Wisata ke Pangalengan memang
kurang lengkap jika tidak berkunjung ke perkebunan the Malabar. Udara dingin dan sejuk menjadi ciri khas Pangalengan. Pemandangan
yang menggiurkan, begitu indah dan memiliki magnet untuk menarik kita berfoto
ria di sana. Hamparan kebun teh yang luas bagaikan permadani hijau yang dipasang
di tanah yang luasnya berhektare-hektare.
Kebun teh Malabar
terletak di ketinggian 1530m DPL, dengan koordinat 7 derajat 13' LS dan 107
derajat 34' BT. Dengan mobil kecil
sebetulnya bisa menjelajah area kebun teh ini sampai ke puncaknya yaitu di
bukit Nini. Disana akan ditemui semacam saung atau lebih tepat disebut gardu
pandang, dan sebuah tower seluler . Cuaca di pagi hari
umumnya cerah, tapi siang hingga sore sering turun kabut. Menurut penduduk
disana, di malam hari saat langit cerah di bukit Nini kerap dipakai untuk
foto-foto bintang.
Rumah Bosscha |
Yang unik dari kebun
teh Malabar adalah adanya wisma Bosscha, yaitu rumah bersejarah tempat tinggal
Bosscha (pembuat teropong bintang di Lembang) yang kini dikembangkan jadi
semacam penginapan. Di rumah inilah dahulu Bosscha tinggal cukup lama,
mengembangkan kebun teh disekitarnya yang membuat masyarakat setempat
menghormati jasa beliau. Beberapa sumbangsihnya bagi masyarakat pribumi adalah,
kebun teh Malabar, Societeit Concordia atau yang kita kenal sekarang dengan
sebutan Gedung Merdeka, Observatorium Bosscha, dan Technische Hoogeschool yang
kini dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung. Bangunan bergaya Belanda
ini masih dipertahankan sampai sekarang, termasuk isi perabotan di dalamnya. Di
dekat wisma ini juga ada tempat peristirahatan terakhirnya yang dikenal dengan
makam Bosscha.
Area Makam Bosscha |
Makam Bosscha |
Narsis di Makam Bosscha |
Gerbang Perkebunan Malabar |
Untuk sampai ke lokasi
ini, saya yang berasal dari Cileunyi, dan menggunakan kendaraan roda dua
pribadi, menggunakan rute Cileunyi – Buah Batu – Baleendah – Banajaran –
Pangalengan. Setelah sampai di Pangalengan, untuk menuju perkebunan Malabar,
sesampainya di pertigan terminal Pangalengan, ambil jalan yang ke kiri. Setelah melewati pasar Pangalengan dan Secata (sekolah calon tentara), maka kita akan ketemu dengan gapura Malabar. Rutenya
tidak sulit hanya tinggal ikuti terus jalan untuk sampai di perkebunan. Sesampainya di gerbang, didepannya sudah ada petunjuk
arahnya kekiri/kanan, kalau kiri kearah pemandian air panas Cibolang dan pabrik
teh, sedangkan kanan kearah Wisma Malabar, Karl Boscha House dan makamnya
Boscha. Pangalengan memng tempat wisata bagi orang yang tidak suka keramaian,
karena perkebunan the Malabar merupakan tempat yang daai, sepi dan jauh dari
keramaian.
Bagi wisatawan yang ingin bermalam di Malabar, bisa menginap di villa Malabar yang berlokasi tidak jauh dari rumah Bosscha. bermalam di Villa Malabar memiliki keunikan tersendiri, selain disuguhkan dengan pemandangan perkebunan yang begitu indah, juga berlokasi di area yang syarat nilai sejarah Bosscha.
Harga di penginapan Villa Bosscha ini tentunya beragam. Villa kayu berkisar Rp 750.000/malam saat weekdays dan Rp 1.000.000/malam saat weekend (termasuk makan pagi untuk 2 orang). Jika ingin penginapan yang lebih murah terdapat guest house (bukan kayu) yang berkisar antara Rp 300.000/malam saat weekdays dan Rp 450.000/malam saat weekend (termasuk makan pagi untuk 2 orang). (Harga sewaktu-waktu dapat berubah).
Sumber :
http://travel.detik.com/read/2013/07/14/115000/2301512/1025/perkebunan-teh-malabar-bagai-permadani-hijau-raksasa/
Sumber :
http://travel.detik.com/read/2013/07/14/115000/2301512/1025/perkebunan-teh-malabar-bagai-permadani-hijau-raksasa/
0 komentar:
Post a Comment