Judul Buku: The 100-Year-Old Man Who Climbed Out
of the Window and Disappeared
Diterjemahkan dari : The 100-Year-Old Man Who Climbed
Out of the Window and Disappeared
Penulis : Jonas Jonasson
Terbit Pertama : 2013
Penerjemah: Marcalais Frasisca
Tebal : 508 hlm
Terbit
di Indonesia : Cetakan ke-7, September 2015
Penerbit : Bentang
ISBN : 978-602-291-018-3
Kisah tentang seorang Allan
Karlson, seorang pria tua penggila Vodka yang kabur dari tempat tinggalnya di
rumah lansia pada hari ulang tahunnya yang ke 100. Ulang tahun Allan yang ke
100 dirayakan dengan spesial, dan turut dihadiri oleh Walikota disertai pers
yang akan meliput momen tersebut. Sayangnya hanya yang berulang tahunlah yang
tidak berkenan hadir pada pesta itu. Allan kabur melalui jendela dan memutuskan
untuk pergi ke stasiun bus untuk menjauhi kota dengan menaiki bus sesuai dengan
bekal uang yang dibawanya.
Di Terminal Bus Malmkoping, Allan
bertemu seorang pemuda dengan sebuah koper besar, dan berjaket denim yang
bertuliskan Never Again di bagian punggungnya. Pemuda itu meminta bantuan Allan
untuk menjaga kopernya karena dia ingin ke toilet. Tak lama setelah sang pemuda
ke toilet, bus Allan pun datang. Dengan nekat, Allan membawa koper besar itu
kedalam bus menuju Strangnas. Pikir Allan, koper itu berisi pakaian yang bisa
ia pakai di hari-hari pelariannya, tapi ternyata koper itu berisi uang senilai
50 juta Krona.
Allan yang nekat pergi dengan koper
itu, tak menyangka ternyata koper itu membawa malapetaka. Allan dicari oleh
gangster Never Again untuk mengambil kembali kopernya. Dari mana kelompok itu
mendapat uang sebanyak itu? Namun satu persatu kelompok kriminal tersebut mampu
Allan atasi dengan kisah yang amat konyol. Allan sempat menjadi tranding topik
sebagai pria tua yang dikabari diculik hingga kasus berubah menjadi pria tua
sebagai buronan polisi.
Novel yang menarik. Mengisahkan
tokoh utama dengan karakter polos dengan selera humor yang tinggi. Dia mampu
merubah suasana introgasi yang tegang menjadi sebuah suasana yang penuh
lawakan. Bahasa yang mudah diikuti dan dimengerti.
Novel ini diceritakan dengan alur
maju-mundur. Alur maju menceritakan petualangan Allan pasca melarikan diri dari
Rumah Lansia sedangkan alur mundur mengisahkan asal-usul Allan, kehidupan Allan
semasa kecil, dan bagaimana Allan yang tumbuh dengan memulai pekerjaannya di
pabrik pembuat bahan peledak. Siapa sangka semasa hidupnya, Allan yang mahir
merakit alat peledak Allan bisa menjelajah dunia memiliki relasi yang baik
dengan orang-orang terkenal di dunia. Hal yang membuat saya terkejut adalah
dari beberapa negara yang dikunjungi Allan, Indonesia salah satunya dan mengisahkan
hidupnya beberapa tahun di Indonesia meski citra Indonesia tidak begitu baik di
mata orang luar.
Kekurangan dari novel ini, terlalu
detail saat menceritakan alur mundur sehingga terkesan mengesampingkan alur
maju pasca Allan kabur dari rumah lansia. Mungkin akan lebih menarik jika
penulis memberi bagian lebih banyak pada alur majunya. Dengan karakter dan
latar tempat yang begitu banyak terdapat di alur maju dan alur mundur membuat
pembaca mesti mengingat-ingat kembali karakter, kejadian, dan lokasi yang
dibicarakan.
0 komentar:
Post a Comment