Memasuki Komplek Makam Cina
Cikadut, kita dihadapkan dengan berbagai makam yang didominasi warna merah dan
kuning emas jelas terlihat di bangunan makam. Batu nisan di makam pun ditulis
dengan menggunakan huruf hanzi. Secara historis, TPU tersebut beroperasi sejak
tahun 1918. Namun, secara de facto kondisi di lapangan, makam warga etnis
Tionghoa sudah ada satu tahun sebelumnya, Tepatnya tanggal 23 Agustus 1917
yakni makam seorang tokoh penting etnis Tionghoa di Kota Bandung, Tan Joeng
Liong (m.inilah.com).
Ada beberapa tokoh yang berperan
penting di kota Bandung yang dimakamkan di Makam Cikadut, diantaranya adalah :
Tan Joeng Liong, yang meninggal pada 23 Agustus 1917. Di nisannya (Bongpai)
bertuliskan Kapiten Titulair Der Chineezeen. Kapten Titulair memiliki arti
kapten kehormatan, kemungkinan gelar kehormatan ini diberikan atas jasa dan
pengabdian beliau dalam menjabat sebagai opsir Bandung dengan pangkat Letnan
selama 25 tahun (1888-1917).
Nama lain yang juga tidak kalah
terkenal yakni raja tekstil, Yo Giok Sie. Dia meninggal pada 23 Agustus 1963.
Yo Giok Sie sendiri merupakan pendiri pabrik tekstil terbesar di Kota Bandung
saat itu yakni PT Badan Tekstil Nasional (BTN) yang berlokasi di Cicaheum.
Hingga saat ini, bangunan pabrik yang didirikannya masih berdiri kokoh dan
menjadi lokasi beberapa pabrik di dalamnya. Ternyata industri tekstil di
Bandung memiliki peranan besar bagi perekonomian kala itu dan diprediksikan
akan lebih jauh lagi perkembangannya. Maka untuk mengantisipasi perkembangan
tekstil, Pemerintah Kolonial mendirikan sebuah lembaga penelitian khusus
tekstil di Bandung, lokasi tepatnya STT Tekstil sekarang (1920-1923an).
Kematian merupakan hal yang
misterius yang perlu dipersiapkan dengan persiapan yang sedemikian rupa. Hal
itu yang menjadi kepercayaan orang-oranag Cina. Jauh-jauh hari, selagi orang
itu hidup, lahan untuk makam sudah dipersiapkan dengan konsep yang tidak
sembarangan. Bahkan, ada makam yang batu nisannya sudah ada dan terpasang di
komplek makam meski orangnya masih hidup. Biasanya anak lelaki paling tua akan
memegang peranan penting dalam mengurusi kematian orang tuanya. Inilah yang
menjadikan begitu pentingnya anak lelaki dalam tradisi Tionghoa. Anak lelaki
tertualah yang kelak menyimpan abu orang tuanya.
Beberapa makam yang saya lihat di
Makam Cikadut memiliki karakteristik bangunan yang unik, biasanya akan
bergantung pada tingkat ekonomi dan pencapaian hidup seseorang. Tidak jarang
kuburan yang dibangun memiliki gaya arsitektur yang mewah, seperti makam Yo
Giok Sie yang terkenal dengan nama Bong Koneng dan makam Tan Joen Liong (sayang
sudah tidak terawat). Di setiap kuburan
mesti dilengkapi dengan tempat untuk persembahan Dewa Langit dan Dewa Bumi,
yang berada di sisi makam.
Dalam menentukan arah kuburan,
Cina memiliki kepercayaan yang unik yang membedakannya dengan kuburan lainnya.
Mereka dengan fengshuinya, mempercayai kalau arah kuburan harus searah dengan
aliran air, kemungkinan aliran air memiliki chi yang baik. Hal ini tercermin
juga dari kehidupan orang Cina yang seperti air, bisa hidup di mana saja dan
memiliki daya adaptasi yang luar biasa.
Hal yang menarik dalam proses
pemakaman adalah disertakannya barang-barang yang paling disayangi oleh orang yang
meninggal tersebut. Biasanya jenazah didandani dengan pakaian serba mewah
lengkap dengan perhiasannya. Hal inilah yang memberikan peluang kerja baru bagi
masyarakat, yaitu penggalian makam untuk mengambil perhiasan yang dibawa mati.
Hingga kini usaha negatif seperti ini masih berlangsung, makam-makam yang tidak
mempunyai penjaga pribadi merupakan sasaran empuk bagi kejahatan ini. Saya pun
melihat pagar-pagar di samping makam ada yang sudah habis di gergaji oleh
orang-orang iseng yang ingin menjual besi-besinya. Tidak sedikit makam yang
pagar besinya sudah digunduli oleh tangan-tangan nakal. Keamanan kesulitan
memantau berhubung karena luasnya area pemakaman ini.
Tiket Masuk
Untuk tiket masuk, karena ini komplek pemakaman jadi tidak ada tiket masuk alias free. pengunjung tidak akan dikenai biaya masuk atau pun biaya parkir. Meski gratis ini itu, pengunjung harus tetap bersikap ramah dan sopan serta menjaga kebersihan lokasi ini.
kang cantum in dong lokasinya, alamat lengkap serta patokan2an, kalo perlu akses berbagai kendaraan
ReplyDelete