Thursday, May 5, 2016

Book Review : Jonas Jonasson - The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared

Judul Buku: The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared
Diterjemahkan dari : The 100-Year-Old Man Who Climbed Out of the Window and Disappeared
Penulis : Jonas Jonasson
Terbit Pertama : 2013
Penerjemah: Marcalais Frasisca
Tebal : 508 hlm
Terbit di Indonesia : Cetakan ke-7, September 2015
Penerbit : Bentang
ISBN : 978-602-291-018-3

Kisah tentang seorang Allan Karlson, seorang pria tua penggila Vodka yang kabur dari tempat tinggalnya di rumah lansia pada hari ulang tahunnya yang ke 100. Ulang tahun Allan yang ke 100 dirayakan dengan spesial, dan turut dihadiri oleh Walikota disertai pers yang akan meliput momen tersebut. Sayangnya hanya yang berulang tahunlah yang tidak berkenan hadir pada pesta itu. Allan kabur melalui jendela dan memutuskan untuk pergi ke stasiun bus untuk menjauhi kota dengan menaiki bus sesuai dengan bekal uang yang dibawanya.
Di Terminal Bus Malmkoping, Allan bertemu seorang pemuda dengan sebuah koper besar, dan berjaket denim yang bertuliskan Never Again di bagian punggungnya. Pemuda itu meminta bantuan Allan untuk menjaga kopernya karena dia ingin ke toilet. Tak lama setelah sang pemuda ke toilet, bus Allan pun datang. Dengan nekat, Allan membawa koper besar itu kedalam bus menuju Strangnas. Pikir Allan, koper itu berisi pakaian yang bisa ia pakai di hari-hari pelariannya, tapi ternyata koper itu berisi uang senilai 50 juta Krona.
Allan yang nekat pergi dengan koper itu, tak menyangka ternyata koper itu membawa malapetaka. Allan dicari oleh gangster Never Again untuk mengambil kembali kopernya. Dari mana kelompok itu mendapat uang sebanyak itu? Namun satu persatu kelompok kriminal tersebut mampu Allan atasi dengan kisah yang amat konyol. Allan sempat menjadi tranding topik sebagai pria tua yang dikabari diculik hingga kasus berubah menjadi pria tua sebagai buronan polisi.
Novel yang menarik. Mengisahkan tokoh utama dengan karakter polos dengan selera humor yang tinggi. Dia mampu merubah suasana introgasi yang tegang menjadi sebuah suasana yang penuh lawakan. Bahasa yang mudah diikuti dan dimengerti.
Novel ini diceritakan dengan alur maju-mundur. Alur maju menceritakan petualangan Allan pasca melarikan diri dari Rumah Lansia sedangkan alur mundur mengisahkan asal-usul Allan, kehidupan Allan semasa kecil, dan bagaimana Allan yang tumbuh dengan memulai pekerjaannya di pabrik pembuat bahan peledak. Siapa sangka semasa hidupnya, Allan yang mahir merakit alat peledak Allan bisa menjelajah dunia memiliki relasi yang baik dengan orang-orang terkenal di dunia. Hal yang membuat saya terkejut adalah dari beberapa negara yang dikunjungi Allan, Indonesia salah satunya dan mengisahkan hidupnya beberapa tahun di Indonesia meski citra Indonesia tidak begitu baik di mata orang luar.
Kekurangan dari novel ini, terlalu detail saat menceritakan alur mundur sehingga terkesan mengesampingkan alur maju pasca Allan kabur dari rumah lansia. Mungkin akan lebih menarik jika penulis memberi bagian lebih banyak pada alur majunya. Dengan karakter dan latar tempat yang begitu banyak terdapat di alur maju dan alur mundur membuat pembaca mesti mengingat-ingat kembali karakter, kejadian, dan lokasi yang dibicarakan.

0 komentar:

Post a Comment