“Dan sesungguhnya dalam tubuh itu ada
segumpal daging. Jika ia baik, maka akan baik (pekerjaan) jasad seluruhnya.
Tapi jika ia rusak, maka akan rusak (pekerjaan) jasad seluruhnya, ketahuilah
dia itu Qolbu (HR. Bukhari; dari Nu’man bin Basyir ra.)
Sering kali kita menjaga barang-barang
kita agar tetap terjaga. Sering kali kita menjaga pakaian kita agar tetap
bersih. Sering kali kita menjaga kendaraan kita agar tetap bersih dan enak
dipandang. Baju dijaga warnanya agar tidak mudah pudar. Kendaraan dijaga agar
tidak terkesan jorok. Tapi tidak jarang juga orang yang kurang memperhatikan
harinya atau menjaga hatinya agar tetap bersih.
Kita terlalu sering membiarkan hal-hal
yang tidak perlu, justru mengotori hati kita. Padahal kedekatan dengan Allah
itu sangat tergantung pada Qobun Salim, hati yg selamat, bukan dari banyaknya
ilmu. Semakin bersih hati seseorang, semakin yakin. Jadi kalo kita masih ragu
kepada Allah, maka hatinya belum bersih. Hal yang paling membuat hati kita jadi
kotor adalah hal-hal yang bersifat dunia. Hubb dunia. Cinta dunia.
Ketika seseorang menganggap kekayaan
itu datang dari kesuksesan, gelar, popularitas, piagam, piala, medali. Tidak
ada dalam alQuran yang menjelaskan alat ukur kesuksesan melainkan Ketakwaan.
Maka mari kita lihat dunia ini dengan biasa-biasa saja. Boleh senang dengan
mobil bagus? Boleh-boleh saja. Tapi tidak boleh menganggap bahwa kemuliaan itu
datang dari mobil bagus. Saya juga kalo disuruh milih, mending milih mobil
bagus. Tidak mogok, tidak bikin setres. Dengan catatan tidak membuat hati jadi
kotor. Naek mobil degan hati ingin dilihat orang, ninggalkan diparkir kepikiran
terus takut tergores,
ketika seorang hamba sudah lupa akan
bersyukur, ketika seorang hamba sudah terbiasa dengan tidak menjaga lisannya,
ketika seorang hamba sudah tidak peduli terhadap sesama, itu mengindikasikan,
menanadakan bahwa orang tersebut, hamba tersebut belum bersih hatinya, walaupun
dari segi penampilan dia bergaya, rapih, bersih tapi tidak menjamin kebersihan
hatinya.
Ketika seorang hamba lupa bahwa semua
yg ada di muka bumi ini adalah kepunyaan Allah, ketika dia merasa bahwa semua
yang telah diperolehnya adalah hasil kerja keras dia dan milik dia, maka
sungguh hidupnya tidak akan mendapatkan ketenangan dan akan selalu
berkekurangan diakibatkan dari hati yang kotor. Punya kendaraan bagus, saat
hendak parkir kebingungan, takut tergores, cacat, spion takut patah dan lain
sebagainya, ke undangan pengen pas berhenti didepan pintu gerbang supaya
kelihatan orang lain, itu karena hati ga bersih. Kalo hati bersih ga akan
kendaraan jadi pengotor hati. Kendaraan itu yang penting kita sampai tujuan,
aman, nyaman.
عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ, قَالَ رَسُولُ اللهِ صلم اِنَّ اللهَ لاَيَنْظُرُ اِلَى صُوَرِكُمْ وَاَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ اِلَى قُلُو بِكُمْ وَاَعْمَالِكُمْ ( رواه مسلم ؤ ابن ما جه )
“Dari Abu Hurairah r.a. Berkata, bersabda
Rasulullah Saw, : “Sesungguhnya Allah tidak akan memperhatikan atas rupa dan
kekayaan kamu, tapi akan memperhatikan atas hati dan amal kamu” (HR.
Muslim dan Ibnu Majah)
لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ
حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ
لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
"Tidak akan luRus iman seORang hamba sehingga luRus
hatinya, dan tidak akan luRus hatinya, sehingga luRus lisannya. Dan seseORang
tidak akan masuk suRga apabila tetangganya tidak meRasa aman daRi kejahatan
lisannya." (HR. Imam Ahmad dan selainnya)
Jangan sampai tetangga kita, saudara kita, orang-orang terdekat
kita merasa tidak nyaman dengan kehadiran kita dikarenakan lisan kita yang
tidak terkontrol ucapannya. Sering menyakiti orang-orang yang mendengarkan
ucapannya. Sudah mah dia hatinya kotor, diucapkan pula dengan lisannya.
Kufur karena sikap sombong, yang diistilahkan dengan kufr al-istikbar. Maksudnya,
seseorang membenarkan pokok-pokok Islam dengan hati dan pernyataan lisannya,
akan tetapi menolak untuk tunduk dengan anggota badannya kepada hukum-hukum-nya,
karena Rasa sombong dan
angkuhnya. Orang seperti ini adalah kafir berdasarkan ijma' para ulama.
Contoh yang paling jelas adalah sikap iblis -la'natullah
Alaihi-ketika Allah memerintahkannya untuk sujud kepada Nabi Adam ’alaihis
Salam. Iblis tidak mengingkari Allah sebagai Tuhan alam semesta, tidak mengingkari Allah sebagai pencipta,
pemberi Rizki dan pengatur alam Raya ini, tidak mengingkari bahwa Allah-lah
yang berhak disembah, akan tetapi iblis hanya enggan dan bersikap sombong
menyikapi perintah Allah, agar dia sujud kepada Adam ’alaihis Salam. Sikap
sombong itu digambarkan Allah di dalam al-qur`an, kata iblis -sebagaimana
diabadikan Allah Ta’ala-,
قَالَ مَا مَنَعَكَ أَلاَّ تَسْجُدَ إِذْ أَمَرْتُكَ قَالَ أَنَاْ خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
“Apakah yang
menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu'. Iblis
menjawab, 'Saya lebih baik daripadanya; Engkau ciptakan saya dari api sedang
dia Engkau ciptakan dari tanah'." (Al-A'Raf: 12).
Dalam ayat lain kesan angkuhnya lebih jelas,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلآئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إَلاَّ إِبْلِيسَ قَالَ أَأَسْجُدُ لِمَنْ خَلَقْتَ طِيناً
"Apakah aku
akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?" (Al-isra`:
61).
Pertanyaan, tetapi sesungguhnya merupakan penolakan dan sikap sombong yang tidak pantas
dilakukan Oleh seorang makhluk kepada Rabbnya. Dan karena sikap sombongnya
itulah Allah berfir-man dalam surat al-baqarah ayat 34 dan surat Shad ayat 74
mem-beritakan tentangnya yang lalu menetapkan vonis atasnya,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُواْ لآدَمَ فَسَجَدُواْ إِلاَّ إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِينَ
"…kecuali
iblis; ia enggan dan sombong dan
ia termasuk golongan orang-orang yang kafir." (Al-baqarah: 34).
Refleksi :
Membiasakan berterima kasih merupakan hal yang baik
supaya kita semakin bersyukur. Sebab dengan menjadi hamba yang selalu bersyukur,
kita tidak akan merasa kekurangan, kita tidak akan merasa takut akan hal-hal
yang oleh orang-orang sombong takutkan. Semoga Allah SWT memberi kita kekuatan
untuk selalu menjaga hati kita agar tetap bersih. Menjaga lisan kita agar tetap
manis dan tidak ada orang yang tersakiti akibat dari kotornya hati kita dan
lisan kita.
0 komentar:
Post a Comment