Friday, February 19, 2016

Book Review : Sherlock Holmes : Anjing Setan

Judul Buku: Sherlock Holmes : Anjing Setan
Diterjemahkan dari : The Hound of The Baskerville
Penulis : Sir Arthur Conan Doyle
Terbit Pertama : 1902
Penerjemah : Sendra B. Tanuwidjaja
Tebal : 292 halaman
Terbit di Indonesia : Cetakan: ke-1, Januari 2013
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-9015-8

Keluarga Baskervilles memiliki legenda kutukan keluarga yang sudah ada turun-temurun terkait dengan seekor anjing setan. Begitulah inti dari manuskrip yang dibawa oleh James Mortimer, seorang dokter pribadi keluarga Baskerville. Bangsawan dari Devonshire ini datang sehubungan pamannya, Sir Charles Baskerville yang meninggal dengan misterius. Sherlock Holmes, detektif terhebat Inggris pada era Victoria kembali menangani kasus pelik bersama rekannya Dr. Watson. Kali ini kasus yang ditanganinya merupakan kasus yang tiak biasa karena melibatkan hal-hal yang gaib. Holmes menyelidiki penyebab kematian para kepala keluarga Baskerville untuk menyelamatkan nyawa sang kepala keluarga yang baru, Sir Henry Baskerville dan tidak begitu saja percaya pada cerita kutukan dan mitos anjing setan tersebut. Holmes harus memecahkan misteri teror anjing tersebut demi menyelamatkan Sir Henry Baskerville.
Holmes melarang Sir Henry pergi ke Baskerville Hall apalagi seorang diri karena khawatir sedang dimata-matai. Karena Sir Hendry tetap memaksa, maka Watson dan Dr. Mortimer menemaninya ke Devonshire mendatangi Basskerville Hall dengan kereta. Devonshire bukan merupakan wilayah yang indah dan memberikan kesan nyaman, melainkan tempat yang gersang, dan hanya sebagian mempunyai sisi yang menarik di mana terdapat peninggalan purbakala. Kesan Devonshire yang menyeramkan tidak hanya soal teror anjing setan, rawa-rawa Grimpen yang angker, tetapi juga dengan kabar tentang narapidana yang kabur dan bersembunyi di sana, memberikan kesan Devonshire sebagai tempat yang tidak nyaman untuk ditinggali.
Sir Henry, Watson, dan Dr, Mortimer tiba di Baskerville Hall dan menginap di sana. Ketika Watson berjalan-jalan di sekitar Baskerville Hall ia bertemu dengan Stapleton, seorang pecinta alam dan ahli botani yang sudah mengetahui tentang Watson dari Dr. Mortimer. Sepanjang Watson tinggal di kediaman Sir Henry yang megah tersebut, dia mengalami beberapa peristiwa yang menjadi bahan laporan untuk Holmes, dimulai dari suara tangisan seorang wanita pada tengah malam, pasangan Barrymore yang misterius, petualangan mencari narapidana, dan legenda Hugo Baskerville.
Bantuan dari sang detektif datang tanpa diduga, Holmes tiba-tiba sudah berada di Devonshire seolah ajaib. Ternyata selama ini dia berada di suatu tempat di desa itu dengan melakukan investigasi keliling desa. Satu persatu terungkap, mulai dari menemukan narapidana yang kabur itu dengan jasad yang sudah tak bernyawa sampai membongkar misteri di balik legenda anjing setan dan kutukan keluarga Baskerville. Anjing itu bukanlah anjing monster atau anjing setan, melainkan anjing milik Stapleton dan dia lah dalang dari semua pembunuhan di Devonshire. Stapleton ternyata masih keturunan Baskerville, putra Rodger Baskerville, adik termuda Sir Charles. Harta, cinta, dan penghianatan menjadi motif dari serangkaian pembunuhan yang dilakukan Stapleton.

Sir Arthur menulis cerita Holmes dengan sangat baik. Pembaca terbawa suasana dalam cerita ini. Kelamnya Devonshire dapat terbayang dan seolah mengalami apa yang dialami Holmes dan Watson. Selalu menebak-nebak siapa dalang dari kasus ini. Cerita yang runut dan detail dengan kejutan-kejutan yang muncul menjadikan novel ini menjadi buku yang wajib dibaca bagi yang suka cerita petualangan, misteri, dan kisah-kisah detektif pemecah kasus.

0 komentar:

Post a Comment