangan
yang berdarah-darah, makhluk yang buas dan tak memiliki belas kasihan, dan
peperangan yang berujung kematian. Menarik dan wajib menjadi koleksi bacaan
bagi pembaca yang menyukai novel dark fantasy apalagi yang ingin
mengetahui sisi kelam dari kisah Peterpan.
Kekuragan
dari novel ini, mungkin karena tebal sehingga butuh waktu yang lama
menyelesaikannya. Tokoh yang tidak sedikit juga membuat pembaca harus mengingat
kembali kemunculan tokoh tersebut di bab-bab sebelumnya. Alur maju mundur di
beberapa ratus halaman pertama menjadikan beberapa bagian cerita yang agak
membosankan, tapi tidak mungkin dilewatkan. Novel ini juga tidak dapat dibaca
oleh sembarang orang. Bagi orang dewasa mungkin tidak masalah tapi bagi
anak-anak sangat tidak dianjurkan untuk membaca novel ini karena meski tidak
ada adegan vulgar, tapi didalamnya penuh unsur kekerasan dan kekejaman yang
tidak baik untuk disimak oleh anak-anak.
0 komentar:
Post a Comment