Monday, February 2, 2015

Prof.Charles Prosper Wolff Schoemaker "Terlupakan"


C.P. Wolff Schoemaker
Kota Bandung dihiasi dengan bangunan-bangunan terdahulu yang membuktikan bahwa Bandung syarat dengan sejarah yang begitu luar biasa. Beberapa bangunan bersejarah di bandung yang sampai saat ini menjadi ikon kota merupakan hasil desain dari seorang Prof. Charles Prosper Wolff Schoemaker. Charles Prosper Schoemaker, kemudian namanya menjadi Charles Prosper Wolff Schoemaker (lahir di Roermond, Belanda - 5 Oktober 1886), adalah anak kedua dari pasangan Jan Prosper Schoemaker - seorang pensiunan Mayor Infanteri - dan Josephine Charlotte Wilhelmina Wolff merupakan salah satu dari 3 arsitek besar di Hindia-Belanda sebelum Perang Dunia II, bersama dengan Albert Aalbers dan Henri Maclaine Pont.

Saat menjabat sebagai direktur di Gemeentewerken Batavia, diketahui ia menjadi seorang Muslim. Tak lama setelah memeluk agama Islam, Wolff Schoemaker mendapatkan gelar Kemal dari rekan-rekan Muslimnya. Kegiatannya dalam dunia Islam dilakukannya melalui jabatannya sebagai wakil ketua pada kelompok Western Islamic Association di Bandung. Ia juga bergabung dengan organisasi Persatoean Oemmat Islam setelah masa perang kemerdekaan. Melalui sebuah surat panjang, Ia bahkan menyarankan pada mantan muridnya yang saat itu sudah menjadi Presiden R.I., Ir. Soekarno, agar mengarahkan republik yang baru berdiri ini menjadi Kesultanan Indonesia Islamyah. Menurut pandangannya sistem demokrasi dengan dasar-dasar yang berasal dari barat itu tidak tepat untuk dijalankan di Indonesia. Beberapa pandangannya mengenai Islam dituangkannya pula dalam sebuah tulisan yang diterbitkan dalam koleksi essay yang berjudul Cultuur Islam (1937).

Pada tahun 1922-1924 Schoemaker diangkat sebagai guru besar luar biasa/tidak tetap di Technische Hoogeschool te Bandoeng (TH Bandung - yang kemudian menjadi Institut Teknologi Bandung - ITB). Sebelumnya ia sempat menggantikan Richard adiknya mengajar selama cuti ke luar negeri (1920-1921). Prof. Ir. Richard Leonard Arnold Schoemaker juga sama-sama lulusan KMA Breda jurusan Zeni/civiel ingenieur, sama-sama menjadi arsitek, guru besar dan pernah mengajar di TH Bandung (bahkan lebih dahulu diangkat menjadi guru besar 1921-1924), perbedaannya - Richard memperdalam keahliannya dengan mengambil gelar Ingenieur dari jurusan bouwkunde ingenieur/arsitektur di TH Delft, sedangkan Charles cukup mengandalkan ilmu teknik sipil yang didapat dari KMA Breda yang kemudian dikembangkan sendiri. Pada periode 1924-1940 diangkat sebagai guru besar tetap arsitektur. Pada periode 30 Juni 1928-28 Juni 1930 ia diangkat menjadi Sekretaris Faculteit van Technische Wetenschap TH Bandung.

Makam Schoemaker di jalan Pandu Bandung
Pada tanggal 16 Juni 1934 – 2 Agustus 1935 menjabat Rektor/Voorzitter der Faculteit van Technische Wetenschap TH Bandung menggantikan Prof. Ir. H. C. P. de Vos. Di antara mahasiswanya di TH Bandung terdapat Soekarno, yang menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia dan Presiden Indonesia yang pertama.

Pada bulan Desember 1940 Schoemaker pensiun dari jabatannya sebagai guru besar TH Bandung. Dengan demikian selesailah jasanya selama 18 tahun (1922-1940) sejak permulaan dibukanya TH sampai menjelang masuknya Jepang ke Indonesia. Setelah meninggal, Wolff Schoemaker dimakamkan di Ereveld Pandu, Bandung. Karya-karyanya pun masih bisa dinikmati hingga sekarang dan menjadi ikon kota Bandung.

Karya C.P.Wolff Schoemaker di Kota Bandung :
Gedung Sabau, Jl. Kalimantan (1918)
KOLOGDAM (Jaarbeurs de Bandung), Jl. Aceh (1920)
Gedung Merdeka (Concordia), Jl. Asia Afrika (1921)
Landmark (Van Dorp), Jl. Braga (1922)
Gereja St. Petrus, Jl. Merdeka (1922)
Gereja Bethel, Jl. Wastukencana (1925)
Observatorium Bosscha, Jl. Peneropongan Bintang Lembang (1925)
Hotel Preanger, Jl. Asia Afrika (1929)
Rektorat UPI (Villa Isola), Jl. Dr. Setiabudhi (1932)
Mesjid Cipaganti, Jl. Cipaganti (1933)
Villa Merah, Jl. Tamansari (1933)
Gedung PLN, Jl. Asia Afrika (1934)
Penjara Sukamiskin, Jl. Sukamiskin (1935)


Semua gedung karya Wolff Schoemaker telah tercatat sebagai warisan cagar budaya di Bandung saat ini. Peruntukannya memang telah beralih fungsi namun keindahan dan jiwa karya yang ingin ditampilkan sang perancang flamboyan itu tetap melekat erat bersama tumbuhnya Bandung sebagai kota metropolitan. Saat ini gedung-gedung tersebut selain menjadi tempat tujuan wisata sejarah dan juga menarik minat fotografer untuk menjadikannya latar foto pernikahan atau pemotretan model. Wolff Schoemaker adalah salah satu tokoh penting dalam peradaban Kota Bandung, namun saying banyak orang yang tidak tahu mengenai sosok beliau. 


Sumber :

0 komentar:

Post a Comment