Monday, February 2, 2015

SITU CISANTI, (Di sinilah Citarum Berasal)


Berbagai Wisata danau memang banyak di Jawa Barat ini. Tidak jarang wisatawan yang memilih danau sebagai tujuan wisata di Jawa Barat untuk memanjakan mata dengan keindahannya. Bagi warga Jawa Barat, mungkin tidak asing dengan Situ Cangkuang yang berada di kabupaten Garut, Situ Patengan yang berada di kawasan Ciwidey, Situ Ciburuy di Padalarang atau Situ Cileunca di Pangalengan. Namun untuk Situ Cisanti, masih banyak orang yang kurang informasi mengenai keindahan alam yang satu ini.

Situ Cisanti sebelah selatan

Situ Cisanti sebelah Barat
Situ Cisanti merupakan titik awal dari Sungai Citarum, sungai terbesar dengan panjang 269 kilometer yang membelah 12 kabupaten dan kota di Propinsi Jawa Barat. Situ Cisanti, yang terletak di kaki Gunung Wayang,sekitar 60 kilometer sebelah selatan Kota Bandung dapat ditempuh oleh kendaraan sekitar 2-3 jam. Area danau seluas 7 hektare itu dikelilingi perkebunan Talun Santosa, puncak Gunung Wayang, Windu, dan Gunung Rakutak. Udaranya dingin dan mudah berkabut. Di pagi hari, ketika matahari menyinari bagian tengah danau dan meninggalkan garis cahaya keemasan di rerumputan pinggir danau. Kabut tipis dan gulungan awan hitam memayungi hutan di punggung dan puncak gunung.



Wisatawan umumnya melakukan hiking mengelilingi pinggiran danau atau ke hutan-hutan di punggung bukit, berperahu keliling danau, makan bersama atau botram, atau sekadar kongko bersama teman-teman sambil berfoto-foto ria di sana. Selain itu, duduk-duduk di pinggir situ, atau kalau berani dan tahan dingin, maka dapat bergabung dengan para pencari lumut, ikan, remis atau kijing yang hidup di situ Cisanti, menceburkan diri ke air situ yang dingin.

Situ Cisanti termasuk ke dalam area Perum Perhutani di kampung Pejaten Desa Tarumajaya, kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung. Di kawasan terdapat tujuh mata air yaitu Pangsiraman, Cikoleberes, Cikawedukan, Cikahuripan, Cisadane, Cihaniwung dan Cisanti. Tujuh mata air ini mengalir ke Situ Cisanti sebelum mengalir ke Sungai Citarum dan berakhir di Laut Utara Jawa, yaitu di Muara Gembong Bekasi.

Mata Air Pangsiraman
Mata Air Pangsiraman
Dari tujuh mata air yang ada di Situ Cisanti, yang paling sering dikunjungi pengunjung adalah mata air Pangsiraman. Mata air Pangsiraman ini dikelilingi oleh pagar besi dan terdapat bangunan bagi mereka yang ingin melakukan “ziarah” di kawasan ini.

Di kawasan mata air Pangsiraman, air kebiruan, sangat jernih dan sangat sejuk ini, sulit rasanya menahan godaan untuk tidak segera terjun ke air. Meskipun hal ini kurang disarankan. Lewat mata air ini dapat menyaksikan air keluar dari perut bumi di dasar mata air, membentuk pusaran-pusaran pasir, Ada semacam tata krama untuk melakukan mandi, jadi tidak bisa asal terjun.

Gerbang Mata Air Pangsiraman
Terdapat dua bagian yaitu bagian untuk laki-laki dan perempuan. Biasanya hal ini berlaku di malam-malam yang dianggap baik untuk melakukan ziarah, seperti pada Kamis malam. Ada pula juru kunci yang siap menolong untuk “memandikan”  seperti layaknya melakukan siraman dimana seluruh tubuh akan dibasahi oleh air guyuran dari mata air. Menurut salah satu juru kunci Pangsiraman, tujuan orang berziarah bermacam-macam, tetapi yang lazim ditemui adalah mereka yang ingin mencari ketenangan, jodoh, kekayaaan atau jabatan. Jika tidak ingin “mandi ziarah”, Anda masih boleh kok untuk sekedar mencuci muka, membasuh badan atau bahkan berendam di mata air ini. Tentunya kembali lagi pada diri kita, jika ingin mendapat jodoh, kekayaan dan jabatan maka usahakanlah dengan kemampuan kita sendiri, bukan mengandalkan mata air yang jelas fungsinya bukan untuk hal-hal seperti demikian.

Saya tinggal di daerah Jatinangor kabupaten Sumedang. jarak yang harus saya tempuh untuk samapai ke Situ Cisanti adalah 43 km. Jalur yang saya tempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi adalah dari Jalan Rancaekek menuju Majalaya. Saat sampai di jembatan Solokan Jeruk, ambil belok kanan kea rah Bandung. Terus ikuti jalur samping sungai itu sampai bertemu jalan Raya Sapan. Setelah beremu dengan jalan raya Sapan, ambil belok kiri ke arah Ciparay dan selanjutnya menuju Pacet. Saya perhatikan ada angkot di Sapan, Ciparay dan Pacet. Lalu dari Pacet ke Kertasari atau desa Tarumajaya ada pangkalan-pangkalan ojek. Tetapi belum ada kesempatan untuk menanyakan harga trayek angkot dari Bandung ke Cisanti. Saya tidak tahu berapa ongkos jika menggunakan kendaraan umum, karena saya menggunakan kendaraan roda dua pribadi.

Kondisi jalan menuju tempat wisata sebagian besar sudah mulus beraspal dan beton. Beberapa ruas jalan masih jelek namun jaraknya pendek saja karena pengerjaan yang belum selesai. Sebetulnya jika lewat Pangalengan, jaraknya lebih dekat. Jadi bagi yang datang dari arah Ciwidey, Soreang, Banjaran, Pangalengan akan lebih dekat. Hanya saja jalan menuju ke Situ Cisanti via Pangalengan ini masih banyak yang jelek karena jarang dilalui. Tiket masuk ke kawasan itu, Rp 10.000 per orang dan parkir kendaraan Rp 2.500. Tidak ada rumah makan, hanya warung-warung kopi dan beberapa pedagang makanan pikulan di sekitar danau.

Sumber :

8 comments:

  1. Mau nanya mas, kalo untuk penginapan gmn?
    Dsna ada nggak yah?

    Thank.

    ReplyDelete
  2. Mu nanya nih pm apakah jln nya udah bagus, rute dari ciparay ?

    ReplyDelete
  3. Mu nanya nih pm apakah jln nya udah bagus, rute dari ciparay ?

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  6. Halo ka, mau minta bantuannya untuk mengisi kuesioner tentang Situ Cisanti di http://goo.gl/forms/ojzp7kgjyC terimakasih banyak & maaf merepotkan :)

    ReplyDelete
  7. gokil keren abis nih buat liburan akhir tahun ke wisata bandung

    ReplyDelete