Monday, August 7, 2017

Berbuat Kerusakan

Bumi yang kita tempati semakin dimakan usia. Keadaan sekarang tentu telah jauh berbeda dengan keadaan dahulu. Beberapa perubahan telah terjadi. Dari yang tak berpenghuni, menjadi penuh sesak dengan manusia. Alam yang hijau telah banyak berubah. Bencana lebih sering terjadi. Hal itu disebabkan semata-mata karena ulah tangan-tangan para penghuninya yang tidak sadar akan pentingnya menjaga dan merawat tempat tinggalnya.
Namun, tidaklah yang disebut berbuat kerusakan itu hanya ketika manusia tidak merawat bumi saja. Melainkan disebut pula manusia yang berbuat kerusakan ketika manusia bermaksiat kepada Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt :
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. QS. Ar Rum: 41

Ibnu kastir dalam tafsirnya menafsirkan ayat ini sebagai berikut :
Dan pengertian firman Allah Ta’ala, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia”, yaitu karena sesungguhnya kekurangan pada tanaman (tumbuh-tumbuhan) dan buah-buahan disebabkan kemaksiat-kemaksiatan. Dan Abul Aliyah berkata, “Barang siapa yang maksiat kepada Allah di muka bumi, maka sungguh ia telah berbuat kerusakan di muka bumi, karena sesungguhnya kedamaian dunia dan langit dengan sebab keta’atan manusia”. Tafsir Ibnu Katsir III: 436
Telah berbeda pendapat di kalangan para ulama tentang pengertian kerusakan, darat dan laut:
1-          Imam Al Qatadah dan As Sudi berpendapat Al Fasaad (kerusakan) itu ialah  kemusyrikan dan ia itu kerusakan yang terbesar.
2-           Ibnu Abbas, ‘Ikrimah dan Mujahid berpendapat, ‘kerusakan di darat,  ‘Pembunuhan anak Adam terhadap saudaranya (yaitu) Qabil membunuh Habil, dan di laut yaitu hak milik yang seseorang mengambil setiap perahu secara paksa.
3-          Ada yang berpendapat kerusakan itu ialah kemarau dan sedikitnya tumbuh-tumbuhan dan hilangnya barokah dan semisal dengannya.
4-          Ibnu Abbas berpendapat, ia mengatakan yaitu dengan berkurangnya barokah disebabkan perbuatan-perbuatan hamba (manusia) supaya mereka bertaubat.
5-          Ada yang berpendapat kerusakan itu ialah kemaksiatan, menghadang jalan (merampok) dan kedzaliman, maksudnya jadilah perbuatan-perbuatan ini sebagai penghalang tumbuh-tumbuhan, kemakmuran dan perniagaan. Tafsir Al Qurthubi XIV: 41

Telah banyak peringatan yang Allah datangkan bagi umat manusia agar berhenti berbuat kerusakan. Padahal jika manusia berbuat baik dan menjaga bumi Allah ini, niscaya Allah akan mendatangkan lebih banyak lagi rahmat kepada hamba-hamba-Nya. Namun sebaliknya, jjika manusia semakin menjadi berbuat kerusakan di muka bumi, maka akan ada saatnya pula Allah memberi peringatan dengan sesuatu yang luar biasa. Sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ. سورة الأعراف:96
Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. QS. Al ‘Araaf: 96

0 komentar:

Post a Comment