Oleh : Rijal Jauhari Syahrulloh
ABSTRAK
Setiap kegiatan ilmiah memerlukan
suatu perencanaan dan organisasi
yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula dalam
pendidikan, diperlukan adanya program yang terencana dan dapat menghantar
proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses, pelaksanaan,
sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Kurikulum
paling tidak mencakup tujuan, struktur, program, strategi pelaksanaan yang
menyangkut sistem penyajian pelajaran, penilaian hasil belajar,
bimbingan-penyuluhan, administrasi dan supervisi pendidikan. Oleh karena itu di
dalam rencana ini penulis akan menerangkan mengenai kurikulum yang berkaitan
dengan pendidikan Islam berdasarkan ayat-ayat dalam Al-quran.
Kata
Kunci : Pendidikan Islam, Kuikulum, Al-Quran
A.
PENDAHULUAN
Pendidikan islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia
muslim merekayasa pembentukan insan kamil melalui penciptaan
situasi interaksi edukatif yang kondusif. Sejalan dengan konsep merencanakan
masa depan ummat, maka pendidikan islam harus memiliki seperangkat isi atau
bahan yang akan ditransformasi kepada peserta didik agar menjadi kepribadiannya
sesuai dengan idealitas islam. Maka dari itu perlu dirancang suatu bentuk
kurikulum pendidikan islam yang sepenuhnya mengacu pada nilai-nilai asasi
ajaran islam.
Komponen kurikulum dalam pendidikan memiliki peran dan posisi yang
penting, karena merupakan operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahkan
tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum pendidikan. Kurikulum
merupakan salah satu komponen pokok pendidikan, dan kurikulum sendiri juga
merupakan sistem yang mempunyai komponen-komponen tertentu yang satu sama lain
saling melengkapi.
B.
KURIKULUM
1.
Pengertian Kurikulum
Secara etimologi kurikulum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang
berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Berdasarkan pengertian ini,
dalam konteksnya dengan dunia pendidikan, memberi pengertian sebagai “circle of
instruction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat
didalamnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta
didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah
pengetahuan, keterampilan dan sikap mental.
Kurikulum adalah perangkat yang
diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada peserta didik dalam dalam satu periode jenjang pendidikan
(Mahmud, 2010 : 408). Curriculum is the
totally of learning experiences provided to student so that they can attain
general skills and knowledge at the variety learning sites (Colin J. Mars dan George
Willis, 2007 : 11).
Kurikulum dimaksudkan untuk mengarahkan
pendidikan ke arah tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai rancangan
pendidikan mempunyai kurikulum kedudukan sentral dalam sebuah kegiatan
pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kurikulum
memiliki hubungan yang erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Wina Sanjaya (2009 : 4) mengemukakan
tiga dimensi pengertian dari kurikulum, yaitu kurikulum sebagai mata pelajaran,
kurikulum sebagai pengalaman pelajaran, dan kurikulum sebagai perencanaan
program pembelajaran.
Dalam konsep kurikulum sebagai mata
pelajaran biasanya erat kaitannya dengan usaha untuk memperoleh ijazah yang
pada dasarnya menggambarkan kemampuan peserta didik. Apabila peserta didik
telah mendapatkan ijazah, berarti ia telah menguasai pelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Tokoh yang menganggap kurikulum sebagai
pengalaman belajar adalah Hollis L.Caswell dan Campbell (1935), yang menyatakan
bahwa kurikulum adalah setiap pengalaman belajar peserta didik yang didapat
dari bimbingan gurunya. Pendapat yang menganggap kurikulum sebagai program atau
rencana pembelajaran dikumukakan oleh Hilda Taba (1962) yang menyatakan bahwa
kurikulum adalah perencanaan yang berisai tentang petunjuk belajar serta hasil
yang diharapkan.
2.
Komponen Kurikulum
Beranjak dari pengertian kurikulum yang
itu maka sekolah dapat disbut miniatur masyarakat, atau dapat pula disebut
masyarakat dalam bentuk mini. Kurikulum memiliki isi yang luas di dalamnya.
menurut Hilda Taba kurikulum yang begitu luas itu, dapat dirinci menjadi empat,
yaitu tujuan, isi, metode, dan evaluasi. pembagian ini diikuti oleh Ralph
W.Tayler yang mengatakan bahwa jika orang ingin membuat atau menilai kurikulum,
perhatiannya tentu tertuju pada empat pertanyaan:
a. Apa tujuan pengajaran?
b. Pegalaman belajar apa yang disiapkan
untuk pengajaran?
c. Bagaimana pengalaman pengajaran itu
dilaksanakan?
d. Bagaimana menentukan bahwa tujuan telah
tercapai?
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diketahui bawa komponen krikulum mengandung atau terdri atas komponen-komponen
sebagai berut:
a. Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam menyusun
sebuah kurikulum. Jika diibaratkan, tujuan merupakan sebuah jantung pada system
tubuh. Oleh karena itu tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama (Wina
Sanjaya, 2009:205). Komponen tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang
ingin dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan. Setiap perencana kurikulum
harus menetapkan arah pendidikan yang harus dituju (Moch. Ansyar dan H.
Nurtain, 1992 : 11).
Setiap komponen dalam kurikulum di atas sebenarnya saling
berkaitan satu sama lain bahkan masing-masing komponen merupakan bagian
integral dari kurikulum tersebut. Tujuan itu mula-mula bersifat umum, namun
dalam operasinya tujuan itu harus dibagi menjadi bagian-bagian kecil. tujuan
yang kecil-kecil itu dirumuskan dalam rencana pengajaran yang sering disebut
sebagai persiapan mengajar. Tujuan yang ditulis di dalam persiapan mengajar itu
disebut tujuan pengajaran, yang sebenarnya adalah tujuan anak belajar.
b. Isi
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedia setelah
tujuan. Dalam konteks tertentu, matei pelajaran merupakan inti dari proses
pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009 : 205). Komponen isi ini menunjukkan materi
proses pembelajaran tersebut. Materi (isi) itu harus relevan dengan tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan.
Dalam proses pembelajaran itu ada isi (materi) tertentu yang
relevan dengan tujuan pengajaran. Secara mudah dikatakan bahwa isi proses itu
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, namun pada operasinya tidaklah
semudah itu.
c. Metode dalam proses pembelajaran
Bahan ajar
atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu dengan
sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi. Metode adalah
komponen yang juga memegang peran penting dan sangat menentukan. Keberhasilan
pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan
jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui metode yang
tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam
pencapaian tujuan. (Wina Sanjaya, 2009:206)
Komponen
metode pembelajaran mempertimbangkan kegiatan anak dan guru dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pebelajaran itu sebaiknya tidak dibiarkan sendirian melainkan
pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Bahkan mutu proses pembelajaran itu banyak ditentukan oleh
kemampuan pendidiknya (Nana Syaodih, 2010 : 98).
Mutu
pembelajaran itu banyak sekali bergantung pada kemampuan guru dalam menguasai
dan mengaplikasikannya teori-teori keilmuan, yaitu teori psikologi, khususnya
psikologi pendidikan, metode pengajaran, metode belajar, penggunaan media pembelajaran
dan sebagainya.
Pembelajaran
cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan
tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual,
langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti :
pembelajaran moduler, observasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan
sejenisnya.
Dalam hal ini,
guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai fasilitator,
motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai
motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar
dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan
pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
d. Evaluasi
Evaluasi menjadi komponen yang tidak
dapat dilepaskan dari setiap kegiatan pengembangan kurikulum (curriculum
development), kegiatan pendidikan dan lembaga pendidikan (Hamid Hasan, 2009
: 155). Evaluasi merupakan bagian penilaian
untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran
tersebut. Hasil penilaian itu dapat dilihat berupa angka yangdinyatakan sebagai
niai yang dicapai peserta didik (A. Tafsir, 2008:54-55).
Evaluasi
kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan
maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hal itu
dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan pada
lembaga pendidikan yang bersangkutan (M.Erihadiana, 2011 : 27).
Evaluasi dijadikan langkah akhir dalam keseluruhan proses. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat
digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum
dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan
pengembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum
juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana
pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik,
memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara
penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya (Nana Syaodih, 2010:172). Peserta didik dievaluasi
di akhir proses pembelajaran, begitu juga kurikulum dievaluasi setelah
diimplementasikan untuk menentukan apakah tujuan yang teplah ditetapkan sudah
tercapai (Rusman, 2009 : 101)
C.
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
1.
Definisi Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum
disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik,
pejabat pendidikan, pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun
dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses
pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa
sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Kurikulum pendidikan Islam adalah
bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang
dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam
adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan
secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan
pendidikan Islam.
Berdasarkan
keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen
pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai
tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang
sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia,
tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
2.
Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
Secara umum
karakteritik kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan
Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dalam seluruh
aktivitas dan kegiatan kependidikan dalam
prakteknya. Konsep inilah yang membedakan kurikulum pendidikan Islam dengan
kurikulum pendidikan pada umumnya.
Menurut Al- Syaebany, Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam itu
adalah :
1. Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti
tujuan dan kandungan, kaedah, alat dan tekniknya.
2. Memperluas perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian,
pengembangan serta bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi
intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman
serta kegiatan pengajaran.
4. Menekankan konsep menyeluruh dan keseimbagan pada kandungannya
yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu teoritis, baik yang bersifat aqli
maupun naqli, tetapi juga meliputi seni halus, aktivitas pendidikan jasmani,
latihan militer, teknik, pertukangan, bahasa asing dll.
5.
Keterkaitan
antara kurikulum pendidikan Islam dengan minat, kemampuan, keperluan, dan
perbedaan individual antar siswa. (Nizar Samsul Al-Rasyidin, 2005 :
61-62)
D.
AYAT, ARTI, DAN TAFSIR SURAT LUQMAN
1. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 12
وَلَقَدْ آتَيْنَا
لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْلِله وَمَنْ
يَشْكُرْفَإنَّمَايَشْكُرُلِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ
حَمِيْدٌ
Artinya
: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa
yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji".
Ayat 12 menguraikan tentang salah seorang yang bernama Luqman yang
dianugerahi oleh Allah SWT hikmah, sambil menjelaskan beberapa butir hikmah
yang pernah Luqman sampaikan kepada anaknya. Para ulama mengajukan aneka
keterangan tentang makna hikmah. Antara lain bahwa hikmah berarti “Mengetahui
yang paling utama dari segaala sesuatu, baik pengetahuan, maupun perbuatan. Ia
adalah ilmu amaliah dan amal ilmiah. Ia adalah ilmu yang didukung oleh amal,
dan amal yang tepat dan didukung oleh ilmu.”
“Sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman…” Apa
tabi’at dari hikmah itu? Sesungguhnya hikmah itu mengarahkan diri agar
bersyukur kepada Allah, “…yaitu, Bersyukurlah kepada Allah….” Itulah hikmah dan
pengarahan yang bijaksana. Berikutnya adalah pengarahan Luqman kepada anaknya
dengan nasihat, yaitu nasihat seorang yang bijaksana kepada anaknya. Ia adalah
nasihat yang membebaskan orang dari segala aib. Pemilik dan pemberi nasihat itu
telah diberikan hikmah kepadanya (Sayyid Quthb. Jilid 9, 2004 : 164).
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan / diperhatikan
akan menghalangi terjadinya mudarat atau kesulitan yang lebih besar dan atau
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik
dari katahakamah, yang berarti kendali. Karena kendali menghalangi hewan /
kendaraan mengarah ke arah yang tidak diinginkan atau menjadi liar. Memilih
perbuatan yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih yang
terbaik dan sesuai dari dua hal yang buruk pun, dinamai hikmah dan pelakunya
dinamaihakim (bijaksana).
Kata syukur terambil dari kata syakara yang
maknanya berkisar antara lain pada pujian atas kebaikan, serta penuhnya
sesuatu. Syukur manusia kepada Allah dimulai dengan menyadari dari lubuk
hatinya yang terdalam betapa besar nikmat dan anugerah-Nya, disertai dengan
ketundukan dan kekaguman yang melahirkan rasa cinta kepada-Nya, dan dorongan
untuk memuji-Nya dengan ucapan sambil melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya
dari penganugerahan itu. Syukur didefinisikan oleh sementara ulama dengan
memfungsikan anugerah yang diterima sesuai dengan tujuan penganugerahannya.
(أن اشكر لله) an usykur lillah adalah
hikmah itu sendiri yang dianugerahkan kepadanya itu. Al-Biqa’I menulis
bahwa “walaupun dari segi redaksional ada kalimat Kami katakana kepadanya, tetapi
makna khirnya adalah Kami anugerahkan kepadanya syukur.” Sayyid
Quthub menulis bahwa: “Hikmah, kandungan dan konsekuensinya adalah syukur
kepada Allah.”
Ayat di atas menggunakan bentuk mudhari’/kata kerja masa kini
dan dating untuk menunjukkan kesyukuran (يشكر)yasykur, sedang
ketika berbicara tentang kekufuran, digunakan bentuk kata kerja masa
lampau (كفر). Sebaliknya kata
kerja masa lampau pada kekufuran/ketiadaan syukur (كفر) adalah
untuk mengisyaratkan bahwa jika itu terjadi,, walau sekali, maka Allah akan
berpaling dan tidak menghiraukannya.
Kata (غنيّ) Ghaniyyun/
Maha Kaya terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf (غ) ghain, (ن) nun, (ي) ya’ yang bermakna berkisar pada
dua hal, yaitu kecukupan, baik menyangkut harta maupun selainnya. Dari sini
lahir kataghaniyyah, yaitu wanita yang tidak kawin dan merasa berkecukupanhidup
di rumah orang tuanya, atau merasa cukup hidup sendirian tanpa suami, dan yang
kedua adalah suara. Dari sini lahir kata mughanniy dalam
arti penarik suara atau penyanyi.
Kata (حميد) Hamid/
Maha Terpuji, terambil dari akar kata yang terdiri dari
huruf-huruf (ح) ha’ (م) mim dan (د) dal, yang maknanya adalah
antonim tercela. Kata hamd/pujian digunakan untuk memuji
yang Anda peroleh maupun yang diperoleh selain Anda. Berbeda dengan kata syukur yang
digunakan dalam konteks nikmat yang Anda peroleh saja (M. Quraish Shihab, 2003
: 293-295)
.
2. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 13
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
لاِبْنِهِ وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kelaliman yang besar".
Di ayat 13 dilukiskan pengalaman hikmah itu oleh Luqman, serta
pelestariannya kepada anaknya. Ini pun mencerminkan kesyukuran beliau atas
anugerah itu. Ayat ini berbunyi: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia dari saat ke saat memberi pelajaran
kepadanya bahwa"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) dengan
sesuatu apapun, dan jangan juga mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan pun,
lahir maupun batin. Persekutuan yang jelas maupun tersembunyi. Sesungguhnya syirik
yaknimempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang
besar". Itu adalah penempatan sesuatu yang sangat agung pada tempat
yang sangat buruk.
Luqman yang disebut surat ini adalah seorang tokoh yang
diperselisihkan identitasnya. Orang Arab mengenal dua tokoh yang bernama
Luqman. Pertama, Luqman Ibn ‘ad. Tokoh ini mereka agungkan karena
wibawa, kepemimpinan, ilmu, kefasihan dan kepandaiannya. Tokoh kedua adalah
Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan perumpamaannya.
Agaknya dialah yang dimaksud oleh surah ini.
Kata (يعظه) ya’izhuhu terambil
dari kata (وعظ) wa’zh yaitu
nasehat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Ada juga
yang mengartikannya sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman.
Penyebutan kata ini sesudah kata dia berkata untuk member gambaran
tentang bagaimana perkataan itu beliau sampaikan,yakni tidak membentak, tetapi
penuh kasih saying sebagaimana dipahami dalam panggilan mesranya kepada anak.
Sementara ulama yang memahami kata (وعظ) wa’zh dalam
arti ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman,berpendapat bahwa kata
tersebut mengisyaratkan bahwa anak Luqman adalah orang musyrik, sehingga sang
ayah yang menyandang hikmah it uterus menerus menasihatinya sampai akhirnya
sang anak mengakui Tauhid.
Kata (بنيّ) bunayya adalah
patron yang menggambarkan kemungilan. Asalnya adalah (إبني) ibny,
dari kata (إبن) ibn yakni
anak lelaki. Pemungilan tersebut mengisyaratkan kasih sayng. Dari sini kita
dapat berkata bahwa ayat di atas member isyarat bahwa mendidik hendaknya
didasari oleh rasa kasih saying terhadap peserta didik.
Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindari
syirik/ mempersekutukan Allah. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran
tentang wujud keesaan Tuhan. Bahwa redaksi pesannya berbentuk larangan, jangan
mepersekutukan Allah untuk menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk
sebelum melaksanakan yang baik. Memang “At-takhliyah muqaddamun ‘ala
at-tahliyah” (menyingkirkan keburukan lebih utama daripada menyandang
perhiasan) (M. Quraish Shihab, 2003 : 296-298)
3. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 14
وَوَصَّيْنَاالإِنْسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَي وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْلِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ المَصِيْرُ
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Di ayat 14 tidak menyebutkan jasa bapak, tetapi lebih menekankan
jasa ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak
karena kelemahan ibu berbeda dengan bapak. Di sisi lain, “peranan bapak” dalam
konteks kelahiran anak lebih ringan dibanding dengan peranan ibu. Setelah
pembuahan, semua proses kelahiran anak dipikul sendirian oleh ibu.Bukan hanya
sampai masa kelahirannya, tetapi berlanjut dengan penyusuan, bahkan lebih dari
itu. Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu ibu agar beban
yang dipikulnya tidak terlalu berat, tetapi ini tidak langsung menyentuh anak,
berbeda dengan peranan ibu.
Kata (وهنًا) wahnan berarti kelemahan atau kerapuhan.Yang
dimaksud disini kurangnya kemampuan memikul beban kehamilan, penyusuan dan
pemeiharaan anak. Patron kata yang digunakan ayat inilah mengisyaratkan betapa
lemahnya sang ibu sampai-sampai ia dilukiskan bagaikan kelemahan itu sendiri,
yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya
dan dipikulnya.
Firman-Nya: (وفصاله في عامين) wa
fishalahu fi amain/ dan penyapiannya di dalam dua tahun, mengisyaratkan
betapa penyusuan anak sangat penting dilakukan oleh ibu kandung. Tujuan penyusuan
ini bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup anak, tetapi juga bahkan
lebih-lebih untuk menumbuhkembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang
prima. Kata fi/di dalam, mengisyaratkan bahwa masa itu tidak mutlak
demikian. Dalam surat Al-Baqarah: 233 ditegaskan bahwa masa dua tahun adalah
bagi siapa yang hendak menyempurnakan penyusuan.
Pada penggalan ayat 14 ini, jika dihubungkan dengan firman-Nya
pada QS. Al-Ahqaf: 15 yang menyatakan: “…mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan,”diperoleh kesimpulan bahwa masa kehamilan minimal
adalah tiga puluh bulan kurang dua tahun yakni enam bulan.
Di antara hal yang menarik dari pesan-pesan ayat ini adalah bahwa
masing-masing disertai dengan argumennya:“Jangan mempersekutukan Allah, sesungguhnya
memperse-kutukan-Nya adalah penganiayaan yang besar”. Sedang ketika
mewasiati anak menyangkut orang tuanya ditekankan bahwa,”Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan kelemahan di atas kelemahan dan penyapiannya di
dalam dua tahun.”Demikianlah seharusnya materi petunjuk atau materi pendidikan
yang disajikan. Ia dibuktikan dengan kebenaran argumentasi yang dipaparkan atau
yang dapat dibuktikan oleh manusia melalui penalaran akalnya. Metode ini
bertujuan agar manusia merasa bahwa ia ikut berperan dalam menemukan kebenaran
dan dengan demikian ia merasa memilikinya serta bertanggung jawab
mempertahankannya. (M. Quraish Shihab, 2003 : 299-302)
4. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 15
وَإِنْ جَا هَدَكَ عَلَى
أَنْ تُشْرِكَ بِي مَالَيسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبهُمَافِي
الدُّنيَامَعرُوفًاوَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَن أَنَبَ إِلَيَّ مَرْجِعُكُم
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُم تَعْمَلُونَ
Artinya : “Dan
jika keduanya memaksa kamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka jangan lah engkau mematuhi keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembali kamu, maka Ku-beritakan
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Ayat ini menjelaskan tentang pengecualian menaati perintah kedua
orangtua, sekaligus menggaris bawahi wasiat Luqman kepada anaknya tentang
keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta kapan dan dimana pun.
Kewajiban menghormati dan menjalin hubungan baik dengan ibu bapak, menjadikan
sementara ulama berpendapat bahwa seorang anak boleh saja membelikan buat ibu
bapaknya yang kafir dan fakir minuman keras kalau mereka telah terbiasa dan
senang meminumnya, karena meminum minuman keras buat orang kafir bukanlah
sesuatu yang munkar.
Ayat ini mengandung beberapa pesan, bahwa mempergauli dengan baik
kepada kedua orang tua itu hanya dalam urusan keduniaan, tidak untuk perkara
keagamaan. Yang kedua, bertujuan meringankan beban tugas itu, karena ia hanya
untuk smentara yakni selama hidup di dunia yang hari-harinya terbatas, sehingga
tidak mengapalah memikul beban kebaktian kepada-Nya. Dan yang ketiga, bertujuan
menghadapkan kata dunia dengan hari kembali kepada Allah yang
dinyatakan di atas dengan kalimat hanya kepada-Ku kembali kamu. (M.
Quraish Shihab, 2003 : 303-305)
5. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 16
يَابُنَيَّ إِنَّهَاإِنْ تَكُ مِثقَالَ حَبَّةٍ مِن خَردَلٍ فَتَكُنْ
فِي صَخْرَةٍ أَو فِي السَّمَوَاتِ أَو فِيَ الأَرْضِ يَأْتِ بِهَااللهُ إِنَّ
اللهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
Artinya : “Wahai
anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi, dan berada dalam batukarang
atau dilangit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya,
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Luqman meneruskan nasihat kepada anaknya dengan beban-beban
akidah, dengan perintah beramar ma’ruf nahi munkar, serta bersabar atas segala
konsekuensinya. Semua itu merupakan resiko yang harus dihadapi oleh pemegang
akidah ketika meangkah dengan langkah yang merupakan tabiat dari akidah
tersebut. (Sayyid Quthb. Jilid 9, 2004 : 164)
Dalam konteks ayat ini, agaknya perintah berbuat baik, apalagi
kepada orangtua yang berbeda agama, merupakan salah satu bentuk dari Luthf Allah
swt. Karena betapapun perbedaan atau perselisihan antara anak dan ibu bapak,
pasti hubungan darah yang terjalin antara mereka tetap berbekas di hati
masing-masing. Dan dapat disimpulkan bahwa ayat ini menggambarkan Kuasa Allah
melakukan perhitungan atas amal-amal perbuatan manusia di akhirat nanti.
Demikian, melalui keduanya tergabung uraian tentang keesaan Allah dan
keniscayaan hari kiamat. Dua prinsip dasar akidah Islam yang sering kali
mewakili semua akidahnya. (M. Quraish Shihab, 2003 : 133-136)
6. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 17
يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ
المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ
Artinya : “ Wahai
anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan yang ma’ruf dan
cegahlah dari kemunkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal diutamakan.”
Ayat di atas menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
amal-amal shaleh yang puncaknya adalah shalat, serta amal-amal kebajikanyang
tercermin dalam amr ma’ruf dan nahi munkar, juga nasihat berupa
perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah.
Kata ‘azm dari segi bahasa bararti keteguhan hati dan tekad
untuk melakukan sesuaatu. Kata ini berpatron mashdar, tetapi
maksudnya adalah objek, sehingga makna penggalan ayat itu adalah shalat, amr
ma’ruf dan nahi munkar – serta kesabaran – merupakan
hal-hal yang telah diwajibkan oleh Allah untuk dibulatkan atasnya tekad manusia.
Thabathaba’i tidak memahami kesabaran sebagai salah satu yang ditunjuk
oleh kata yang demikian itu, karena menurutnya kesabaran telah masuk dalam
bagian azm. Maka atas dasar itu, bersabar yakni menahan diri
termasuk dalam ‘azm dari sisi bahwa ‘azm yakni tekad
dan keteguhan akan terus bertahan selama masih ada sabar. Dengan demikian
kesabaran diperlukan oleh tekad serta kesinambungannya. (M. Quraish
Shihab, 2003 : 310)
7. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 18-19
وَلاَتُصَعِّر خَدَّكَ
لِلنَّاسِ وَلاَتَمشِ فِي الأَرضِ مَرَحًا إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُختَالٍ
فَخُورٍ
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri.”
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ
وَاغْضُضْ مِن صَوتِكَ إِنَّ أَنكَرَالأَصْوَاتِ لَصَوتُ الحَمِيرِ
Artinya : “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Naasihat Luqman kali ini berkaitan
dengan akhlak dan sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Materi
pelajaran aqidah, beliau selingi dengan materi pelajaran akhlak, bukan saja
agar peserta didik tidak jenuh dengansatu materi, tetapi juga untuk
mengisyaratkan bahwa ajaran akidah dan akhlaq merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat di pisahkan.
Beliau menasihati anaknya dengan
berkata: Dan wahai anakku, di samping butir-butir nasihat yang lalu, janganlah juga
engkau berkeras memalingkan pipimu yakni mukamu dari
manusia - siapapun dia - didorong oleh penghinaan dan kesombongan. Tetapi
tampillah kepada setiap orang dengan wajah berseri penuh rendah
hati. Dan bila engkau melangkah, janganlah berjalan
dimuka bumi dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah
lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yakni tidak
melimpahkan anugerah kasih sayang-Nya kepada orang orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan bersikapsederhanalah dalam berjalanmu, yakni
jangan membusungkan dada dan jangan juga merunduk bagaikan orang sakit. Jangan
berlari tergesa-gesa dan jangan juga sangat perlahan menghabiskan
waktu. Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar kasar
bagaikan teriakan keledai. Sesungguhnya sebukruk-buruk suara ialah suara
keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan
nafas yang buruk.
Kata tusha’ir terambil dari
kata ash-sha’ar yaitu penyakit yang menimpa unta dan menjadikan
lehernya keseleo, sehingga ia memaksakan dia dan berupaya keras agar berpaling
sehingga tekanan tidak tertuju kepada syaraf lehernya yang mengakibatkan rasa
sakit. Dari kata inilah ayat di atas menggambarkan upaya keras dari seseorang
untuk bersikap angkuh dan menghina orang lain. Memang sering kali penghinaan
tercermin pada kenengganan melihat siapa yang dihina.
Kata fi’ al-ardh/di
bumi disebut oleh ayat diatas, untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian
manusia dari tanah, sehingga dia hendaknya jangan menyombongkan diri dan
melangkah angkuh di tempat itu. Demikian kesan al-Biqa’i. sedangkan Ibn ‘Asyur
memperoleh kesan bahwa bumi adalah tempat berjalan setiap orang, yang kuat dan
yang lemah, yang kaya dan yang miskin, penguasa dan rakyat jelata. Mereka semua
sama sehingga tidak wajar bagi pejalan yang sama, menyombongkan diri dan merasa
melebihi orang lain.
Kata mukhtalan terambil
dari akar kata yang sama dengan khayal/khayal. Karenanya kata ini
pada mulanya berarti orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh khayalannya,
bukan oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Biasanya orang semacam
ini berjalan dengan angkuh dan merasa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan
dengan orang lain. Dengan demikian, keangkuhannya tampak secara nyata dalam
kesehariannya. Kuda dinamai khail karena cara jalannya
mengesankan keangkuhan. Seorang yang mukhtal membanggakan apa yang
dimilikinya, bahkan tidak jarang membanggakan apa yang pada hakikatnya tidak ia
miliki. Dan inilah yang ditunjuk oleh kata fakhuran, yakni
seringkali membanggakan diri.
Kata ughdhudh terambil dari
kata ghadhdh dalam artipenggunaan sesuatu tidak dalam
potensinya yang sempurna. Mata dapat memandang ke kiri dan ke kanan secara
bebas. Perintahghadhdh jika ditujukan kepada mata maka kemampuan itu
hendaknya dibatasi dan tidak digunakan secara maksimal. Demikian juga dengan
suara. Dengan perintah diatas, seseorang diminta untuk tidak berteriak sekuat
kemampuannya, tetapi dengan suara perlahan namun tidak harus berbisik.
Demikian Luqman al-Hakim mengakhiri
nasihat yang mencakup pokok-pokok tuntunan agama. Di sana ada akidah, syariat
dan akhlak, tiga unsure ajaran al-Qur’an. Di sana ada akhlak terhadap Allah,
terhadap pihak lain dan terhadap diri sendiri. Ada juga perintah moderasi yang
merupakan ciri dari segala macam kebajikan, serta perintah bersabar,
yang merupakan syarat mutlak meraih sukses, duniawi dan ukhrawi. Demikian
Luqman al-Hakim mendidik anaknya bahkan member tuntunan kepada siapa pun yang
ingin menelusuri jalan kebajikan. (M. Quraish
Shihab, 2003 : 311-313)
E.
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan usaha untuk
memanusiakan manusia atau dengan kata lain usaha yang dilakukan oleh orang
dewasa untuk memberikan bimbingan kepada anak didik dalam rangka membuat ia
menjadi dewasa dan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam arah dan
tujuan pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum dalam proses pendidikan
adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dalam kurikulum memiliki
bagian-bagian penting sebagai penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan
baik. Bagian-bagian ini disebut komponen. Dan komponen-komponen tersebut saling
berkaitan, berintraksi satu sama lain dalam mencapai tujuan.
Kurikulum pendidikan Islam pada umumnya
merupakan pencerminan Islami yang dihasilkan berdasarkan pedoman
hidup ummaIslam, yaitu Al Quran dan As Sunnah yang ditransformasikan pada
peserta didik dalam seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dalam prakteknya.
Kurikulum Pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran genarasi
muda, penguatan tauhid, peningkatan kualitas akhlak serta untuk memperoleh
pengetahuan secara berkelanjutan.
KURIKULUM PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL QURAN
Oleh : Rijal Jauhari Syahrulloh
ABSTRAK
Setiap kegiatan ilmiah memerlukan
suatu perencanaan dan organisasi
yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur. Demikian pula dalam
pendidikan, diperlukan adanya program yang terencana dan dapat menghantar
proses pendidikan sampai pada tujuan yang diinginkan. Proses, pelaksanaan,
sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah kurikulum. Kurikulum
paling tidak mencakup tujuan, struktur, program, strategi pelaksanaan yang
menyangkut sistem penyajian pelajaran, penilaian hasil belajar,
bimbingan-penyuluhan, administrasi dan supervisi pendidikan. Oleh karena itu di
dalam rencana ini penulis akan menerangkan mengenai kurikulum yang berkaitan
dengan pendidikan Islam berdasarkan ayat-ayat dalam Al-quran.
Kata
Kunci : Pendidikan Islam, Kuikulum, Al-Quran
A.
PENDAHULUAN
Pendidikan islam secara fungsional adalah merupakan upaya manusia
muslim merekayasa pembentukan insan kamil melalui penciptaan
situasi interaksi edukatif yang kondusif. Sejalan dengan konsep merencanakan
masa depan ummat, maka pendidikan islam harus memiliki seperangkat isi atau
bahan yang akan ditransformasi kepada peserta didik agar menjadi kepribadiannya
sesuai dengan idealitas islam. Maka dari itu perlu dirancang suatu bentuk
kurikulum pendidikan islam yang sepenuhnya mengacu pada nilai-nilai asasi
ajaran islam.
Komponen kurikulum dalam pendidikan memiliki peran dan posisi yang
penting, karena merupakan operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahkan
tujuan tidak akan tercapai tanpa keterlibatan kurikulum pendidikan. Kurikulum
merupakan salah satu komponen pokok pendidikan, dan kurikulum sendiri juga
merupakan sistem yang mempunyai komponen-komponen tertentu yang satu sama lain
saling melengkapi.
B.
KURIKULUM
1.
Pengertian Kurikulum
Secara etimologi kurikulum berasal dari
bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curere yang
berarti jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Berdasarkan pengertian ini,
dalam konteksnya dengan dunia pendidikan, memberi pengertian sebagai “circle of
instruction” yaitu suatu lingkaran pengajaran dimana guru dan murid terlibat
didalamnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum
adalah merupakan landasan yang digunakan pendidik untuk membimbing peserta
didiknya kearah tujuan pendidikan yang diinginkan melalui akumulasi sejumlah
pengetahuan, keterampilan dan sikap mental.
Kurikulum adalah perangkat yang
diberikan oleh suatu lembaga pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang
akan diberikan kepada peserta didik dalam dalam satu periode jenjang pendidikan
(Mahmud, 2010 : 408). Curriculum is the
totally of learning experiences provided to student so that they can attain
general skills and knowledge at the variety learning sites (Colin J. Mars dan George
Willis, 2007 : 11).
Kurikulum dimaksudkan untuk mengarahkan
pendidikan ke arah tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. Sebagai rancangan
pendidikan mempunyai kurikulum kedudukan sentral dalam sebuah kegiatan
pendidikan, menentukan proses pelaksanaan dan hasil pendidikan. Kurikulum
memiliki hubungan yang erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
Wina Sanjaya (2009 : 4) mengemukakan
tiga dimensi pengertian dari kurikulum, yaitu kurikulum sebagai mata pelajaran,
kurikulum sebagai pengalaman pelajaran, dan kurikulum sebagai perencanaan
program pembelajaran.
Dalam konsep kurikulum sebagai mata
pelajaran biasanya erat kaitannya dengan usaha untuk memperoleh ijazah yang
pada dasarnya menggambarkan kemampuan peserta didik. Apabila peserta didik
telah mendapatkan ijazah, berarti ia telah menguasai pelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Tokoh yang menganggap kurikulum sebagai
pengalaman belajar adalah Hollis L.Caswell dan Campbell (1935), yang menyatakan
bahwa kurikulum adalah setiap pengalaman belajar peserta didik yang didapat
dari bimbingan gurunya. Pendapat yang menganggap kurikulum sebagai program atau
rencana pembelajaran dikumukakan oleh Hilda Taba (1962) yang menyatakan bahwa
kurikulum adalah perencanaan yang berisai tentang petunjuk belajar serta hasil
yang diharapkan.
2.
Komponen Kurikulum
Beranjak dari pengertian kurikulum yang
itu maka sekolah dapat disbut miniatur masyarakat, atau dapat pula disebut
masyarakat dalam bentuk mini. Kurikulum memiliki isi yang luas di dalamnya.
menurut Hilda Taba kurikulum yang begitu luas itu, dapat dirinci menjadi empat,
yaitu tujuan, isi, metode, dan evaluasi. pembagian ini diikuti oleh Ralph
W.Tayler yang mengatakan bahwa jika orang ingin membuat atau menilai kurikulum,
perhatiannya tentu tertuju pada empat pertanyaan:
a. Apa tujuan pengajaran?
b. Pegalaman belajar apa yang disiapkan
untuk pengajaran?
c. Bagaimana pengalaman pengajaran itu
dilaksanakan?
d. Bagaimana menentukan bahwa tujuan telah
tercapai?
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
diketahui bawa komponen krikulum mengandung atau terdri atas komponen-komponen
sebagai berut:
a. Tujuan
Tujuan merupakan komponen yang sangat penting dalam menyusun
sebuah kurikulum. Jika diibaratkan, tujuan merupakan sebuah jantung pada system
tubuh. Oleh karena itu tujuan merupakan komponen yang pertama dan utama (Wina
Sanjaya, 2009:205). Komponen tujuan berkaitan dengan arah atau sasaran yang
ingin dicapai dalam penyelenggaraan pendidikan. Setiap perencana kurikulum
harus menetapkan arah pendidikan yang harus dituju (Moch. Ansyar dan H.
Nurtain, 1992 : 11).
Setiap komponen dalam kurikulum di atas sebenarnya saling
berkaitan satu sama lain bahkan masing-masing komponen merupakan bagian
integral dari kurikulum tersebut. Tujuan itu mula-mula bersifat umum, namun
dalam operasinya tujuan itu harus dibagi menjadi bagian-bagian kecil. tujuan
yang kecil-kecil itu dirumuskan dalam rencana pengajaran yang sering disebut
sebagai persiapan mengajar. Tujuan yang ditulis di dalam persiapan mengajar itu
disebut tujuan pengajaran, yang sebenarnya adalah tujuan anak belajar.
b. Isi
Isi atau materi pelajaran merupakan komponen kedia setelah
tujuan. Dalam konteks tertentu, matei pelajaran merupakan inti dari proses
pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009 : 205). Komponen isi ini menunjukkan materi
proses pembelajaran tersebut. Materi (isi) itu harus relevan dengan tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan.
Dalam proses pembelajaran itu ada isi (materi) tertentu yang
relevan dengan tujuan pengajaran. Secara mudah dikatakan bahwa isi proses itu
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, namun pada operasinya tidaklah
semudah itu.
c. Metode dalam proses pembelajaran
Bahan ajar
atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu dengan
sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi. Metode adalah
komponen yang juga memegang peran penting dan sangat menentukan. Keberhasilan
pencapaian tujuan sangat ditentukan oleh komponen ini. Bagaimanapun lengkap dan
jelasnya komponen lain, tanpa dapat diimplementasikan melalui metode yang
tepat, maka komponen-komponen tersebut tidak akan memiliki makna dalam
pencapaian tujuan. (Wina Sanjaya, 2009:206)
Komponen
metode pembelajaran mempertimbangkan kegiatan anak dan guru dalam proses pembelajaran.
Dalam proses pebelajaran itu sebaiknya tidak dibiarkan sendirian melainkan
pendidik mempunyai peran yang sangat penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Bahkan mutu proses pembelajaran itu banyak ditentukan oleh
kemampuan pendidiknya (Nana Syaodih, 2010 : 98).
Mutu
pembelajaran itu banyak sekali bergantung pada kemampuan guru dalam menguasai
dan mengaplikasikannya teori-teori keilmuan, yaitu teori psikologi, khususnya
psikologi pendidikan, metode pengajaran, metode belajar, penggunaan media pembelajaran
dan sebagainya.
Pembelajaran
cenderung bersifat kontekstual, metode dan teknik pembelajaran yang digunakan
tidak lagi dalam bentuk penyajian dari guru tetapi lebih bersifat individual,
langsung, dan memanfaatkan proses dinamika kelompok (kooperatif), seperti :
pembelajaran moduler, observasi, simulasi atau role playing, diskusi, dan
sejenisnya.
Dalam hal ini,
guru tidak banyak melakukan intervensi. Peran guru hanya sebagai fasilitator,
motivator dan guider. Sebagai fasilitator, guru berusaha menciptakan dan
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta didiknya. Sebagai
motivator, guru berupaya untuk mendorong dan menstimulasi peserta didiknya agar
dapat melakukan perbuatan belajar. Sedangkan sebagai guider, guru melakukan
pembimbingan dengan berusaha mengenal para peserta didiknya secara personal.
d. Evaluasi
Evaluasi menjadi komponen yang tidak
dapat dilepaskan dari setiap kegiatan pengembangan kurikulum (curriculum
development), kegiatan pendidikan dan lembaga pendidikan (Hamid Hasan, 2009
: 155). Evaluasi merupakan bagian penilaian
untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran
tersebut. Hasil penilaian itu dapat dilihat berupa angka yangdinyatakan sebagai
niai yang dicapai peserta didik (A. Tafsir, 2008:54-55).
Evaluasi
kurikulum memegang peranan penting, baik untuk penentuan kebijakan pendidikan
maupun untuk pengambilan keputusan dalam kurikulum itu sendiri. Hal itu
dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan-tujuan pendidikan pada
lembaga pendidikan yang bersangkutan (M.Erihadiana, 2011 : 27).
Evaluasi dijadikan langkah akhir dalam keseluruhan proses. Hasil-hasil evaluasi kurikulum dapat
digunakan oleh para pemegang kebijakan pendidikan dan para pengembang kurikulum
dalam memilih dan menetapkan kebijakan pengembangan sistem pendidikan dan
pengembangan model kurikulum yang digunakan. Hasil-hasil evaluasi kurikulum
juga dapat digunakan oleh guru-guru, kepala sekolah dan para pelaksana
pendidikan lainnya dalam memahami dan membantu perkembangan peserta didik,
memilih bahan pelajaran, memilih metode dan alat-alat bantu pelajaran, cara
penilaian serta fasilitas pendidikan lainnya (Nana Syaodih, 2010:172). Peserta didik dievaluasi
di akhir proses pembelajaran, begitu juga kurikulum dievaluasi setelah
diimplementasikan untuk menentukan apakah tujuan yang teplah ditetapkan sudah
tercapai (Rusman, 2009 : 101)
C.
KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM
1.
Definisi Kurikulum Pendidikan Islam
Kurikulum
disusun oleh para pendidikan/ahli kurikulum, ahli bidang ilmu, pendidik,
pejabat pendidikan, pengusaha serta masyarakat lainnya. Rencana ini disusun
dengan maksud memberi pedoman kepada para pelaksana pendidikan, dalam proses
pembimbingan perkembangan siswa, mencapai tujuan yang dicita-citakan oleh siswa
sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Kurikulum pendidikan Islam adalah
bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang
dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam
adalah semua aktivitasi, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan
secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan
pendidikan Islam.
Berdasarkan
keterangan di atas, maka kurikulum pendidikan Islam itu merupakan satu komponen
pendidikan agama berupa alat untuk mencapai tujuan. Ini bermakna untuk mencapai
tujuan pendidikan agama (pendidikan Islam) diperlukan adanya kurikulum yang
sesuai dengan tujuan pendidikan Islam dan bersesuaian pula dengan tingkat usia,
tingkat perkembangan kejiwaan anak dan kemampuan pelajar.
2.
Karakteristik Kurikulum Pendidikan Islam
Secara umum
karakteritik kurikulum pendidikan Islam adalah pencerminan
Islami yang dihasilkan dari pemikiran kefilsafatan dalam seluruh
aktivitas dan kegiatan kependidikan dalam
prakteknya. Konsep inilah yang membedakan kurikulum pendidikan Islam dengan
kurikulum pendidikan pada umumnya.
Menurut Al- Syaebany, Ciri-ciri kurikulum pendidikan Islam itu
adalah :
1. Mementingkan tujuan agama dan akhlak dalam berbagai hal seperti
tujuan dan kandungan, kaedah, alat dan tekniknya.
2. Memperluas perhatian dan kandungan hingga mencakup perhatian,
pengembangan serta bimbingan terhadap segala aspek pribadi pelajar dari segi
intelektual, psikologi, sosial, dan spiritual.
3. Adanya keseimbangan antara kandungan kurikulum dan pengalaman
serta kegiatan pengajaran.
4. Menekankan konsep menyeluruh dan keseimbagan pada kandungannya
yang tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu teoritis, baik yang bersifat aqli
maupun naqli, tetapi juga meliputi seni halus, aktivitas pendidikan jasmani,
latihan militer, teknik, pertukangan, bahasa asing dll.
5.
Keterkaitan
antara kurikulum pendidikan Islam dengan minat, kemampuan, keperluan, dan
perbedaan individual antar siswa. (Nizar Samsul Al-Rasyidin, 2005 :
61-62)
D.
AYAT, ARTI, DAN TAFSIR SURAT LUQMAN
1. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 12
وَلَقَدْ آتَيْنَا
لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْلِله وَمَنْ
يَشْكُرْفَإنَّمَايَشْكُرُلِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ
حَمِيْدٌ
Artinya
: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Lukman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barang siapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa
yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji".
Ayat 12 menguraikan tentang salah seorang yang bernama Luqman yang
dianugerahi oleh Allah SWT hikmah, sambil menjelaskan beberapa butir hikmah
yang pernah Luqman sampaikan kepada anaknya. Para ulama mengajukan aneka
keterangan tentang makna hikmah. Antara lain bahwa hikmah berarti “Mengetahui
yang paling utama dari segaala sesuatu, baik pengetahuan, maupun perbuatan. Ia
adalah ilmu amaliah dan amal ilmiah. Ia adalah ilmu yang didukung oleh amal,
dan amal yang tepat dan didukung oleh ilmu.”
“Sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepada Luqman…” Apa
tabi’at dari hikmah itu? Sesungguhnya hikmah itu mengarahkan diri agar
bersyukur kepada Allah, “…yaitu, Bersyukurlah kepada Allah….” Itulah hikmah dan
pengarahan yang bijaksana. Berikutnya adalah pengarahan Luqman kepada anaknya
dengan nasihat, yaitu nasihat seorang yang bijaksana kepada anaknya. Ia adalah
nasihat yang membebaskan orang dari segala aib. Pemilik dan pemberi nasihat itu
telah diberikan hikmah kepadanya (Sayyid Quthb. Jilid 9, 2004 : 164).
Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu yang bila digunakan / diperhatikan
akan menghalangi terjadinya mudarat atau kesulitan yang lebih besar dan atau
mendatangkan kemaslahatan dan kemudahan yang lebih besar. Makna ini ditarik
dari katahakamah, yang berarti kendali. Karena kendali menghalangi hewan /
kendaraan mengarah ke arah yang tidak diinginkan atau menjadi liar. Memilih
perbuatan yang terbaik dan sesuai adalah perwujudan dari hikmah. Memilih yang
terbaik dan sesuai dari dua hal yang buruk pun, dinamai hikmah dan pelakunya
dinamaihakim (bijaksana).
Kata syukur terambil dari kata syakara yang
maknanya berkisar antara lain pada pujian atas kebaikan, serta penuhnya
sesuatu. Syukur manusia kepada Allah dimulai dengan menyadari dari lubuk
hatinya yang terdalam betapa besar nikmat dan anugerah-Nya, disertai dengan
ketundukan dan kekaguman yang melahirkan rasa cinta kepada-Nya, dan dorongan
untuk memuji-Nya dengan ucapan sambil melaksanakan apa yang dikehendaki-Nya
dari penganugerahan itu. Syukur didefinisikan oleh sementara ulama dengan
memfungsikan anugerah yang diterima sesuai dengan tujuan penganugerahannya.
(أن اشكر لله) an usykur lillah adalah
hikmah itu sendiri yang dianugerahkan kepadanya itu. Al-Biqa’I menulis
bahwa “walaupun dari segi redaksional ada kalimat Kami katakana kepadanya, tetapi
makna khirnya adalah Kami anugerahkan kepadanya syukur.” Sayyid
Quthub menulis bahwa: “Hikmah, kandungan dan konsekuensinya adalah syukur
kepada Allah.”
Ayat di atas menggunakan bentuk mudhari’/kata kerja masa kini
dan dating untuk menunjukkan kesyukuran (يشكر)yasykur, sedang
ketika berbicara tentang kekufuran, digunakan bentuk kata kerja masa
lampau (كفر). Sebaliknya kata
kerja masa lampau pada kekufuran/ketiadaan syukur (كفر) adalah
untuk mengisyaratkan bahwa jika itu terjadi,, walau sekali, maka Allah akan
berpaling dan tidak menghiraukannya.
Kata (غنيّ) Ghaniyyun/
Maha Kaya terambil dari akar kata yang terdiri dari huruf-huruf (غ) ghain, (ن) nun, (ي) ya’ yang bermakna berkisar pada
dua hal, yaitu kecukupan, baik menyangkut harta maupun selainnya. Dari sini
lahir kataghaniyyah, yaitu wanita yang tidak kawin dan merasa berkecukupanhidup
di rumah orang tuanya, atau merasa cukup hidup sendirian tanpa suami, dan yang
kedua adalah suara. Dari sini lahir kata mughanniy dalam
arti penarik suara atau penyanyi.
Kata (حميد) Hamid/
Maha Terpuji, terambil dari akar kata yang terdiri dari
huruf-huruf (ح) ha’ (م) mim dan (د) dal, yang maknanya adalah
antonim tercela. Kata hamd/pujian digunakan untuk memuji
yang Anda peroleh maupun yang diperoleh selain Anda. Berbeda dengan kata syukur yang
digunakan dalam konteks nikmat yang Anda peroleh saja (M. Quraish Shihab, 2003
: 293-295)
.
2. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 13
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ
لاِبْنِهِ وَهُوَيَعِظُهُ يَابُنَيَّ لاَتُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ
لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Lukman berkata kepada
anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah
kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah
benar-benar kelaliman yang besar".
Di ayat 13 dilukiskan pengalaman hikmah itu oleh Luqman, serta
pelestariannya kepada anaknya. Ini pun mencerminkan kesyukuran beliau atas
anugerah itu. Ayat ini berbunyi: Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata
kepada anaknya, di waktu ia dari saat ke saat memberi pelajaran
kepadanya bahwa"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) dengan
sesuatu apapun, dan jangan juga mempersekutukan-Nya sedikit persekutuan pun,
lahir maupun batin. Persekutuan yang jelas maupun tersembunyi. Sesungguhnya syirik
yaknimempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kelaliman yang
besar". Itu adalah penempatan sesuatu yang sangat agung pada tempat
yang sangat buruk.
Luqman yang disebut surat ini adalah seorang tokoh yang
diperselisihkan identitasnya. Orang Arab mengenal dua tokoh yang bernama
Luqman. Pertama, Luqman Ibn ‘ad. Tokoh ini mereka agungkan karena
wibawa, kepemimpinan, ilmu, kefasihan dan kepandaiannya. Tokoh kedua adalah
Luqman al-Hakim yang terkenal dengan kata-kata bijak dan perumpamaannya.
Agaknya dialah yang dimaksud oleh surah ini.
Kata (يعظه) ya’izhuhu terambil
dari kata (وعظ) wa’zh yaitu
nasehat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati. Ada juga
yang mengartikannya sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman.
Penyebutan kata ini sesudah kata dia berkata untuk member gambaran
tentang bagaimana perkataan itu beliau sampaikan,yakni tidak membentak, tetapi
penuh kasih saying sebagaimana dipahami dalam panggilan mesranya kepada anak.
Sementara ulama yang memahami kata (وعظ) wa’zh dalam
arti ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman,berpendapat bahwa kata
tersebut mengisyaratkan bahwa anak Luqman adalah orang musyrik, sehingga sang
ayah yang menyandang hikmah it uterus menerus menasihatinya sampai akhirnya
sang anak mengakui Tauhid.
Kata (بنيّ) bunayya adalah
patron yang menggambarkan kemungilan. Asalnya adalah (إبني) ibny,
dari kata (إبن) ibn yakni
anak lelaki. Pemungilan tersebut mengisyaratkan kasih sayng. Dari sini kita
dapat berkata bahwa ayat di atas member isyarat bahwa mendidik hendaknya
didasari oleh rasa kasih saying terhadap peserta didik.
Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan perlunya menghindari
syirik/ mempersekutukan Allah. Larangan ini sekaligus mengandung pengajaran
tentang wujud keesaan Tuhan. Bahwa redaksi pesannya berbentuk larangan, jangan
mepersekutukan Allah untuk menekankan perlunya meninggalkan sesuatu yang buruk
sebelum melaksanakan yang baik. Memang “At-takhliyah muqaddamun ‘ala
at-tahliyah” (menyingkirkan keburukan lebih utama daripada menyandang
perhiasan) (M. Quraish Shihab, 2003 : 296-298)
3. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 14
وَوَصَّيْنَاالإِنْسَانَ
بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَي وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ
أَنِ اشْكُرْلِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ المَصِيْرُ
Artinya : Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat
baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Di ayat 14 tidak menyebutkan jasa bapak, tetapi lebih menekankan
jasa ibu. Ini disebabkan karena ibu berpotensi untuk tidak dihiraukan oleh anak
karena kelemahan ibu berbeda dengan bapak. Di sisi lain, “peranan bapak” dalam
konteks kelahiran anak lebih ringan dibanding dengan peranan ibu. Setelah
pembuahan, semua proses kelahiran anak dipikul sendirian oleh ibu.Bukan hanya
sampai masa kelahirannya, tetapi berlanjut dengan penyusuan, bahkan lebih dari
itu. Memang ayah pun bertanggung jawab menyiapkan dan membantu ibu agar beban
yang dipikulnya tidak terlalu berat, tetapi ini tidak langsung menyentuh anak,
berbeda dengan peranan ibu.
Kata (وهنًا) wahnan berarti kelemahan atau kerapuhan.Yang
dimaksud disini kurangnya kemampuan memikul beban kehamilan, penyusuan dan
pemeiharaan anak. Patron kata yang digunakan ayat inilah mengisyaratkan betapa
lemahnya sang ibu sampai-sampai ia dilukiskan bagaikan kelemahan itu sendiri,
yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan kelemahan telah menyatu pada dirinya
dan dipikulnya.
Firman-Nya: (وفصاله في عامين) wa
fishalahu fi amain/ dan penyapiannya di dalam dua tahun, mengisyaratkan
betapa penyusuan anak sangat penting dilakukan oleh ibu kandung. Tujuan penyusuan
ini bukan sekedar untuk memelihara kelangsungan hidup anak, tetapi juga bahkan
lebih-lebih untuk menumbuhkembangkan anak dalam kondisi fisik dan psikis yang
prima. Kata fi/di dalam, mengisyaratkan bahwa masa itu tidak mutlak
demikian. Dalam surat Al-Baqarah: 233 ditegaskan bahwa masa dua tahun adalah
bagi siapa yang hendak menyempurnakan penyusuan.
Pada penggalan ayat 14 ini, jika dihubungkan dengan firman-Nya
pada QS. Al-Ahqaf: 15 yang menyatakan: “…mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan,”diperoleh kesimpulan bahwa masa kehamilan minimal
adalah tiga puluh bulan kurang dua tahun yakni enam bulan.
Di antara hal yang menarik dari pesan-pesan ayat ini adalah bahwa
masing-masing disertai dengan argumennya:“Jangan mempersekutukan Allah, sesungguhnya
memperse-kutukan-Nya adalah penganiayaan yang besar”. Sedang ketika
mewasiati anak menyangkut orang tuanya ditekankan bahwa,”Ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan kelemahan di atas kelemahan dan penyapiannya di
dalam dua tahun.”Demikianlah seharusnya materi petunjuk atau materi pendidikan
yang disajikan. Ia dibuktikan dengan kebenaran argumentasi yang dipaparkan atau
yang dapat dibuktikan oleh manusia melalui penalaran akalnya. Metode ini
bertujuan agar manusia merasa bahwa ia ikut berperan dalam menemukan kebenaran
dan dengan demikian ia merasa memilikinya serta bertanggung jawab
mempertahankannya. (M. Quraish Shihab, 2003 : 299-302)
4. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 15
وَإِنْ جَا هَدَكَ عَلَى
أَنْ تُشْرِكَ بِي مَالَيسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلاَ تُطِعْهُمَا وَصَاحِبهُمَافِي
الدُّنيَامَعرُوفًاوَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَن أَنَبَ إِلَيَّ مَرْجِعُكُم
فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُم تَعْمَلُونَ
Artinya : “Dan
jika keduanya memaksa kamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka jangan lah engkau mematuhi keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang
kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembali kamu, maka Ku-beritakan
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
Ayat ini menjelaskan tentang pengecualian menaati perintah kedua
orangtua, sekaligus menggaris bawahi wasiat Luqman kepada anaknya tentang
keharusan meninggalkan kemusyrikan dalam bentuk serta kapan dan dimana pun.
Kewajiban menghormati dan menjalin hubungan baik dengan ibu bapak, menjadikan
sementara ulama berpendapat bahwa seorang anak boleh saja membelikan buat ibu
bapaknya yang kafir dan fakir minuman keras kalau mereka telah terbiasa dan
senang meminumnya, karena meminum minuman keras buat orang kafir bukanlah
sesuatu yang munkar.
Ayat ini mengandung beberapa pesan, bahwa mempergauli dengan baik
kepada kedua orang tua itu hanya dalam urusan keduniaan, tidak untuk perkara
keagamaan. Yang kedua, bertujuan meringankan beban tugas itu, karena ia hanya
untuk smentara yakni selama hidup di dunia yang hari-harinya terbatas, sehingga
tidak mengapalah memikul beban kebaktian kepada-Nya. Dan yang ketiga, bertujuan
menghadapkan kata dunia dengan hari kembali kepada Allah yang
dinyatakan di atas dengan kalimat hanya kepada-Ku kembali kamu. (M.
Quraish Shihab, 2003 : 303-305)
5. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 16
يَابُنَيَّ إِنَّهَاإِنْ تَكُ مِثقَالَ حَبَّةٍ مِن خَردَلٍ فَتَكُنْ
فِي صَخْرَةٍ أَو فِي السَّمَوَاتِ أَو فِيَ الأَرْضِ يَأْتِ بِهَااللهُ إِنَّ
اللهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
Artinya : “Wahai
anakku, sesungguhnya jika ada seberat biji sawi, dan berada dalam batukarang
atau dilangit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya,
Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”
Luqman meneruskan nasihat kepada anaknya dengan beban-beban
akidah, dengan perintah beramar ma’ruf nahi munkar, serta bersabar atas segala
konsekuensinya. Semua itu merupakan resiko yang harus dihadapi oleh pemegang
akidah ketika meangkah dengan langkah yang merupakan tabiat dari akidah
tersebut. (Sayyid Quthb. Jilid 9, 2004 : 164)
Dalam konteks ayat ini, agaknya perintah berbuat baik, apalagi
kepada orangtua yang berbeda agama, merupakan salah satu bentuk dari Luthf Allah
swt. Karena betapapun perbedaan atau perselisihan antara anak dan ibu bapak,
pasti hubungan darah yang terjalin antara mereka tetap berbekas di hati
masing-masing. Dan dapat disimpulkan bahwa ayat ini menggambarkan Kuasa Allah
melakukan perhitungan atas amal-amal perbuatan manusia di akhirat nanti.
Demikian, melalui keduanya tergabung uraian tentang keesaan Allah dan
keniscayaan hari kiamat. Dua prinsip dasar akidah Islam yang sering kali
mewakili semua akidahnya. (M. Quraish Shihab, 2003 : 133-136)
6. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 17
يَابُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاَةَ وَأمُر بِالمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ
المُنكَرِ وَاصبِر عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِن عَزمِ الأُمُورِ
Artinya : “ Wahai
anakku, laksanakanlah shalat dan perintahkanlah mengerjakan yang ma’ruf dan
cegahlah dari kemunkaran dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu.
Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal diutamakan.”
Ayat di atas menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan
amal-amal shaleh yang puncaknya adalah shalat, serta amal-amal kebajikanyang
tercermin dalam amr ma’ruf dan nahi munkar, juga nasihat berupa
perisai yang membentengi seseorang dari kegagalan yaitu sabar dan tabah.
Kata ‘azm dari segi bahasa bararti keteguhan hati dan tekad
untuk melakukan sesuaatu. Kata ini berpatron mashdar, tetapi
maksudnya adalah objek, sehingga makna penggalan ayat itu adalah shalat, amr
ma’ruf dan nahi munkar – serta kesabaran – merupakan
hal-hal yang telah diwajibkan oleh Allah untuk dibulatkan atasnya tekad manusia.
Thabathaba’i tidak memahami kesabaran sebagai salah satu yang ditunjuk
oleh kata yang demikian itu, karena menurutnya kesabaran telah masuk dalam
bagian azm. Maka atas dasar itu, bersabar yakni menahan diri
termasuk dalam ‘azm dari sisi bahwa ‘azm yakni tekad
dan keteguhan akan terus bertahan selama masih ada sabar. Dengan demikian
kesabaran diperlukan oleh tekad serta kesinambungannya. (M. Quraish
Shihab, 2003 : 310)
7. Arti
dan isi kandungan surat Luqman ayat 18-19
وَلاَتُصَعِّر خَدَّكَ
لِلنَّاسِ وَلاَتَمشِ فِي الأَرضِ مَرَحًا إِنَّ اللهَ لاَيُحِبُّ كُلَّ مُختَالٍ
فَخُورٍ
Artinya : “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia
(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan
diri.”
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ
وَاغْضُضْ مِن صَوتِكَ إِنَّ أَنكَرَالأَصْوَاتِ لَصَوتُ الحَمِيرِ
Artinya : “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”
Naasihat Luqman kali ini berkaitan
dengan akhlak dan sopan santun berinteraksi dengan sesama manusia. Materi
pelajaran aqidah, beliau selingi dengan materi pelajaran akhlak, bukan saja
agar peserta didik tidak jenuh dengansatu materi, tetapi juga untuk
mengisyaratkan bahwa ajaran akidah dan akhlaq merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat di pisahkan.
Beliau menasihati anaknya dengan
berkata: Dan wahai anakku, di samping butir-butir nasihat yang lalu, janganlah juga
engkau berkeras memalingkan pipimu yakni mukamu dari
manusia - siapapun dia - didorong oleh penghinaan dan kesombongan. Tetapi
tampillah kepada setiap orang dengan wajah berseri penuh rendah
hati. Dan bila engkau melangkah, janganlah berjalan
dimuka bumi dengan angkuh, tetapi berjalanlah dengan lemah
lembut penuh wibawa. Sesungguhnya Allah tidak menyukai yakni tidak
melimpahkan anugerah kasih sayang-Nya kepada orang orang yang sombong lagi
membanggakan diri. Dan bersikapsederhanalah dalam berjalanmu, yakni
jangan membusungkan dada dan jangan juga merunduk bagaikan orang sakit. Jangan
berlari tergesa-gesa dan jangan juga sangat perlahan menghabiskan
waktu. Dan lunakkanlah suaramu sehingga tidak terdengar kasar
bagaikan teriakan keledai. Sesungguhnya sebukruk-buruk suara ialah suara
keledai karena awalnya siulan yang tidak menarik dan akhirnya tarikan
nafas yang buruk.
Kata tusha’ir terambil dari
kata ash-sha’ar yaitu penyakit yang menimpa unta dan menjadikan
lehernya keseleo, sehingga ia memaksakan dia dan berupaya keras agar berpaling
sehingga tekanan tidak tertuju kepada syaraf lehernya yang mengakibatkan rasa
sakit. Dari kata inilah ayat di atas menggambarkan upaya keras dari seseorang
untuk bersikap angkuh dan menghina orang lain. Memang sering kali penghinaan
tercermin pada kenengganan melihat siapa yang dihina.
Kata fi’ al-ardh/di
bumi disebut oleh ayat diatas, untuk mengisyaratkan bahwa asal kejadian
manusia dari tanah, sehingga dia hendaknya jangan menyombongkan diri dan
melangkah angkuh di tempat itu. Demikian kesan al-Biqa’i. sedangkan Ibn ‘Asyur
memperoleh kesan bahwa bumi adalah tempat berjalan setiap orang, yang kuat dan
yang lemah, yang kaya dan yang miskin, penguasa dan rakyat jelata. Mereka semua
sama sehingga tidak wajar bagi pejalan yang sama, menyombongkan diri dan merasa
melebihi orang lain.
Kata mukhtalan terambil
dari akar kata yang sama dengan khayal/khayal. Karenanya kata ini
pada mulanya berarti orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh khayalannya,
bukan oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Biasanya orang semacam
ini berjalan dengan angkuh dan merasa dirinya memiliki kelebihan dibandingkan
dengan orang lain. Dengan demikian, keangkuhannya tampak secara nyata dalam
kesehariannya. Kuda dinamai khail karena cara jalannya
mengesankan keangkuhan. Seorang yang mukhtal membanggakan apa yang
dimilikinya, bahkan tidak jarang membanggakan apa yang pada hakikatnya tidak ia
miliki. Dan inilah yang ditunjuk oleh kata fakhuran, yakni
seringkali membanggakan diri.
Kata ughdhudh terambil dari
kata ghadhdh dalam artipenggunaan sesuatu tidak dalam
potensinya yang sempurna. Mata dapat memandang ke kiri dan ke kanan secara
bebas. Perintahghadhdh jika ditujukan kepada mata maka kemampuan itu
hendaknya dibatasi dan tidak digunakan secara maksimal. Demikian juga dengan
suara. Dengan perintah diatas, seseorang diminta untuk tidak berteriak sekuat
kemampuannya, tetapi dengan suara perlahan namun tidak harus berbisik.
Demikian Luqman al-Hakim mengakhiri
nasihat yang mencakup pokok-pokok tuntunan agama. Di sana ada akidah, syariat
dan akhlak, tiga unsure ajaran al-Qur’an. Di sana ada akhlak terhadap Allah,
terhadap pihak lain dan terhadap diri sendiri. Ada juga perintah moderasi yang
merupakan ciri dari segala macam kebajikan, serta perintah bersabar,
yang merupakan syarat mutlak meraih sukses, duniawi dan ukhrawi. Demikian
Luqman al-Hakim mendidik anaknya bahkan member tuntunan kepada siapa pun yang
ingin menelusuri jalan kebajikan. (M. Quraish
Shihab, 2003 : 311-313)
E.
KESIMPULAN
Pendidikan merupakan usaha untuk
memanusiakan manusia atau dengan kata lain usaha yang dilakukan oleh orang
dewasa untuk memberikan bimbingan kepada anak didik dalam rangka membuat ia
menjadi dewasa dan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam arah dan
tujuan pendidikan adalah kurikulum.
Kurikulum dalam proses pendidikan
adalah sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dalam kurikulum memiliki
bagian-bagian penting sebagai penunjang yang dapat mendukung operasinya dengan
baik. Bagian-bagian ini disebut komponen. Dan komponen-komponen tersebut saling
berkaitan, berintraksi satu sama lain dalam mencapai tujuan.
Kurikulum pendidikan Islam pada umumnya
merupakan pencerminan Islami yang dihasilkan berdasarkan pedoman
hidup ummaIslam, yaitu Al Quran dan As Sunnah yang ditransformasikan pada
peserta didik dalam seluruh aktivitas dan kegiatan pendidikan dalam prakteknya.
Kurikulum Pendidikan Islam bertujuan menanamkan kepercayaan dalam pemikiran genarasi
muda, penguatan tauhid, peningkatan kualitas akhlak serta untuk memperoleh
pengetahuan secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyidin, Nizar Samsul, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Ansyar, Moch. dan H. Nurtain.. Pengembangan dan Inovasi
Kurikulum. Jakarta : Depdikbud. 1992
Erihadiana, Mohamad. Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam. Bandung : Sunan Gunung Djati Press. 2011.
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan
Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2010
Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum.
Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009
Marsh, Colin J. dan George Willis. Curriculum
Altirnative, Approaches, Ongoing Issue. New Jersey. USA : Pearson Merril
Prentice Hall. 2007
Mahmud. Ensiklopedi Pendidikan Islam :
Konsep, Teori, dan Tokoh. Bandung : Sahifa. 2010
Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an Di
Bawah naungan Al Qur’an. Jilid 9 Jakarta : Gema Insani. 2004 hal 164
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta :
Rajagrafindo Persada. 2012
Sanjaya,Wina. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : Kencana. 2009
Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah.
jilid 10. Jakarta: Lentera Hati, 2003.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan
Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009
DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyidin, Nizar Samsul, Filsafat
Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005.
Ansyar, Moch. dan H. Nurtain.. Pengembangan dan Inovasi
Kurikulum. Jakarta : Depdikbud. 1992
Erihadiana, Mohamad. Pengembangan Kurikulum
Pendidikan Agama Islam. Bandung : Sunan Gunung Djati Press. 2011.
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan
Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2010
Hasan, Hamid. Evaluasi Kurikulum.
Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009
Marsh, Colin J. dan George Willis. Curriculum
Altirnative, Approaches, Ongoing Issue. New Jersey. USA : Pearson Merril
Prentice Hall. 2007
Mahmud. Ensiklopedi Pendidikan Islam :
Konsep, Teori, dan Tokoh. Bandung : Sahifa. 2010
Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an Di
Bawah naungan Al Qur’an. Jilid 9 Jakarta : Gema Insani. 2004 hal 164
Rusman. Manajemen Kurikulum. Jakarta :
Rajagrafindo Persada. 2012
Sanjaya,Wina. Kurikulum dan
Pembelajaran. Jakarta : Kencana. 2009
Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah.
jilid 10. Jakarta: Lentera Hati, 2003.
Syaodih Sukmadinata, Nana. Pengembangan
Kurikulum. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2009
ituDewa Poker Domino QQ | Ceme Judi Domino QQ | Agen Domino QQ | Domino QQ Online | Agen Poker | Judi Poker | Poker Online | Agen OMAHA | Agen Super Ten | BlackJack
ReplyDeletePROMO SPESIAL GEBYAR BULANAN ITUDEWA. KUMPULKAN TURNOVER SEBANYAK-BANYAKNYA DAN DAPATKAN HADIAH YANG FANTASTIS DARI ITUDEWA.
MAINKAN DAN MENANGKAN HADIAH TOTAL RATUSAN JUTA, TANPA DI UNDI SETIAP BULANNYA!
? DAIHATSU ALYA 1.0 D MANUAL ( Senilai Rp.100.000.000,- )
? New Yamaha Vixion 150 ( Senilai Rp.25.340.000,- )
? Emas Antam 10 Gram ( Senilai Rp.10.160.000,- )
? Free Chips 1.500.000
? Free Chips 1.000.000
? Free Chips 250.000
SYARAT DAN KETENTUAN : KLIK DISINI
DAFTARKAN DIRI ANDA SEGERA : DAFTAR ITUDEWA
1 ID untuk 7 Game Permainan yang disediakan oleh Situs ituDewa
=> Bonus Cashback 0.3%
=> Bonus Refferal 20% (dibagikan setiap Minggunya seumur hidup)
=> Bonus UPLINE REFERRAL UP TO 100.000!
=> Bonus New Member 10%
=> Customer Service 24 Jam Nonstop
=> Support 7 Bank Lokal Indonesia (BCA, BNI, BRI, Mandiri, Danamon, Cimb Niaga, Permata Bank)
• Deposit Via Pulsa, OVO & GOPAY
• Pusat Bantuan ituDewa
Facebook : ituDewa Club
Line: ituDewa
WeChat : OfficialituDewa
Telp / WA : +85561809401
Livechat : ituDewa Livechat