Mengisi liburan singkat di negeri Jiran, merupakan pilihanku dan ketiga temanku. Yang pasti menyesuaikan dengan saku kami hehe. Kami berangkat dari Bandara Husein Sastranegara Bandung dan tiba di Bandara Internasional Malaysia dengan waktu tempuh kurang lebih dua jam.
Setibanya di Bandara, kami sudah ada yang menjemput, teman dari temanku sudah siap di depan bandara. Untungya kami memiliki kenalan di sana, jadi tidak perlu repot mencari travel tau sewa taksi.
Hotel tempat kami tinggal ternyata lumayan jauh dari bandara dan pusat kota Kuala Lumpur. Jaraknya sekitar 45 menit dari bandara dan 20 menit dari pusat kota. Tepatnya daerah Serdang. Kami sudah merencanakan akan kemana saja setelah di sana. Dan tujuan pertama kita di pagi pertama di Malaysia adalah KL central. Di KL Central ini ada berbagai tempat yang bisa dikunjungi sebagai khasnya Malaysia, misalnya Pasar Seni, China Town, Bukit Bintang, KL Tower, dan Menara Kembar Petronas.
a. Pasar Seni
Pasar Seni yang juga di kenali dengan Central Market adalah tempat jual beli Malaysia yang asalnya adalah sebuah yang menjual barang-barang seni. Mulai dari kerajinan kaum Melayu, Dayak , kaum China dan India. Sedangkan di belakang bangunan Pasar seni ini , di khusukan kepada para pelukis. Salah satu tempat yang recomended jika berkunung ke Malaysia dan singgah di KL central.
Pasar Seni Kuala Lumpur. Sumber : Meltedstories.com |
b. Bukit Bintang
Bukit Bintang di KL, tidaklah sama dengan Bukit Bintang di Bandung atau di Jogja. ini Bukit Bintang merupakan daerah perbelanjaan / shopping. Tempat ini menjadi salah satu surga bagi para shopaholic. Kafe, restoran, klub, toko, mal, dan banyak lagi tempat hiburan memenuhi jalan ini. Pada akhir pekan, ribuan masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara akan memenuhi daerah Bintang Walk ini dan pusat perbelanjaan yang ada di dearah ini akan ramai sekali. Hampir setiap peristiwa besar akan dirayakan di sini malam seperti Countdown Tahun Baru, perayaan-perayaan lainnya serta fashion show, konser jalanan dan pesta-pesta jalanan.
Bukit Bintang. Sumber : tripadvisor.com |
c. Petaling Street
Jalan Petaling atau lebih dikenal dengan nama Petaling Street merupakan pusat jualan warga Cina (Chinatown) Kuala Lumpur yang banyak mengabadikan suasana tradisinya terutama sekali di waktu malam apabila para penjaja menggelar barang-barang jualan mereka untuk dijual di sepanjang jalan tersebut. Anda bisa mendapatkan segala macam barang yang berbau etnik chinese di tempat ini dan juga banyak merchandise / souvenir / oleh-oleh yang bisa anda beli di sini dengan harga cukup murah (syaratnya anda harus pintar menawar).
Petaling Street (Chinatown) |
d. KL Tower
KL Tower. Ibaratnya di Jakarta adalah Monas. KL Tower atau biasa juga disebut menara KL adalah tempat yang paling pas untuk menikmati kota Kuala Lumpur dari atas. Dengan membeli tiket 40 Ringgit atau setara dengan Rp 150.000, pengunjung bisa sampai ke lantai 45. Kalau takut ketinggian ya jangan ke sini karena tingginya juga lumayan memacu adrenalin yaitu 421 meter.
KL Tower |
e. Petronas Twin Tower
Puas jalan-jalan mall hopping di Bukit Bintang, bisa lewat shelter di belakang Pavilion KL untuk lanjut ke KLCC. Menara kembar Petronas yang dibangun sejak 1991 – 1998, pernah menjadi menara tertinggi dunia pada tahun 1998 – 2004. Para wisatawan juga bisa naik ke Twin Towers sampai skybridge (lt.41) atau sampai observation deck (lt.86). Sayangnya, tiket untuk naik ke atas dijual dengan sistem first come first serve, dan disarankan untuk mengantri dari jam 6an (counter buka jam 8:30). Tiket tersebut sangat cepat sekali habis. So, jika ingin datang ke KLCC dengan tujuan naik ke atas menara, maka perhitungkan waktu kedatangan agar tidak kehabsan tiket.
Petronas Twin Towers |
Di KL central kami tidak menyia-nyiakan waktu untuk mengabadikan moment dengan latar yang menjadi khas di daerah tersebut. Seharian full di pusat kota untuk menikmati liburan singkat kami hingga kami kembali ke hotel sekitar jam 23.00 waktu Malaysia.
Perjalanan selanjutnya di hari kedua, kami menuju Batu Caves. Yang khas di Batu Caves adalah Patung Dewa Murugan (Lord Murugan) berdiri dengan agung membelakangi tebing batu, mengadapi ratusan pengunjung yang berkerumun di bawahnya. Patung Murugan di Batu Caves ini adalah patung Murugan tertinggi di dunia. Di belakang patung Murugan terdapat 272 anak tangga untuk mencapai ke kuil dala goa. Juga jalan untuk menuju ke Dark Caves, goa yang di dalamnya merupakan tempat hewan-hewan kuno dan terdapat peninggalan jutaan tahun silam.
Patung Dewaa Murugan tertinggi di dunia |
Dark Cave |
Transportasi
Untuk mengelilingi pusat Kota Kuala Lumpur, ada berbagai fasilitas transportasi yang bisa digunakan. Bas (Bus), Texi (Taksi), dan Tren (Kereta). Ongkosnya pun relatif murah. Tidak jauh dengan di Indonesia. Dengan proses pembelian tiket yang begitu tertib (untuk tren tiket dilayani oleh mesin seperti membeli minuman dengan koin). Apalagi di sekitar KL central itu ada transportasi Bas gratis yang disebut GO KL. Bas gratis dengan fasilitas wifi gratis pula. Intinya, kesemua tempat di KL yang saya sebut bisa dijangkau dengan GO KL. Dengan kata lain, kita bisa keliling-keliling KL central secara gratis.
GO KL Bas. Sumber : Kuala-lumpur.ws |
Makanan
Untuk makanan tidak perlu khawatir karena banyak makanan yang enak juga harganya bersahabat. Tidak sulit mencari makanan halal. Misalnya saja nasi kebuli dan ayam ditambah sup cuma Rm 6 atau sekitar Rp 25.000. atau macam-macam nasi goreng hanya Rm 5., atau sekitar Rp 17.000. murah bukan. Jika ingin hemat dalam pengeluaran uang makan, disarankan membeli makanan di kedai-kedai sederhana saja, tidak di restoran mewah karena banyak kedai-kedai yang murah juga enak dan yang pasti halal. Oh ya, di malam terakhir kami di Malay, kami makan malam tidak jauh dari hotel, hanya menyebrang jalan. Makan di sebuah kedai sederhana. Ternyata yang melayani kami adalah orang Indonesia. Wow bagi kami itu sangat berkesan bertemu dengan orang Indonesia di sana.
Setelah makan kami kembali ke hotel. Namun ada perasaan yang mengganjal buat saya. Saya lupa menanyakan siapa nama Ibu di kedai tadi. Akhirnya saya memutuskan untuk kembali lagi ke kedai itu sendirian, membeli satu porsi makanan yang akan saya makan tengah malam dan menanyakan siapa nama Ibu itu. Akhirnya saya tahu ibu itu adalah Ibu Indah, warga Indonesia asal Medan Sumatra Utara. Saya banyak sekali berbincang sambil emnunggu makanan saya selesai dibungkus. Terima akasih Bu Indah, jadi ada cerita ketemu dengan orang Inoesia sepulang dari Malaysia. Dan kami pun pulang ke Bandung.
Pulang ke Bandung (Bandara Internasional Malaysia) |
Catatan : Beberapa foto saya download dari situs lain, karena beberapa file foto saya corupted dan tidak bisa di buka. ^_^
Sumber tambahan :
informasi yang menarik ka, sama mau bagi2 tips. pergi ke luar negeri kan sekarang ga cuma bawa tas tapi internet juga penting. nah kalo keluar negeri saya suka bawa pocket wifi, tercover juga kok malaysia. sekarang juga bisa sewa pocket wifi nya di wi2fly
ReplyDelete