C.P. Wolff Schoemaker |
Kota Bandung dihiasi
dengan bangunan-bangunan terdahulu yang membuktikan bahwa Bandung syarat dengan
sejarah yang begitu luar biasa. Beberapa bangunan bersejarah di bandung yang
sampai saat ini menjadi ikon kota merupakan hasil desain dari seorang Prof.
Charles Prosper Wolff Schoemaker. Charles Prosper Schoemaker, kemudian namanya
menjadi Charles Prosper Wolff Schoemaker (lahir di Roermond, Belanda - 5
Oktober 1886), adalah anak kedua dari pasangan Jan Prosper Schoemaker - seorang
pensiunan Mayor Infanteri - dan Josephine Charlotte Wilhelmina Wolff merupakan
salah satu dari 3 arsitek besar di Hindia-Belanda sebelum Perang Dunia II,
bersama dengan Albert Aalbers dan Henri Maclaine Pont.
Saat menjabat sebagai
direktur di Gemeentewerken Batavia, diketahui ia menjadi seorang Muslim. Tak
lama setelah memeluk agama Islam, Wolff Schoemaker mendapatkan gelar Kemal dari
rekan-rekan Muslimnya. Kegiatannya dalam dunia Islam dilakukannya melalui
jabatannya sebagai wakil ketua pada kelompok Western Islamic Association di
Bandung. Ia juga bergabung dengan organisasi Persatoean Oemmat Islam setelah
masa perang kemerdekaan. Melalui sebuah surat panjang, Ia bahkan menyarankan
pada mantan muridnya yang saat itu sudah menjadi Presiden R.I., Ir. Soekarno,
agar mengarahkan republik yang baru berdiri ini menjadi Kesultanan Indonesia
Islamyah. Menurut pandangannya sistem demokrasi dengan dasar-dasar yang berasal
dari barat itu tidak tepat untuk dijalankan di Indonesia. Beberapa pandangannya
mengenai Islam dituangkannya pula dalam sebuah tulisan yang diterbitkan dalam
koleksi essay yang berjudul Cultuur Islam (1937).
Pada tahun 1922-1924
Schoemaker diangkat sebagai guru besar luar biasa/tidak tetap di Technische
Hoogeschool te Bandoeng (TH Bandung - yang kemudian menjadi Institut Teknologi
Bandung - ITB). Sebelumnya ia sempat menggantikan Richard adiknya mengajar
selama cuti ke luar negeri (1920-1921). Prof. Ir. Richard Leonard Arnold
Schoemaker juga sama-sama lulusan KMA Breda jurusan Zeni/civiel ingenieur,
sama-sama menjadi arsitek, guru besar dan pernah mengajar di TH Bandung (bahkan
lebih dahulu diangkat menjadi guru besar 1921-1924), perbedaannya - Richard memperdalam
keahliannya dengan mengambil gelar Ingenieur dari jurusan bouwkunde
ingenieur/arsitektur di TH Delft, sedangkan Charles cukup mengandalkan ilmu
teknik sipil yang didapat dari KMA Breda yang kemudian dikembangkan sendiri. Pada
periode 1924-1940 diangkat sebagai guru besar tetap arsitektur. Pada periode 30
Juni 1928-28 Juni 1930 ia diangkat menjadi Sekretaris Faculteit van Technische
Wetenschap TH Bandung.
Makam Schoemaker di jalan Pandu Bandung |
Pada tanggal 16 Juni
1934 – 2 Agustus 1935 menjabat Rektor/Voorzitter der Faculteit van Technische
Wetenschap TH Bandung menggantikan Prof. Ir. H. C. P. de Vos. Di antara
mahasiswanya di TH Bandung terdapat Soekarno, yang menjadi proklamator
kemerdekaan Indonesia dan Presiden Indonesia yang pertama.
Pada bulan Desember 1940
Schoemaker pensiun dari jabatannya sebagai guru besar TH Bandung. Dengan
demikian selesailah jasanya selama 18 tahun (1922-1940) sejak permulaan
dibukanya TH sampai menjelang masuknya Jepang ke Indonesia. Setelah meninggal,
Wolff Schoemaker dimakamkan di Ereveld Pandu, Bandung. Karya-karyanya pun masih
bisa dinikmati hingga sekarang dan menjadi ikon kota Bandung.
Karya C.P.Wolff
Schoemaker di Kota Bandung :
Gedung Sabau, Jl.
Kalimantan (1918)
KOLOGDAM (Jaarbeurs de
Bandung), Jl. Aceh (1920)
Gedung Merdeka
(Concordia), Jl. Asia Afrika (1921)
Landmark (Van Dorp), Jl.
Braga (1922)
Gereja St. Petrus, Jl.
Merdeka (1922)
Gereja Bethel, Jl.
Wastukencana (1925)
Observatorium Bosscha,
Jl. Peneropongan Bintang Lembang (1925)
Hotel Preanger, Jl. Asia
Afrika (1929)
Rektorat UPI (Villa Isola),
Jl. Dr. Setiabudhi (1932)
Mesjid Cipaganti, Jl.
Cipaganti (1933)
Villa Merah, Jl.
Tamansari (1933)
Gedung PLN, Jl. Asia
Afrika (1934)
Penjara Sukamiskin, Jl.
Sukamiskin (1935)
Semua gedung karya Wolff
Schoemaker telah tercatat sebagai warisan cagar budaya di Bandung saat ini.
Peruntukannya memang telah beralih fungsi namun keindahan dan jiwa karya yang
ingin ditampilkan sang perancang flamboyan itu tetap melekat erat bersama
tumbuhnya Bandung sebagai kota metropolitan. Saat ini gedung-gedung tersebut selain
menjadi tempat tujuan wisata sejarah dan juga menarik minat fotografer untuk
menjadikannya latar foto pernikahan atau pemotretan model. Wolff Schoemaker
adalah salah satu tokoh penting dalam peradaban Kota Bandung, namun saying
banyak orang yang tidak tahu mengenai sosok beliau.
Sumber :
0 komentar:
Post a Comment