Wednesday, December 28, 2016

MENGAPA HARUS JADI PEMAAF?

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang tak pernah luput khilaf dan dosa. Setiap manusia pasti pernah malakukan kesalahan, setiap manusia pernah melakukan dosa yang tentuya memerlukan maaf dan ampunan. Ketika manusia berbuat dosa, maka manusia tentu memerlukan ampunan dari Allah swt. Ketika manusia berbuat salah pada sesama manusia, maka ia memelukan maaf untuk membersihkan kesalahannya. Dalam surat Al-Imran ayat 133-134 Allah berfirman:

 “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,.” (Q.S. Ali-Imran : 133)

Maksud dari surga yang luasnya seluas langit dan bumi, adalah tentang nikmat surga yang tak terhingga, tak berujung, tak bertepi. Nikmat surga itu tak akan bisa dibayangkan dengan akal kita, tak bisa diungkapkan oleh lisan kita, dan tak bisa diumpamakan atau dibandingkan dengan hal apapun.

 “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali-Imran : 134)

Maaf itu kata yang mudah diucapkan, namun sulit untuk mengaplikasikan. Selalu ada godaan syeitan. Maka dari itu maaf itu menjadi ciri dari orang yang bertaqwa. Allah swt memerintahkan kita untuk menjadi hamba yang pemaaf, sebagaimana firman-Nya dalam ayat berikut:

 “Jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Al-A’raf:199)

Bodoh dalam bahasa kita, kaitannya dengan kemampuan berfikir. Padahal dalam qur’an bodoh itu bukan saja dalam hal intelektual. Kalau kita marahin orang didepan orang banyak padahal memiliki otak yg cerdas, maka dia itu orang yang bodoh. Jadi orang bodoh itu adalah orang yang berprilaku buruk, tanpa ada kaitannya dengan kondisi intelektualnya, melinkan lebih condong kepada perilaku.

 “Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan Maka berlindunglah kepada Allah[590]. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Q.S. Al-A’raf : 200)

Maksud dari godaan syeitan pada ayat ini adalah godaan yang ditujukan kepada orang-orang yang hendak memaafkan kesalahan orang lain. Ketika seseorang hendak memaafkan kesalahan orang lain, maka syeitan datang untuk menghasud pikiran orang tersebut untuk membuat ragu terhadap keputusannya untuk memaafkan. Maka dari itu ketika godaan itu datang, segeralah berlindung kepada Allah swt, karena dengan berlindung kepada Allah, maka kita akan sadar pula dan melihat kesalahan-kesalahan kita, sebagaimana firman Allah pada ayat selanjutnya :

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Q.S. Al-A’raf : 201)

Contoh anak tidak sopan pada orang tua. Boleh jadi saya kurang dalam didikan, boleh jadi saya kurang dalam memberikan doa, boleh jadi saya kurang dalam memberikan bimbingan.

Memang dalam syariat Islam diperbolehkan untuk menuntut balas terhadap kejahatan yang ditimpakan kepada kita dengan balasan yang serupa. Namun memaafkan merupakan sikap yang jauh lebih baik dan lebih mulia daripada membalas kejahatannya meski dengan balasan yang serupa.

 “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang lalim.” (QS: asy-Syura [42]:40)

Kenapa mesti memiliki jiwa pemaaf karena manusia tidak steril dari salah, karena manusia itu memiliki potensi buruk, dorongan buruk untuk beribadah.


Mudah-mudahan kita selalu menjadi hamba yang senantiasa mengevaluasi diri kita atas kehilafan dan kesalahan kita, juga selalu memohon kepada Allah agar kita menjadi hamba yang selalu dimudahkan untuk memaafkan kesalahan-keslahan orang lain. Amin.

1 comment: