Manusia telah berganti dari
generasi ke generasi. Datang dan pergi silih berganti. Lahir, tumbuh, dan mati.
Bisa dibayangkan jika manusia pertama hingga sekarang masih hidup, tentu dunia
ini akan sesak dipenuhi manusia yang terus betambah. Namun Allah menghendaki
bahwa tidak ada makluk yang abadi di dunia ini. Semua yang hidup pasti
mengalami kematian, sebagaimana firman-Nya :
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ
النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ
مَتَاعُ الْغُرُورِ )سورة
آل عمران: 185(
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan. QS. Ali ‘Imran: 185
Dalam tafsir At Thabari dituliskan
bahwa :
]وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلاَّ مَتَاعُ الْغُرُورِ[ أَيْ تَغَرَّ الْمُؤْمِنَ وَتَخَدَّعَهُ
فَيَظُنُّ طُوْلَ الْبَقَاءِ وَهِيَ فَانِيَةٌ. )تفسير القرطي4: 302(
(Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan), yaitu menipukan orang orang yang beriman dan
memperdayakannya, maka ia (orang mukmin) mengira (dunia) itu kekal selamanya. Tafsir
Al Qurthubi IV: 302
Pergunakan jatah usia kita di
dunia untuk membuat hidup kita semakin baik dari hari ke hari. Ketakwaan kita
semakin bertambah dari hari ke hari sebelum maut mengahmpiri kita, karena dunia
ini tidak lah lama dan tidak pernah tahu kapan maut datang menjemput. Jika hari
kemarin kita masih disuapi oleh orang tua kita, dimandikan oleh orang tua kita,
diantar ke sekolah oleh orang tua kita, lalu hari ini kita sudah mulai menyuapi
anak-anak kita, memandikan anak-anak kita, dan mengantar anak-anak kita ke
sekolah, itu menandakan bahwa dunia ini tidaklah lama. Perputaran waktu begitu
cepat. Tidak jarang kita mendengarkan ungkapan “gak kerasa ya udah masuk lagi
bulan Ramadhan, seperti baru kemarin kita shaum Ramadhan”. Itu juga merupakan
tanda bahwa waktu begitu cepat berganti. Detik demi detik, menit demi menit,
jam demi jam, hari demi hari, minggu demi minggu, tahun demi tahun. Perbanyaklah
mengingat akan kematian seakan kematian akan menghampiri kita besok.
Sebagaimana sabda Rosulullah saw :
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللهِ
:مَنْ
أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنْ النَّارِ وَيَدْخُلَ الْجَنَّةَ فَلْتُدْرِكْهُ
مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَيَأْتِي إِلَى
النَّاسِ مَا يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ. )مسند أحمد2: 192 رقم:2807(
Dari Abdullah bin Amer ia berkata, ‘Rasulullah saw
telah bersabda, “Barang siapa yang ingin dijauhkan dari api neraka dan ingin
dimasukkan ke surga, maka hendaklah ia memikirkan kematiannya, dan ia beriman
kepada Allah dan kepada hari akhir dan ia datang kepada manusia terhadap
apa-apa yang ia inginkan untuk diberikan kepadanya’”. Musnad Ahmad II: 192
No. 2807
Mulailah menata diri, mulailah
berkaca, mulailah menghisab diri, mulailah bermuhasabah, apakah diri kita sudah
cukup bekal untuk menuju alam akhirat? Apakah kita sudah betul-betul siap
menghadapi kematian? Perisiapkanlah segala sesuatunya (amal ibadah kepada Allah
swt) untuk bekal menuju akhirat. Dunia hanya sementara, dunia hanya media
pencarian bekal, dunia tidaklah abadi. Jangan terperdaya dengan gemerlap dunia
yang hanya secuil jika dibandingkan dengan nikmat dan kemegahan akhirat.
Berusahalah untuk menjadikan hidup kita berkualitas dari waktu ke waktu dan
buatlah diri kita mulia di hadapan Allah swt. Wallahu a’lam bish showaf.
0 komentar:
Post a Comment