Kensington Palace |
Istana Kensington merupakan sebuah kediaman kerajaan di
Kensington Gardens di borough kerajaan Kensington dan Chelsea, London, Inggris.
Bangunan ini telah berfungsi sebagai kediaman bagi Keluarga Kerajaan Britania
Raya sejak abad ke-17, dan kini menjadi kediaman resmi bagi Pangeran William,
Adipati Cambridge dan istrinya; Pangeran Harry; Pangeran Richard, Adipati
Gloucester dan istrinya; Pangeran Edward, Adipati Kent dan istrinya; serta
Pangeran Michael dari Kent dan istrinya. Istana tersebut mengalami beberapa
perkembangan dari fisik bangunan hingga hiasan taman yang menghiasi istana
tersebut.
Perkembangan Istana
Era William III dan Mary II
Istana Kensington awalnya merupakan sebuah rumah besar
sederhana bergaya Jacobean dengan dua lantai, yang dibangun Sir George Coppin
pada tahun 1605 di Desa Kensington. Rumah ini dibeli pada tahun 1605 oleh
Heneage Finch, Earl of Nottingham yang pertama, sehingga kemudian dikenal
sebagai Nottingham House. Tak lama setelah William III dan Mary II bertakhta
pada tahun 1689, mereka mulai mencari sebuah kediaman yang memiliki lokasi yang
lebih baik untuk William yang menderita asma, karena Istana Whitehall terlalu
dekat dengan Sungai Thames dengan kabut dan banjirnya.
Interior Kensington Palace |
Era Anne
Setelah kematian William III, istana ini menjadi kediaman
Ratu Anne. Ia meminta Christopher Wren untuk menyelesaikan perluasan yang telah
dimulai di masa William dan Mary, yang menghasilkan Apartemen Ratu dengan Pintu
Masuk Ratu, serta sebuah tangga yang didesain secara sederhana dengan anak
tangga yang dangkal sehingga Ratu dapat turun tangga dengan anggun. Ini
dimanfaatkan Ratu sebagai akses antara apartemen dan kebun. Kontribusi Ratu
Anne yang paling terkenal adalah kebun istana. Ia meminta pembangunan Orangery
pada tahun 1704, hasil desain Hawksmoor dan dimodifikasi John Vanbrugh.
Kualitas dekorasi interior, termasuk detail ukiran karya Grnling Gibbons,
mencerminkan niat penggunaannya, yang tidak hanya sebagai rumah kaca, tetapi juga
sebagai tempat hiburan. Terdapat pula sebuah parterre besar bergaya barok
seluas 121.000 m2 karya Henry Wise, tukang kebun kerajaan, dengan pohon-pohon
yang dijepit pada kerucut.
Era George I dan II
George I menghabiskan banyak dana pada apartemen-apartemen
kerajaan baru, menciptakan tiga ruangan baru yang dikenal sebagai Privy
Chamber, Cupola Room, dan Withdrawing Room. Pada tahun 1722, ia menyewa William
Kent – yang relatif tak dikenal – untuk mendekorasi ruangan-ruangan kenegaraan.
Cupola Room merupakan karya pertama Kent bagi Raja. Atap oktagonal
berlangit-langit kubah dicat emas dan biru, serta pada sisi-sisi ujungnya
terdapat panel mendatar dengan bintang Order of the Garter sebagai hiasannya.
Dinding dan bagian-bagian yang terbuat dari kayu dicat cokelat dan emas agar
kontras dengan pilaster (pilar segi empat) marmer putih. Karya terakhir Kent di
istana ini adalah Tangga Besar Raja (King's Grand Staircase). George I merasa
puas atas hasil karya ini. Raja George I turut memperluas istana dengan
tambahan apartemen di sisi barat laut untuk selirnya, Melusine von der
Schulenberg, Duchess of Kendal.
Penguasa monarki terakhir Britania yang menghuni Istana
Kensington adalah George II, yang tidak melakukan perubahan besar apapun pada
istana selama masa pemerintahannya. Karyanya yang masih bertahan adalah Danau
Serpentine (The Serpentine), sebuah kolam bernama Round Pond, dan Broad Walk. Sumber
Peristiwa Tragis di Kensington
Kini, istana yang akan menjadi tempat tinggal Kate dan
William, Duke dan Duchess of Cambridge, juga dikenal sebagai lokasi fasad yang
sangat besar itu sebagai tempat ribuan bunga dan ucapan selamat tinggal bagi
mendiang Putri Diana yang meninggal tragis di tahun 1997.
Kensington telah menjadi istana yang menyaksikan beragam skandal dan tragedi
selama hampir 300 tahun berdiri. Di tahun 1690, William III dan Ratu Mary
merenovasi ulang tempat tinggal barunya itu untuk "membersihkan"
udara di istana tersebut. Di usia 32 tahun, begitu pindah ke istana tersebut,
Ratu Mary terkena penyakit cacar. Dalam seminggu, ia tutup usia.
Pada tahun 1702, William jatuh dari kuda di Hampton Court
dan dibawa ke Istana Kensington, di mana ia wafat tak lama kemudian akibat pneumonia.
SetelahWilliam III meninggal di istana tersebut, kemudian ia kedudukannya
digantikan oleh iparnya, Ratu Anne, yang menikahi George dari Denmark. Selama
pernikahannya dengan George, ia mengandung 17 kali untuk mencari keturunan dan
pengganti kepemimpinan kerajaan. Namun, semua 17 anak yang ia lahirkan tidak
pernah mencapai usia dewasa. Mereka meninggal karena berbagai sebab. Anak yang
paling lama hidup adalah Pangeran William, yang mencapai usia 11 tahun, tetapi
meninggal karena penyakit misterius.
Ibunya, Ratu Anne yang sakit hati pun akhirnya meninggal
pada usia 49 tahun. Anne yang tak bisa memberikan keturunan tersebut sama
dengan akhir dari dinasti Stuart. Meski ia sudah memiliki sekitar 50 saudara
dekat, semua ditolak karena beragama Katolik Roma. Akhirnya kedudukan kerajaan
diberikan kepada George I, dari Hanover, pada tahun 1714, saudara Anne terdekat
yang beragama Protestan. Suami Ratu Anne, Pangeran George dari Denmark, telah
wafat lebih dulu di istana ini pada bulan Oktober 1708.
Kini, di pinggiran tangga Istana Kensington, terdapat
lukisan dan foto-foto para supir, pembantu, bahkan bayi, yang diminta ditaruh
di sana oleh Raja George I untuk meluruhkan kutukan, dan untuk membuat istana
tersebut terasa lebih nyaman.
Keluarga George I juga tak jauh dari bencana. Ketika ia
pindah ke London, ia meninggalkan istrinya yang tak setia, Sophia, dikunci di
dalam sebuah istana di Jerman, bahkan ada yang mengatakan, Sophia dipenggal. Menantu
George I, Caroline, yang dikenal sebagai puteri yang paling cerdas, ceria, dan
sedikit berisi itu meninggal akibat hernia. Ia meninggal perlahan dan tersiksa.
Puteri berikut yang tinggal di Kensington adalah Charlotte, anak dari George
III. Namun, sang ayah sangat benci ibu Charlotte, Caroline dari Brunswick, dan
diklaim hanya bercinta dengan George III sebanyak 3 kali sebelum diusir ke
Kensington. George III sangat mencintai puterinya, yang akhirnya meninggal di
usia 21 tahun, akibat berusaha melahirkan selama 48 jam. Ia meninggal bersama
bayinya.
Dicarilah kemudian, anak yang bisa menjadi pengganti
pemimpin kerajaan dari 15 anak George III. Hadirlah Victoria, yang lahir di
tahun 1819. Ia juga tinggal di Kensington. Namun, karena sistem Kensington,
yang membuatnya seakan terkungkung, dan membuatnya sangat tergantung kepada
ibunya, dan kekasih ibunya, Sir John Conroy. Ketika Victoria menjadi ratu, ia
segera pindah ke istana Buckingham. Dua tahun kemudian, ia menikahi Pangeran
Albert, yang ia pernah temui saat masih tinggal di Kensington. Namun, Pangeran
Albert meninggal tak lama setelah mereka menikah.
Puteri Margaret kemudian menempati Kensington, dan
menghabiskan begitu banyak uang untuk merenovasi Kensington sebelum akhirnya
tinggal di sana pada tahun 1960. Sayang, pernikahan Margaret kemudian runtuh di
tahun 70-an. Margaret tetap tinggal di Kensington hingga meninggal di tahun
2002, tanpa banyak teman. Di istana ini, pada masa hidup Puteri Margaret, ia
bertetangga dengan Puteri Diana. Dikabarkan, Puteri Margaret pernah melihat
Puteri Diana membawa selingkuhannya melewati apartemennya. Sumber
0 komentar:
Post a Comment