Sunday, January 11, 2015

WISATA EDUKASI MUSEUM KEPRAJURITAN TMII JAKARTA

   
20 November 2014 saya berkunjung ke Museum Keprajuritan di Taman Mini Indonesia Indah, salah satu museum yang unik dari segi bentuk bangunan. Bangunan museum keprajuritan berbentuk benteng bersegi lima yang tampak sangat kokoh dan dikelilingi perairan. Benteng menggambarkan bagaimana prajurit Indonesia mempertahankan negara, sedangkan perairan menggambarkan Indonesia sebagai  negara kepulauan. Konsep yang ditawarkan museum yang merupakan instalasi bagian dari institusi Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI ), sangat berbeda dengan museum lain pada umumnya. Jika ditengok dari depan, museum ini lebih nampak sebagai sebuah kerajaan, dengan benteng yang menjulang tinggi. Inilah yang menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para pengunjung museum yang diresmikan pada 5 Juli 1987 oleh Bapak Soeharto, yang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia pada saat itu.

Museum ini dibangun dengan misi melestarikan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa pada abad ke-7 hingga abad ke-19 yang berwujud berbagai macam benda diantaranyasenjata yang digunakan berperang, pakaian perang dan lain lian. Selain bentuk museum yang melambangkan kokoh dan kuatnya pertahanan Indonesia, adanya bastion di setiap sudutnya menggambarkan kewaspadaan nasional. Bastion adalah sebuah bangunan yang berada di pojok-pojok benteng yang berfungsi untuk mengintai. Selain itu tempat ini juga memamerkan 2 kapal tradisional Indonesia yakni kapal Banten dan Pinisi dari Sulawesi Selatan. Kedua peninggalan sejarah ini digambarkan bersandar di sebuah danau. Hal tersebut melambangkan kekuatan maritim yang memanjang dari barat ke timur. Sementara itu, gerbang utama museum dibangun dengan model arsitektur abad ke-16 yang mencerminkan sifat keterbukaan dan keramahtamahan rakyat Indonesia.

Secara garis besar ,museum yang terletak di jalur keluar bagian selatan ini menyimpan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu. Memasuki ruang museum,kita harus menaiki tangga menuju lantai 2 terlebih dahulu untuk melihat koleksi di museum ini. Di sepanjang ruangan lantai kedua yang remang-remang ini, terdapat banyak diorama yang menggambarkan perlawanan pejuang-pejuang Indonesia melawan penjajah. Selain itu ada patung yang memeragakan pakaian perang tiap-tiap wilayah di negara Indonesia. Tiruan senjata seperti meriam, panji-panji dalam peperangan dan bahkan formasi dalam melawan tentara Belanda,seperti formasi garuda ,semua dapat kita saksikan di sini.


Di tengah-tengah halaman, terdapat sebuah panggung untuk keperluan menyelenggarakan berbagai acara seperti pentas seni. Panggung tersebut dikelilingi 23 patung pahlawan yang terbuat dari perunggu,seperti Pangeran Diponegoro, patimura, Cut Nyak Dien, Gajah Mada, Nyi Ageng Serang,dan lain sebagainya.


Dengan tiket masuk Rp.2500, kita sudah bisa menjelajah ke seluruh bagian museum. Yang tak kalah penting, dengan berkunjung ke sini, kita akan merasakan bagaimana payahnya para pejuang Nusantara saat menghadapi kolonial. Apalagi, saat itu, para prajurit masih menggunakan peralatan seadanya, melawan para penjajah yang dalam persenjataan sudah lebih maju. Tentunya wisata edukasi ini sangat baik bagi anak-anak yang mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan Indonesia terdahulu memperjuangkan Tanah Air kita dari para penjajah, sehingga memotivasi untuk meneruskan perjuangan menjaga dan membanggakan negara Indonesia.



Sumber tambahan :

0 komentar:

Post a Comment