Saturday, January 17, 2015

TAPAK TILAS K.A.R. BOSSCHA DI MALABAR PANGALENGAN

Wisata ke Pangalengan memang kurang lengkap jika tidak berkunjung ke perkebunan the Malabar. Udara dingin dan sejuk menjadi ciri khas Pangalengan. Pemandangan yang menggiurkan, begitu indah dan memiliki magnet untuk menarik kita berfoto ria di sana. Hamparan kebun teh yang luas bagaikan permadani hijau yang dipasang di tanah yang luasnya berhektare-hektare.


Kebun teh Malabar terletak di ketinggian 1530m DPL, dengan koordinat 7 derajat 13' LS dan 107 derajat 34' BT. Dengan mobil kecil sebetulnya bisa menjelajah area kebun teh ini sampai ke puncaknya yaitu di bukit Nini. Disana akan ditemui semacam saung atau lebih tepat disebut gardu pandang, dan sebuah tower seluler . Cuaca di pagi hari umumnya cerah, tapi siang hingga sore sering turun kabut. Menurut penduduk disana, di malam hari saat langit cerah di bukit Nini kerap dipakai untuk foto-foto bintang.

Rumah Bosscha
Yang unik dari kebun teh Malabar adalah adanya wisma Bosscha, yaitu rumah bersejarah tempat tinggal Bosscha (pembuat teropong bintang di Lembang) yang kini dikembangkan jadi semacam penginapan. Di rumah inilah dahulu Bosscha tinggal cukup lama, mengembangkan kebun teh disekitarnya yang membuat masyarakat setempat menghormati jasa beliau. Beberapa sumbangsihnya bagi masyarakat pribumi adalah, kebun teh Malabar, Societeit Concordia atau yang kita kenal sekarang dengan sebutan Gedung Merdeka, Observatorium Bosscha, dan Technische Hoogeschool yang kini dikenal dengan nama Institut Teknologi Bandung. Bangunan bergaya Belanda ini masih dipertahankan sampai sekarang, termasuk isi perabotan di dalamnya. Di dekat wisma ini juga ada tempat peristirahatan terakhirnya yang dikenal dengan makam Bosscha.


Area Makam Bosscha

Makam Bosscha

Narsis di Makam Bosscha
Gerbang Perkebunan Malabar
Untuk sampai ke lokasi ini, saya yang berasal dari Cileunyi, dan menggunakan kendaraan roda dua pribadi, menggunakan rute Cileunyi – Buah Batu – Baleendah – Banajaran – Pangalengan. Setelah sampai di Pangalengan, untuk menuju perkebunan Malabar, sesampainya di pertigan terminal Pangalengan, ambil jalan yang ke kiri. Setelah melewati pasar Pangalengan dan Secata (sekolah calon tentara), maka kita akan ketemu dengan gapura Malabar. Rutenya tidak sulit hanya tinggal ikuti terus jalan untuk sampai di perkebunan. Sesampainya di gerbang, didepannya sudah ada petunjuk arahnya kekiri/kanan, kalau kiri kearah pemandian air panas Cibolang dan pabrik teh, sedangkan kanan kearah Wisma Malabar, Karl Boscha House dan makamnya Boscha. Pangalengan memng tempat wisata bagi orang yang tidak suka keramaian, karena perkebunan the Malabar merupakan tempat yang daai, sepi dan jauh dari keramaian. 

Bagi wisatawan yang ingin bermalam di Malabar, bisa menginap di villa Malabar yang berlokasi tidak jauh dari rumah Bosscha. bermalam di Villa Malabar memiliki keunikan tersendiri, selain disuguhkan dengan pemandangan perkebunan yang begitu indah, juga berlokasi di area yang syarat nilai sejarah Bosscha.

Harga di penginapan Villa Bosscha ini tentunya beragam. Villa kayu berkisar Rp 750.000/malam saat weekdays dan Rp 1.000.000/malam saat weekend (termasuk makan pagi untuk 2 orang). Jika ingin penginapan yang lebih murah terdapat guest house (bukan kayu) yang berkisar antara Rp 300.000/malam saat weekdays dan Rp 450.000/malam saat weekend (termasuk makan pagi untuk 2 orang). (Harga sewaktu-waktu dapat berubah).

Sumber : 
http://travel.detik.com/read/2013/07/14/115000/2301512/1025/perkebunan-teh-malabar-bagai-permadani-hijau-raksasa/

0 komentar:

Post a Comment