20 November 2014 saya berkunjung
ke Museum Keprajuritan di Taman Mini Indonesia Indah, salah satu museum yang
unik dari segi bentuk bangunan. Bangunan museum keprajuritan berbentuk benteng
bersegi lima yang tampak sangat kokoh dan dikelilingi perairan. Benteng
menggambarkan bagaimana prajurit Indonesia mempertahankan negara, sedangkan
perairan menggambarkan Indonesia sebagai
negara kepulauan. Konsep yang ditawarkan museum yang merupakan instalasi
bagian dari institusi Pusat Sejarah TNI (Pusjarah TNI ), sangat berbeda dengan
museum lain pada umumnya. Jika ditengok dari depan, museum ini lebih nampak
sebagai sebuah kerajaan, dengan benteng yang menjulang tinggi. Inilah yang
menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi para pengunjung museum yang
diresmikan pada 5 Juli 1987 oleh Bapak Soeharto, yang menjabat sebagai Presiden
Republik Indonesia pada saat itu.
Museum ini dibangun dengan misi
melestarikan bukti dan rekaman sejarah perjuangan bangsa pada abad ke-7 hingga
abad ke-19 yang berwujud berbagai macam benda diantaranyasenjata yang digunakan
berperang, pakaian perang dan lain lian. Selain bentuk museum yang melambangkan
kokoh dan kuatnya pertahanan Indonesia, adanya bastion di setiap sudutnya
menggambarkan kewaspadaan nasional. Bastion adalah sebuah bangunan yang berada
di pojok-pojok benteng yang berfungsi untuk mengintai. Selain itu tempat ini
juga memamerkan 2 kapal tradisional Indonesia yakni kapal Banten dan Pinisi
dari Sulawesi Selatan. Kedua peninggalan sejarah ini digambarkan bersandar di
sebuah danau. Hal tersebut melambangkan kekuatan maritim yang memanjang dari
barat ke timur. Sementara itu, gerbang utama museum dibangun dengan model
arsitektur abad ke-16 yang mencerminkan sifat keterbukaan dan keramahtamahan
rakyat Indonesia.
Secara garis besar ,museum yang
terletak di jalur keluar bagian selatan ini menyimpan bukti dan rekaman sejarah
perjuangan bangsa Indonesia dari waktu ke waktu. Memasuki ruang museum,kita harus menaiki tangga menuju lantai 2 terlebih
dahulu untuk melihat koleksi di museum ini. Di sepanjang ruangan lantai kedua
yang remang-remang ini, terdapat banyak diorama yang menggambarkan perlawanan
pejuang-pejuang Indonesia melawan penjajah. Selain itu ada patung yang
memeragakan pakaian perang tiap-tiap wilayah di negara Indonesia. Tiruan
senjata seperti meriam, panji-panji dalam peperangan dan bahkan formasi dalam
melawan tentara Belanda,seperti formasi garuda ,semua dapat kita saksikan di
sini.
Di tengah-tengah halaman, terdapat
sebuah panggung untuk keperluan menyelenggarakan berbagai acara seperti pentas
seni. Panggung tersebut dikelilingi 23 patung pahlawan yang terbuat dari
perunggu,seperti Pangeran Diponegoro, patimura, Cut Nyak Dien, Gajah Mada, Nyi
Ageng Serang,dan lain sebagainya.
Dengan tiket masuk Rp.2500, kita
sudah bisa menjelajah ke seluruh bagian museum. Yang tak kalah penting, dengan
berkunjung ke sini, kita akan merasakan bagaimana payahnya para pejuang
Nusantara saat menghadapi kolonial. Apalagi, saat itu, para prajurit masih
menggunakan peralatan seadanya, melawan para penjajah yang dalam persenjataan
sudah lebih maju. Tentunya wisata edukasi ini sangat baik bagi anak-anak yang
mempelajari sejarah perjuangan para pahlawan Indonesia terdahulu memperjuangkan
Tanah Air kita dari para penjajah, sehingga memotivasi untuk meneruskan
perjuangan menjaga dan membanggakan negara Indonesia.
Sumber tambahan :
0 komentar:
Post a Comment