Friday, February 19, 2016

Book Review : Sherlock Holmes : Penelusuran Benang Merah

Judul Buku: Sherlock Holmes : Penelusuran Benang Merah
Diterjemahkan dari : Study in a Scarlet
Terbit pertama : 1887
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Penerjemah: Sendra B. Tanuwidjaja
Tebal : 216 halaman
Terbit di Indonesia : Cetakan kelima, Juni 2013
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-9012-7

Penelusuran Benang Merah merupakan judul buku pertama seri Sherlock Holmes yang mengisahkan perkenalan Dr. Watson dengan sang detektif. Novel Sherlock Holmes ini menggunakan latar di kota London pada abad ke-19 di mana memang pada era itulah novel ini ditulis oleh Sir Arthur dengan sudut pandang orang ketiga, dimana orang ketigs yang dimaksud disini adalah Dr. Watson, seorang dokter yang baru dikembalikan dari perang di Afganistan dan mencari tempat tinggal di Inggris, Saat tiba di London ia bertemu salah seorang temannya yang kemudian mengenalkannya pada tokoh utama dalam novel ini, yaitu Sherlock Holmes yang juga sama-sama sedang mencari tempat tinggal. Suatu kebetulan bagi Dr.Watson yang diajak Holmes sebagai teman barunya untuk berbagi sebuah apartemen. Singkat cerita mereka menemukan tempat tinggal yang cocok di Baker Street. Akhirnya mereka berdua tinggal di apartemen di Baker Street dengan nomor 221B.
Dr. Watson dibuat kagum dengan kecerdasan Holmes dalam ilmu deduksi. Holmes mampu menyimpulkan sesuatu dengan cepat dan mengetahui profesi seseorang dengan hanya melihat seseorang meski orang tersebut tidak menggunakan atribut profesinya. Begitu pula saat menebak profesi Dr. Watson, Holmes tahu profesi Watson bahkan tahu bahwa Watson baru saja pulang dari Afganistan.
Didalam novel ini Sherlock Holmes dan Dr.Watson menangani sebuah kasus pembunuhan yang terjadi kepada 2 orang yang cukup kaya di London, Mereka adalah Enoch J. Drebber dan Joseph Stangerson yang ditemukan tewas dalam waktu yang berbeda. Holmes dan Dr. Watson juga dibantu oleh detektif dari kepolisian Scotland Yard, Lestrade dan Gregson. Dalam kasus pertama, yaitu pembunuhan Drebber yang jasadnya ditemukan di sebuah rumah kosong di Lauristons Gardens No. 3. tidak ditemukan luka pada jasad korban. Holmes menduga bahwa korban mati karena diracun. Yang menjadikan kasus ini rumit, adanya tulisan darah  berbahasa Jerman bertuliskan RACHE yang diduga ditulis oleh pelaku pembunuh. Seorang detektif Scotland Yard, Lestrade yakin bahwa tulisan itu ada hubungannya dengan seorang wanita bernama Rachel. Namun sayangnya dugaannya keliru.  Setelah menganalisa tanda-tanda disekitar lokasi, holmes menyimpulkan bahwa pelaku merupakan sorang pria jangkung berusia 40 tahunan dengan tinggi sekitar 180 cm. Holmes yakin dengan rincian tentang si pelaku dengan melihat jarak langkah kaki si pelaku dan tinggi tulisan RACHE yang diduga Holmes sejajar dengan tinggi mata si pelaku.
Selama Holmes melakukan penyelidikan kasus ini, Lestrade dan Gregson dan pun bersama-sama menyelidiki pembunuhan tersebut, namun masing-masing mengikuti mengikuti petunjuk yang berbeda.  Gregson menemukan alamat kos tempat Mr. Drebber menginap dan yakin bahwa tersangka pembunuhannya adalah putra dari pemilik kos. Motifnya adalah pelaku tidak terima akan sikap korban yang tidak sopan kepada adik perempuan pelaku. Sayangnya, analisa Gregson gugur setelah Lestrade yang mencurigai Strangerson si asisten korban sebagai pembunuhnya, dating ke apartemen Holmes dan menceritakan bahwa ia menemukan Strangerson juga ikut dibunuh dengan meninggalkan jejak yang sama yaitu tulisan RACHE yang ditulis dengan darah. Dr. Watson, Gregson, dan Lestrade semakin bingung dengan fakta tersebut. Wiggins seorang pemimpin anak jalanan yang disewa Holmes untuk membantunya datang dan memberitahukan bahwa kusir kereta yang diminta Holmes dating telah menunggu dibawah. Ketika kusir itu memasuki ruangan apartemen, Holmes memperkenalkan kusir tersebut kepada Watson, Gregson, dan Lestrade yaitu bernama Jafferson Hope sebagai pelaku pembunuhan Enoch J. Drebber dan Joseph Stangerson.
Novel ini di salah satu babnya ada bagian yang khusus menceritakan asal usul Jafferson Hope, Enoch J. Drebber dan Joseph Stangerson serta alasan Hope membunuh kedua korbannya. Sir Arthur menyuguhkan kisah yang dapat membawa pembaca seakan-akan berada dalam kisah ini dengan gaya bahasa yang mudah dicerna serta tokoh yang tidak terlalu banyak terlibat. Kecerdasan Sherlock Holmes dalam memecahkan kasus dengan deduksi yang luar biasa membuat pembaca kagum. Namun yang disayangkan dalam novel ini, tidak disebutkan asal-usul Holmes dan dari mana Holmes memiliki kemampuan ilmu deduksi yang luar biasa. Selebihnya, novel ini sangat direkomendasikan bagi yang menyukai kisah detektif.

0 komentar:

Post a Comment