Friday, February 13, 2015

TAMAN LOJI JATINANGOR (Sejarah Sebuah Menara)

Taman Loji Jatinangor
Di Sumedang tempo dulu, Jatinangor merupakan daerah perkebunan, tepatnya daerah perkebunan karet, pemilik perkebunan karet di Jatinangor adalah W.A Baron Baud seorang berkebangsaan Jerman. Jika anda memasuki kawasani kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, anda yang menggunakan kendaraan pribadi dan hendak melewati jalan menanjak yang berawal dari pangkalan bis DAMRI hingga pintu masuk Unpad sebelah Utara, anda akan melewati Institut Teknologi Bandung (dulu Universitas Winaya Mukti (Unwim)), pintu masuk lapangan golf Bandung Giri Gahana, serta jalan menuju Bumi Perkemahan Kiara Payung. Umumnya, mereka melewati jalan itu tanpa memperhatikan sisi jalan. Tanpa disadari, ternyata di kawasan itu terdapat sebuah situs bersejarah.

Ketika anda sampai di sekitar ITB Jatinangor, di sisi kiri jalan, tepatnya dalam kawasan milik ITB, terdapat sebuah susunan huruf-huruf yang bertulisan "TAMAN LOJI". Mengapa dinamai Taman Loji? karena di dalamnya terdapat sebuah menara berwarna putih bergaya neo gothic. Kebanyakan orang yang melewati tidak mengetahui apa pun mengenai menara ini, bahkan menyadari keberadaannya pun tidak. Masyarakat sekitar menamai bangunan putih itu, Menara Loji.

Menara Loji Jatinangor
Menara Loji ini dibangun pada sekitar tahun 1800-an yang berfungsi sebagai penanda dan berbunyi pada waktu-waktu tertentu setiap harinya, yaitu pada pukul 05.00 sebagai penanda untuk mulai menyadap karet, pukul 10.00 sebagai penanda untuk mengumpulkan mangkok-mangkok getah karet, dan terakhir berbunyi pada jam 14.00 sebagai penanda berakhirnya kegiatan produksi karet. Sayang, menara yang dulunya berfungsi sebagai penanda kegiatan yang berlangsung di perkebunan tersebut sekarang telah dikelilingi rumput liar, seakan-akan telah terlupakan.

Pada sekitar tahun 1980-an lonceng Menara Loji dicuri dan hingga kini kasusnya tidak jelas, baik mengenai pencurinya, motifnya dan lain-lain. Sangat disayangkan pemerintah setempat jika tidak lagi menindak lanjuti kass pencurian lonceng yang berniai sejarah tersebut.

Sebelum dikelola menjadi sebuah taman, menra loji dikelilingi oleh tumbuhan liar dengan dinding menara penuh coretan. tidak terurus sama sekali. tapi setelah dikelola menjadi sebuah taman, tempat ini menjadi tempat yang nyaman untuk dikunjungi dan bersantai-santai bagi para pengunjung yang datang atau tidak sengaja lewat ke kawasan ini.

Seperti halnya Jembatan Cincin, jika dilihat dari dari sisi sejarah, tentunya keberadaan Menara Loji ini sangat penting sebagai warisan sejarah bangsa Indonesia pada umumnya terutama Kabupaten Sumedang pada khususnya, dan pemerintah setempat wajib melindungi serta melestarikan peninggalan sejarah tersebut sebagai jati diri dan identitas Kabupaten Sumedang sendiri. Kewajiban kita sebagai warga masyarakat yang baik tentunya menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah tersebut agar generasi selanjutnya dapat menikmati peninggalan sejarah tersebut dan berantusias mempelajari sejarahnya.


0 komentar:

Post a Comment