Judul Buku: London ; Angel
Penulis : Windry Ramadhina
Terbit Pertama : 2013
Tebal : 327 halaman
Cetakan : ke-3, 2013
Penerbit : Gagasmedia
ISBN : 979-780-653-7
Kisah seorang pemuda sekaligus senang dengan dunia sastra bernama Gilang
berpisah dengan sahabatnya Ning yang sudah bersama-sama selama 10 tahun ke
negeri Ratu Elizabeth kota London. Jarak bukan masalah untuk mereka tetap
berkomunikasi. Mereka tetap menjalin komunikasi dengan media sosial yang ada.
Ternyata dibalik prngakuan gilang terhadap Ning sebagai sahabatnya, diam-diam Gilang memang menyimpan perasaan
suka terhadap Ning. Tak terasa 4 tahun sudah Ning meninggalkan Gilang di
Jakarta dan menetap di London. Atas pengaruh teman-temannya, Brutus, Hyde,
Dum dan Dee (sebutan Gilang untuk mereka) Gilang pun memutuskan untuk
menyusul Ning ke London.
Sesampainya di London Gilang mendapatkan hal-hal baru, namun kunjungan
pertamanya ke tempat tinggal Ning tidak membuahkan hasil karena Ning sedang
berada di Cambridge. Alih-alih bertemu Ning, Gilang malah bertemu dengan gadis
cantik berambut coklat keemasan yang ia sebut Goldilock. Pertemuan pertamanya
dengan Goldilock lalu menaiki London Eye berdua memberikan kesan indah bagi Gilang. Gadis itu selalu muncul ketika
hujan dan pergi lalu menghilang saat hujan reda. Saat gadis itu pergi pada
pertemuan pertamanya ia meninggalkan sebuah payung lipat berwarna merah yang
pada kejadian-kejadian berikutnya payung itu banyak menolong orang dalam hal
asmara. Benar-benar payung romantis.
Gilang juga bertemu dengan gadis Indonesia bernama Ayu. Gadis dengan
sikap yang dingin dan penggila buku.
Selanjutnya dalam novel ini dikisahkan bahwa Gilang tidak semujur
orang-orang yang dibantu olehnya dan payung Goldilock itu, nasib Gilang
sebaliknya. Dia kehilangan gadis yang dicintainya dengan membawa payung merah
Goldilock tersebut. Gilang merasa kedatangannya ke London sia-sia. Alasan
utamanya datang ke London adalah demi menyatakan cintanya dan medapatkan hati
Ning, gadis yang sudah 14 tahun menjadi sahabatnya. Namun Ning mencintai orang
lain. Cintanya kepada Gilang berbeda. Cinta kepada seorang sahabat dan tidak
mau kehilangan sahabat seperti Gilang. Gilang pun harus mau menelan pil pahit
itu. Namun hal yang tak diduga-duga menghampiri gilang di detik-detik terakhir
kepulangannya ke Jakarta. Kisah asmaranya yang tadinya kandas, mulai muncul
secercah harapan. Gilang mendapat kejutan asmara dari gadis yang tak diduganya,
bahkan tak direncanakan sebelumnya. Rencana Tuhan memang luar biasa. Alih-alih
Ning yang menolak cintanya, Gilang justru mendapatkan peluang baru dan tertuju
pada gadis yang memiliki passion sama dengan dirinya.
Novel yang romantis. Alurnya tidak terlalu cepat, namun juga tidak
lambat atau bertele-tele menurutku. Mudah dimengerti dan bisa membuat emosi
pembaca terbawa arus kisah dalam novel ini. Penulis mampu menciptakan karakter
yang betul-betul terlihat sebagai penggila buku dan sastra dengan menampilkan
pengetahuan Gilang tentang karya-karya sastra klasik.
Kelemahan novel ini menurutku, tidak bisa dibaca oleh remaja usia
sekolah karena di dalamnya memuat hal-hal yang tidak aman dan tidak cocok
dibaca oleh pelajar seperti mengunjungi pub lalu minum minuman keras hingga mabuk
untuk menenangkan pikiran saat mendapat masalah. Jadi kesimpulannya novel ini
karya yang bagus namun hanya boleh dibaca oleh dewasa.
Hikmah dari Novel ini adalah bahwa kita tahu segala yang sudah kita
rencanakan tidak selalu sesuai dengan harapan. Tapi dibalik semua itu, yakinlah
bahwa Tuhan memiliki rencana lain yang lebih baik untuk kita selagi kita mau
memperjuangkannya.
0 komentar:
Post a Comment