Thursday, September 12, 2013

BUAH SABAR


Pengertian Sabar:
Secara etimologi sabar mengandung makna menahan, seperti dalam firman Allah ta’ala:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
 “Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya [Al-Kahfi: 28]

Dalam ayat ini Allah perintahkan nabi-Nya saw untuk bersabar yakni menahan diri beliau untuk bersama dengan kaum mukminin termasuk mereka yang lemah seperti Bilal bin Rabah, Ammar bin Yasir dan selain mereka dari kaum mukminin yang selalu bertasbih kepada Rabb mereka.

Adapun secara syareat,  sabar  artinya  menahan kalbu dari kemarahan dan ketidakridhoan kepada taqdir Allah, menahan lisan dari ucapan-ucapan yang haram, dan menahan anggota badan dari maksiyat serta amalan-amalan jahiliyah seperti meratapi mayyit dengan memukul-mukul pipi, merobek-robek baju dan semisalnya.

Diatas tiga asas inilah –menahan qalbu, lisan dan badan- kesabaran dibangun, sebagaimana diterangkan para ulama seperti Ibnul Qayyim dalam salah satu karya monumentalnya: Al-Wabil Ash-Shoyyib minal Kalimith-Thayyib.

Jadi tidak cukup sabar itu hanya dengan lisan saja sementara badan melakukan perkara yang Allah murkai, namun tiga perkara ini harus berjalan beriringan..

Ayat-ayat Al-Quran tentang Sabar
Ikhwati Fillah, dalam Al-Quran ternyata lebih dari sembilan puluh tempat Allah menyebutkan kesabaran demikian dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Allahu akbar !.

Ayat-ayat tersebut Terkadang dalam bentuk perintah, terkadang dalam bentuk pujian dan sanjungan bagi mereka yang bersabar, terkadang berupa janji kemenangan dan kemuliaan, terkadang berisi janji Allah berupa jannah dan ampunan-Nya.

Banyaknya penyebutan sabar  dalam ayat-ayat Allah menunjukkan kemuliaan dan kedudukan sabar dalam agama. Oleh karenanya Amirul Mukminin, Umar bin Al-Khaththab pernah berkata:

الصبر من الدين بمنزلة الراس من الجسد فلا إيمان لمن لا صبرله
“Sabar dalam agama kedudukannya seperti kepala pada jasad, maka tidak ada iman bagi mereka yang tidak memiliki kesabaran”.

Al-Quran mengabarkan bahwa pahala sabar sangat besar, bahkan Allah tidak membatasi pahalanya. Allah berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Az-Zumar:10

Al Quran juga mengabarkan bahwa Allah bersama orang yang sabar dan mencintai mereka. Allah berfirman:
وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Al-Anfal:46

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Ali Imran : 146

Al-Quran juga mengabarkan bahwa orang yang sabar mendapatkan shalawat dari Allah, rahmat dan hidayah, Allah berfirman:

وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ * الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ * أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah: 155-157]

Al-Quran juga mengabarkan bahwa orang yang sabar telah disediakan pahala yang sangat besar dan ampunan-Nya

وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. [Al-Ahzab:35].

“Sesungguhnya letak kesabaran itu hanya di awal musibah menimpa”( Hadits riwayat Bukhari). 

Musibah yang menimpa seseorang pada mulanya akan membuat jiwa terkejut dan guncang. Apabila seseorang berlaku sabar dalam menghadapinya, maka seterusnya akan dirasakan lebih ringan, yang dengan mudah akan dapat mengatasi dirinya. Ada suatu riwayat yang menceritakan, bahwa anak perempuan Rasulullah mengutus seseorang memberitahukan kepada beliau, bahwa anak lelaki yang dilahirkannya telah meninggal dunia. 

Mendengar berita ini segera Rasulullah menyuruh utusan itu pulang dan membawa pesan berikut :

 ان الله ما أخذ, وله ما أعطى, وكل يشئ عنده بأجل مسمى, فمرها فلتصبر ولتحتسب (رواه البخارى

“Allah berhak mengambil dan memberi sesuatu; segala sesuatu telah ditakdirkan oleh-Nya, maka beritakan padanya agar berlaku sabar dan mengembalikan segalanya kepada Allah”( Hadits riwayat Bukhari). 

Makna yang terkandung dalam hadits ini memang sangat dalam. Bagi seseorang yang bersedia merenungkan hadits tersebut, ia menghadapi segala cobaan itu dengan ringan. Karena, semua makhluk pada hakikatnya adalah milik Allah, apabila Allah mengambil sesuatu, maka berarti Allah mengambil hak-Nya yang dititipkan kepada seseorang. Apa yang telah diberikan Allah kepada seseorang bukanlah hak milik. Oleh karena itu, Allah berbuat sekehendak-Nya. Semua kejadian sudah ditentukan berdasarkan takdir Tuhan. Jadi, tidak ada musibah yang dicepatkan atau ditangguhkan, karena semua kejadian yang menimpa manusia telah ditentukan batasan-batasan waktunya. 

Apabila seseorang berlaku sabar ketika ditinggal mati oleh kekasihnya, kemudian ia berlaku sabar karena ingin mendapat pahala dari Allah, maka ia akan memperoleh pahala yang agung, dan sikap ini adalah merupakan belasungkawa yang terbaik. Kecewa takkan bisa mengembalikan mas yang hilang; sedih tak bisa mengembalikan orang yang telah mati; menangis pun tak ada faedahnya; dan rasa khawatir takkan bisa menolak bahaya. Jadi, tak ada sesuatu yang patut dilakukan ketika tertimpa musibah atau cobaan, kecuali berlaku sabar. 

Imam Syafi’i telah ditinggal mati oleh anak lelakinya, lalu orang-orang datang berduyun-duyun mengucapkan belasungkawa kepadanya. Beliau hanya mengucapkan bait berikut :

 وما الدهر الا هكذا فاصطبر له رزية مال أو فراق حبيب 

Demikian beberapa ayat tentang keutamaan sabar. Semoga dengan mentadabburinya kita mendapatkan rahmat Allah dan barakah-Nya, dan semoga Allah membimbing kita untuk sabar dan semakin mengerti betapa besarnya kedudukan sabar, dan besarnya pahala sabar disisi Robbul ‘alamin.


0 komentar:

Post a Comment