Buckingham Palace |
Salah satu keluarga kerajaan yang
menjadi pusat perhatian dunia adalah kerajaan Inggris. Sejak awal berdirinya
beragam intrik terjadi di dalam istana kerajaan Great Britain. Perjalanan
panjang perebutan kekuasaan, menjadikan kerajaan Inggris penuh dengan dinamika.
Buckingham Palace adalah kediaman
resmi ratu Inggris di London. Istana ini adalah tempat untuk
peristiwa-peristiwa kenegaraan, tempat menyambut tamu negara, dan tempat
kunjungan pariwisata. Seringkali dalam masa-masa kegembiraan, krisis atau
perkabungan, tempat ini juga menjadi pusat berkumpul untuk masyarakat Britania
Raya.
Bangunan ini sebelumnya dikenal
dengan nama Buckingham House, gedung yang dipergunakan sekarang ini dan menjadi
tempat kunjungan dari para wisatawan asing, sebenarnya adalah sebuah balai kota
yang dibangun untuk Duke of Buckingham pada tahun 1703 dan diambil alih oleh
George III pada tahun 1761 dan dijadikan sebagai rumah pribadi yang dikenal
sebagai "The Queen's House". Bangunan ini sudah mengalami
pengembangan dari sejak dibangun, secara dasar oleh arsitek John Nash dan
Edward Blore, sehingga menghasilkan tiga gedung sayap tambahan dari halaman
tengah. Buckingham Palace akhirnya menjadi kediaman resmi dari keluarga
kerajaan Britania Raya sejak pengangkatan Ratu Victoria pada tahun 1837.
Penambahan terakhir dari gedung ini dibuat pada akhir abad ke-19 dan awal dari
abad ke-20, termasuk di dalamnya bagian depan yang sering kita lihat sekarang
dari Buckingham Palace. Bangunan ini juga masih beberapa kali direferensikan
sebagai "Buck House".
Ratu Victoria, keluarga kerajaan
pertama yang tinggal Buckingham Palace, menempatinya sejak tahun 1837. Desain
interiornya didominasi oleh hiasan yang berasal dari awal abad ke-19, dimana
masih banyak juga yang dipajang hingga sekarang, termasuk penggunaan
warna-warna cerah yang dikenal dengan teknikscagliola dan biru serta merah
jambu lapis, yang merupakan saran dari Sir Charles Long. King Edward VII
melakukan perubahan perubahan dekorasinya dan menambahkan Belle epoque cream
dan warna-warna keemasan. Banyak ruangan untuk menerima tamu dalam ukuran kecil
yang dilengkapi dengan furnitur-furnitur Cina yang dibawa dari Royal Pavilion
yang terletak di Brighton dan dari Carlton House setelah wafatnya King George
IV. Buckingham Palace Garden adalah taman milik pribadi yang terbesar di
London, dimana desainnya dirancang oleh ahli pertamanan, Capability Brown,
namun dirancang ulang oleh William Townsend Aiton dari Kew Gardens dan John
Nash. Danau buatannya selesai dibuat pada tahun 1828 dan diisi air dari
Serpentine, sebuah danau yang terletak di Hyde Park.
Didalam gedung ini juga ada satu
ruangan yang dipergunakan sebagai ruangan kerja dari Queen Elizabeth II dan
keluarga kerajaan untuk acara maupun jamuan resmi kenegaraan. Gedung ini
merupakan salah satu gedung yang sangat popular dan dikunjungi oleh wisatawan
tak kurang dari 50,000 orang per tahunnya untuk menghadiri jamuan makan malam,
makan siang, resepsi dan pesta-pesta resmi keluarga kerajaan.
Pada Abad Pertengahan, area
Buckingham Palace membentuk area dari "Manor of Ebury" (yang juga
dikenal dengan "Eia"). Namun area tersebut sekarang sudah menjadi
satu dengan sungai Tyburn, yang masih mengalir hingga sekarang, di arah Selatan
dari istana. Kepemilikan dari area ini pernah berpindah tangan beberapa kali,
dari Edward the Confessor, Edith of Wessex pada akhir-akhir zaman Saxon, dan
sesudah Norman Conquest, William the Conqueror. William kemudian memberikan
area ini kepada Geoffrey de Mandeville, yang menyerahkannya kepada biarawan
dari Westminster Abbey.
Pada tahun 1531, Henry VIII
mengakusisi Rumah Sakit St James (yang nantinya dikenal sebagai St. James's
Palace) dari Eton College, dan pada tahun 1536 ia membeli Manor of Ebury dari
Westminster Abbey. Proses ini menjadikan area Buckingham Palace kembali ke
tangan kerajaan untuk pertama kali sejak William "Sang Penakluk"
memberikannya kepada orang lain selama kurun waktu tidak kurang dari 500 tahun
lamanya.
Berbagai macam pemilik pernah
menyewanya dari pada tuan tanah dan itu adalah hal yang lazim dilakukan pada
sekitar abad ke-17-an, dimana setelah itu, kawasan desa lama dari Eye Cross
telah berubah menjadi "decay", dan area tersebut pada umumnya adalah
area buangan. Karena membutuhkan uang, James I menjual sebagian area dari Crown
freehold tapi tetap memiliki bagian lainya yang terdiri atas empat hektare
kebun mulberry untuk membuat sutra. (Area ini terletak pada arah sudut Barat
Daya dari areanya yang sekarang dikenal.). Sumber
Beberapa fakta sejarah yang
diungkap, hanya sedikit dari sejarah panjang perebutan kekuasaan dalam tubuh
kerajaan
Inggris.
- Istana ini tidak menetapkan dress code secara resmi, tetapi tidak ada satu orang pun yang mengunjungi dengan jeans lusuh juga. Kebanyakan orang yang diundang ke Istana Buckingham di siang hari akan mengenakan seragam kerja ataupun jas. Sedangkan di malam hari, tergantung dari tingkat formalitas, para pengunjung pria akan mengenakan dasi hitam atau putih. Jika para pria mengenakan dasi putih, maka para wanita akan mengenakan tiara.
- Suatu ritual yang harus dilakukan setiap hari walaupun pada hari Natal adalah pembersihan kerakal (gravel) pekarangan dari istana ini. Kerakal ini dibersihkan dan dirapikan dengan perlengkapan mesin setiap pagi. Kemudian menjelang sore hari, akan diadakan lagi dua inspeksi, berjaga-jaga agar tidak kelihatan sampah bermunculan.
- Tempat dimana Istana Buckingham berdiri dulunya merupakan kebun pohon murbei (mulberry) yang ditanam oleh Raja James I, seorang raja pencinta buku yang memerintah selama tahun 1603 hingga 1625. Raja James juga menternak ulat sutera di istana tersebut. Tetapi, James memilih semak-semak murbei yang salah sehingga usahanya sia-sia.
- Meskipun namanya adalah Istana Buckingham, tempat ini dulunya hanya merupakan ‘landasan’ bagi para aristokrat. Nama tempat ini diberikan pada abad ke-18 oleh politisi Tory: John Sheffield, Earl of Mulgrave dan Marquess of Normanby ketiga, yang merupakan Duke of Buckingham pada tahun 1703. Sang bangsawan ini pun membangun tempat yang dinamakan Rumah Buckingham untuk dirinya sendiri sebagai tempat berkumpul yang mewah di London.
- Arsitek virtuoso John Nash kemudian mengubah Rumah Buckingham menjadi Istana Buckingham pada tahun 1820-an. Monarki pertama yang menggunakan kreasi Nash sebagai rumah resmi adalah Ratu Victoria yang pindah ke sini pada tahun 1837. Leluhur Victoria, William IV, menganggap ini sebagai tempat kumuh - sebagaimana para orang Inggris mengatakan dan malah menetap di tempat yang lebih umum yaitu Clarence House on The Mall.
- Istana Buckingham secara desain sebenarnya lebih radikal daripada apa yang dibayangkan. Beberapa kamar bertemakan kebudayaan Cina. Beberapa perabotan dan dekorasi dipinjam dari gaya oriental berani Pangeran Regent Brighton Pavilion. Tetapi kemudian ini dijual oleh Ratu Victoria untuk membiayai pembangunan Istana Buckingham.
- Monarki satu-satunya yang dilahirkan dan meninggal di Istana Buckingham adalah Edward VII, sang perokok yang juga pencipta kedamaian, yang hidup dari tahun 1841 hingga 1910.
- Sebenarnya, pemboman terjadi dengan sangat parah. Istana ini terpukul 9 kali. Beberapa kali, Raja George VI dan Ratu Elizabeth menghindar agar tidak terbunuh.
- Selama pemboman tersebut, setidaknya nyawa seseorang menjadi korban, yaitu PC Steve Robertson, seorang polisi yang sedang berdinas di istana. PC Steve Robertson terkena sisa puing-puing yang beterbangan pada 8 Maret 1941 ketika bagian utara dari istana ini dihancurkan. Terdapat sebuah logam pipih di kebun untuk mengenang beliau.
- Tempat bersejarah ini memiliki lebih dari 350 buah jam. 2 orang ahli jam akan memutar kembali jam nya setiap minggu agar jam-jam tersebut semuanya terawat. Sumber
ReplyDeleteThanks infonya, menarik bgt. Oiya ngomongin kerajaan Inggris, ada fakta menarik nih yang berhasil terungkap ke permukaan. Usut punya usut, meski sering terlihat mewah, ternyata keluarga kerajaan Inggris punya sederet kebiasaan hemat loh yang bisa dicontoh. Nggak percaya? Cek disini ya: 10 kebiasaan hemat keluarga kerajaan Inggris, patut ditiru!