Saturday, February 13, 2016

Book Review : Drunken Monster

Judul Buku: Drunken Monster
Penulis : Pidi Baiq
Terbit Pertama : 2008
Tebal : 292 halaman
Edisi : ke-3
Cetakan : Ke-4 Agustus 2015
Penerbit : Pastel Books
ISBN : 978-602-7870-67-3

Buku yang berisi catatan harian dari seorang Pidi Baiq. Sebenarnya cerita dari pengalamannya tidak begitu spesial atau fantastik. Cerita yang berangkat dari keseharian seorang Pidi baiq. Keseharian seperti halnya orang-orang biasa lainnya, seperti naik angkot, keliling kota Bandung, lari pagi, mengantar anak ke sekolah, dan hal-hal lainnya yang biasa orang lakukan. Justru hal fantastik itu muncul dari cara pidi melakukan hal-hal tersebut yang selalu meninggalkan kesan lucu, gila, dan jahil. Kisah-kisahnya menjadi menarik untuk dibaca dikarenakan dengan sifat iseng dan usil ketika melakukan kesehariannya itu. Cara berfikirnya aneh, nyeleneh, tak terfikirkan oleh kita, tapi Pidi bisa melakukannya.
Pidi tak segan kepada siapapun yang menjadi lawan bicaranya. Tampil dengan meyakinkan setiap orang yang diajak bicaranya. Sebagai contoh pada awal buku ini dengan tema “Air Panas Lembang”, Pidi dengan berani menunjukan keisengannya kepada para penjaga dengan mengarang cerita bahwa dia datang ke pemandian itu bersama rombongan pasien rumah sakit jiwa dan berhasil meyakinkan penjaga itu dengan ceritanya.

Dibalik pikirannya yang aneh dan tak biasa, diakhir cerita-ceritanya selalu saja pembaca dapat mengambil hikmah atau amanat dari sang Pidi. Seperti bagaimana ia menyadarkan betapa kita baru merasa batik itu penting setelah Malaysia mengklaim batik milik mereka, tentu dengan gaya Pidi yang out of the box. Di dalamnya juga terdapat ilustrasi dari tangan Pidi Baiq yang menggambarkan situasi setiap cerita. Buku ini wajib menjadi koleksi. Meski buku ini ditulis dengan bahasa yang berantakan. Susunan-susunan kalimatnya sengaja disusun tidak sesuai EYD, tapi itulah khas seorang Pidi Baiq. Silahkan coba untuk membacanya dan masuk ke dunia Pidi Baiq untuk mengetahui betapa cacat hariannya.

0 komentar:

Post a Comment