Thursday, April 2, 2015

KENSINGTON PALACE LONDON : Istana Megah dengan Kisah yang Memilukan


Kensington Palace
Istana Kensington merupakan sebuah kediaman kerajaan di Kensington Gardens di borough kerajaan Kensington dan Chelsea, London, Inggris. Bangunan ini telah berfungsi sebagai kediaman bagi Keluarga Kerajaan Britania Raya sejak abad ke-17, dan kini menjadi kediaman resmi bagi Pangeran William, Adipati Cambridge dan istrinya; Pangeran Harry; Pangeran Richard, Adipati Gloucester dan istrinya; Pangeran Edward, Adipati Kent dan istrinya; serta Pangeran Michael dari Kent dan istrinya. Istana tersebut mengalami beberapa perkembangan dari fisik bangunan hingga hiasan taman yang menghiasi istana tersebut.

Perkembangan Istana
Era William III dan Mary II
Istana Kensington awalnya merupakan sebuah rumah besar sederhana bergaya Jacobean dengan dua lantai, yang dibangun Sir George Coppin pada tahun 1605 di Desa Kensington. Rumah ini dibeli pada tahun 1605 oleh Heneage Finch, Earl of Nottingham yang pertama, sehingga kemudian dikenal sebagai Nottingham House. Tak lama setelah William III dan Mary II bertakhta pada tahun 1689, mereka mulai mencari sebuah kediaman yang memiliki lokasi yang lebih baik untuk William yang menderita asma, karena Istana Whitehall terlalu dekat dengan Sungai Thames dengan kabut dan banjirnya.

Interior Kensington Palace
 Pada musim panas tahun 1689, William dan Mary membeli Nottingham House dari Daniel Finch, Earl of Nottingham yang kedua senilai £200.000. Mereka kemudian memerintahkan Sir Christopher Wren untuk memulai perluasan kediaman itu dengan segera. Istana didesain dengan dikelilingi kebun-kebun yang terpisah dan kebun kenegaraan yang formal, dilengkapi dengan jalan setapak dan petak bunga, seturut gaya Belanda. Istana ini dihuni tak lama sebelum Natal 1689. Sampai 70 tahun kemudian, Istana Kensington menjadi kediaman favorit penguasa monarki Britania.

Era Anne
Setelah kematian William III, istana ini menjadi kediaman Ratu Anne. Ia meminta Christopher Wren untuk menyelesaikan perluasan yang telah dimulai di masa William dan Mary, yang menghasilkan Apartemen Ratu dengan Pintu Masuk Ratu, serta sebuah tangga yang didesain secara sederhana dengan anak tangga yang dangkal sehingga Ratu dapat turun tangga dengan anggun. Ini dimanfaatkan Ratu sebagai akses antara apartemen dan kebun. Kontribusi Ratu Anne yang paling terkenal adalah kebun istana. Ia meminta pembangunan Orangery pada tahun 1704, hasil desain Hawksmoor dan dimodifikasi John Vanbrugh. Kualitas dekorasi interior, termasuk detail ukiran karya Grnling Gibbons, mencerminkan niat penggunaannya, yang tidak hanya sebagai rumah kaca, tetapi juga sebagai tempat hiburan. Terdapat pula sebuah parterre besar bergaya barok seluas 121.000 m2 karya Henry Wise, tukang kebun kerajaan, dengan pohon-pohon yang dijepit pada kerucut.

Era George I dan II
George I menghabiskan banyak dana pada apartemen-apartemen kerajaan baru, menciptakan tiga ruangan baru yang dikenal sebagai Privy Chamber, Cupola Room, dan Withdrawing Room. Pada tahun 1722, ia menyewa William Kent – yang relatif tak dikenal – untuk mendekorasi ruangan-ruangan kenegaraan. Cupola Room merupakan karya pertama Kent bagi Raja. Atap oktagonal berlangit-langit kubah dicat emas dan biru, serta pada sisi-sisi ujungnya terdapat panel mendatar dengan bintang Order of the Garter sebagai hiasannya. Dinding dan bagian-bagian yang terbuat dari kayu dicat cokelat dan emas agar kontras dengan pilaster (pilar segi empat) marmer putih. Karya terakhir Kent di istana ini adalah Tangga Besar Raja (King's Grand Staircase). George I merasa puas atas hasil karya ini. Raja George I turut memperluas istana dengan tambahan apartemen di sisi barat laut untuk selirnya, Melusine von der Schulenberg, Duchess of Kendal.


Penguasa monarki terakhir Britania yang menghuni Istana Kensington adalah George II, yang tidak melakukan perubahan besar apapun pada istana selama masa pemerintahannya. Karyanya yang masih bertahan adalah Danau Serpentine (The Serpentine), sebuah kolam bernama Round Pond, dan Broad Walk. Sumber


Peristiwa Tragis di Kensington
Kini, istana yang akan menjadi tempat tinggal Kate dan William, Duke dan Duchess of Cambridge, juga dikenal sebagai lokasi fasad yang sangat besar itu sebagai tempat ribuan bunga dan ucapan selamat tinggal bagi mendiang Putri Diana yang meninggal tragis di tahun 1997.

Kensington telah menjadi istana  yang menyaksikan beragam skandal dan tragedi selama hampir 300 tahun berdiri. Di tahun 1690, William III dan Ratu Mary merenovasi ulang tempat tinggal barunya itu untuk "membersihkan" udara di istana tersebut. Di usia 32 tahun, begitu pindah ke istana tersebut, Ratu Mary terkena penyakit cacar. Dalam seminggu, ia tutup usia.

Pada tahun 1702, William jatuh dari kuda di Hampton Court dan dibawa ke Istana Kensington, di mana ia wafat tak lama kemudian akibat pneumonia. SetelahWilliam III meninggal di istana tersebut, kemudian ia kedudukannya digantikan oleh iparnya, Ratu Anne, yang menikahi George dari Denmark. Selama pernikahannya dengan George, ia mengandung 17 kali untuk mencari keturunan dan pengganti kepemimpinan kerajaan. Namun, semua 17 anak yang ia lahirkan tidak pernah mencapai usia dewasa. Mereka meninggal karena berbagai sebab. Anak yang paling lama hidup adalah Pangeran William, yang mencapai usia 11 tahun, tetapi meninggal karena penyakit misterius.

Ibunya, Ratu Anne yang sakit hati pun akhirnya meninggal pada usia 49 tahun. Anne yang tak bisa memberikan keturunan tersebut sama dengan akhir dari dinasti Stuart. Meski ia sudah memiliki sekitar 50 saudara dekat, semua ditolak karena beragama Katolik Roma. Akhirnya kedudukan kerajaan diberikan kepada George I, dari Hanover, pada tahun 1714, saudara Anne terdekat yang beragama Protestan. Suami Ratu Anne, Pangeran George dari Denmark, telah wafat lebih dulu di istana ini pada bulan Oktober 1708.

Kini, di pinggiran tangga Istana Kensington, terdapat lukisan dan foto-foto para supir, pembantu, bahkan bayi, yang diminta ditaruh di sana oleh Raja George I untuk meluruhkan kutukan, dan untuk membuat istana tersebut terasa lebih nyaman.

Keluarga George I juga tak jauh dari bencana. Ketika ia pindah ke London, ia meninggalkan istrinya yang tak setia, Sophia, dikunci di dalam sebuah istana di Jerman, bahkan ada yang mengatakan, Sophia dipenggal. Menantu George I, Caroline, yang dikenal sebagai puteri yang paling cerdas, ceria, dan sedikit berisi itu meninggal akibat hernia. Ia meninggal perlahan dan tersiksa. Puteri berikut yang tinggal di Kensington adalah Charlotte, anak dari George III. Namun, sang ayah sangat benci ibu Charlotte, Caroline dari Brunswick, dan diklaim hanya bercinta dengan George III sebanyak 3 kali sebelum diusir ke Kensington. George III sangat mencintai puterinya, yang akhirnya meninggal di usia 21 tahun, akibat berusaha melahirkan selama 48 jam. Ia meninggal bersama bayinya.

Dicarilah kemudian, anak yang bisa menjadi pengganti pemimpin kerajaan dari 15 anak George III. Hadirlah Victoria, yang lahir di tahun 1819. Ia juga tinggal di Kensington. Namun, karena sistem Kensington, yang membuatnya seakan terkungkung, dan membuatnya sangat tergantung kepada ibunya, dan kekasih ibunya, Sir John Conroy. Ketika Victoria menjadi ratu, ia segera pindah ke istana Buckingham. Dua tahun kemudian, ia menikahi Pangeran Albert, yang ia pernah temui saat masih tinggal di Kensington. Namun, Pangeran Albert meninggal tak lama setelah mereka menikah.


Puteri Margaret kemudian menempati Kensington, dan menghabiskan begitu banyak uang untuk merenovasi Kensington sebelum akhirnya tinggal di sana pada tahun 1960. Sayang, pernikahan Margaret kemudian runtuh di tahun 70-an. Margaret tetap tinggal di Kensington hingga meninggal di tahun 2002, tanpa banyak teman. Di istana ini, pada masa hidup Puteri Margaret, ia bertetangga dengan Puteri Diana. Dikabarkan, Puteri Margaret pernah melihat Puteri Diana membawa selingkuhannya melewati apartemennya. Sumber

0 komentar:

Post a Comment