Bumi yang kita
tempati semakin dimakan usia. Keadaan sekarang tentu telah jauh berbeda dengan
keadaan dahulu. Beberapa perubahan telah terjadi. Dari yang tak berpenghuni,
menjadi penuh sesak dengan manusia. Alam yang hijau telah banyak berubah.
Bencana lebih sering terjadi. Hal itu disebabkan semata-mata karena ulah
tangan-tangan para penghuninya yang tidak sadar akan pentingnya menjaga dan
merawat tempat tinggalnya.
Namun, tidaklah
yang disebut berbuat kerusakan itu hanya ketika manusia tidak merawat bumi saja.
Melainkan disebut pula manusia yang berbuat kerusakan ketika manusia bermaksiat
kepada Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt :
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ
بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di
laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar)”. QS.
Ar Rum: 41
Ibnu kastir dalam tafsirnya
menafsirkan ayat ini sebagai berikut :
Dan pengertian firman Allah Ta’ala, “Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia”, yaitu karena sesungguhnya kekurangan pada tanaman (tumbuh-tumbuhan)
dan buah-buahan disebabkan kemaksiat-kemaksiatan. Dan Abul Aliyah berkata, “Barang
siapa yang maksiat kepada Allah di muka bumi, maka sungguh ia telah berbuat
kerusakan di muka bumi, karena sesungguhnya kedamaian dunia dan langit dengan
sebab keta’atan manusia”. Tafsir Ibnu Katsir III: 436
Telah berbeda pendapat di kalangan para
ulama tentang pengertian kerusakan, darat dan laut:
1-
Imam Al Qatadah dan As Sudi berpendapat Al
Fasaad (kerusakan) itu ialah
kemusyrikan dan ia itu kerusakan yang terbesar.
2-
Ibnu Abbas, ‘Ikrimah dan Mujahid berpendapat,
‘kerusakan di darat, ‘Pembunuhan anak
Adam terhadap saudaranya (yaitu) Qabil membunuh Habil, dan di laut yaitu hak
milik yang seseorang mengambil setiap perahu secara paksa.
3-
Ada yang berpendapat kerusakan itu ialah
kemarau dan sedikitnya tumbuh-tumbuhan dan hilangnya barokah dan semisal
dengannya.
4-
Ibnu Abbas berpendapat, ia mengatakan
yaitu dengan berkurangnya barokah disebabkan perbuatan-perbuatan hamba
(manusia) supaya mereka bertaubat.
5-
Ada yang berpendapat kerusakan itu ialah
kemaksiatan, menghadang jalan (merampok) dan kedzaliman, maksudnya jadilah
perbuatan-perbuatan ini sebagai penghalang tumbuh-tumbuhan, kemakmuran dan
perniagaan. Tafsir Al Qurthubi XIV: 41
Telah banyak
peringatan yang Allah datangkan bagi umat manusia agar berhenti berbuat
kerusakan. Padahal jika manusia berbuat baik dan menjaga bumi Allah ini,
niscaya Allah akan mendatangkan lebih banyak lagi rahmat kepada
hamba-hamba-Nya. Namun sebaliknya, jjika manusia semakin menjadi berbuat
kerusakan di muka bumi, maka akan ada saatnya pula Allah memberi peringatan
dengan sesuatu yang luar biasa. Sebagaimana firman-Nya:
وَلَوْ
أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى ءَامَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ
السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ.
سورة الأعراف:96
“Jikalau
sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka
mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan
perbuatannya.” QS. Al ‘Araaf: 96
0 komentar:
Post a Comment