Pengertian Sabar:
Secara etimologi sabar mengandung makna menahan, seperti dalam firman Allah ta’ala:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
“Dan bersabarlah kamu bersama-sama
dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan
mengharap keridaan-Nya [Al-Kahfi: 28]
Dalam ayat ini Allah perintahkan nabi-Nya
saw untuk bersabar yakni menahan diri beliau untuk bersama dengan kaum
mukminin termasuk mereka yang lemah seperti Bilal bin Rabah, Ammar bin
Yasir dan selain mereka dari kaum mukminin yang selalu bertasbih kepada
Rabb mereka.
Adapun secara syareat, sabar artinya
menahan kalbu dari kemarahan dan ketidakridhoan kepada taqdir Allah,
menahan lisan dari ucapan-ucapan yang haram, dan menahan anggota badan
dari maksiyat serta amalan-amalan jahiliyah seperti meratapi mayyit
dengan memukul-mukul pipi, merobek-robek baju dan semisalnya.
Diatas tiga asas inilah –menahan qalbu,
lisan dan badan- kesabaran dibangun, sebagaimana diterangkan para ulama
seperti Ibnul Qayyim dalam salah satu karya monumentalnya: Al-Wabil
Ash-Shoyyib minal Kalimith-Thayyib.
Jadi tidak cukup sabar itu hanya dengan
lisan saja sementara badan melakukan perkara yang Allah murkai, namun
tiga perkara ini harus berjalan beriringan..
Ayat-ayat Al-Quran tentang Sabar
Ikhwati Fillah, dalam Al-Quran ternyata
lebih dari sembilan puluh tempat Allah menyebutkan kesabaran demikian
dikatakan oleh Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah. Allahu akbar !.
Ayat-ayat tersebut Terkadang dalam bentuk
perintah, terkadang dalam bentuk pujian dan sanjungan bagi mereka yang
bersabar, terkadang berupa janji kemenangan dan kemuliaan, terkadang
berisi janji Allah berupa jannah dan ampunan-Nya.
Banyaknya penyebutan sabar dalam
ayat-ayat Allah menunjukkan kemuliaan dan kedudukan sabar dalam agama.
Oleh karenanya Amirul Mukminin, Umar bin Al-Khaththab pernah berkata:
الصبر من الدين بمنزلة الراس من الجسد فلا إيمان لمن لا صبرله
“Sabar dalam agama kedudukannya seperti kepala pada jasad, maka tidak ada iman bagi mereka yang tidak memiliki kesabaran”.
Al-Quran mengabarkan bahwa pahala sabar sangat besar, bahkan Allah tidak membatasi pahalanya. Allah berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. Az-Zumar:10
Al Quran juga mengabarkan bahwa Allah bersama orang yang sabar dan mencintai mereka. Allah berfirman:
وَاصْبِرُوا إِنَّ اللَّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” Al-Anfal:46
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ
قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي
سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ
الصَّابِرِينَ
Dan berapa banyak nabi yang berperang
bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa.
Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan
Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah kepada musuh). Allah
menyukai orang-orang yang sabar. Ali Imran : 146
Al-Quran juga mengabarkan bahwa orang yang sabar mendapatkan shalawat dari Allah, rahmat dan hidayah, Allah berfirman:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ *
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا
إِلَيْهِ رَاجِعُونَ * أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ
وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Dan berikanlah berita gembira kepada
orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan, “Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun”
Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. [Al-Baqarah: 155-157]
Al-Quran juga mengabarkan bahwa orang yang sabar telah disediakan pahala yang sangat besar dan ampunan-Nya
وَالصَّابِرِينَ
وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ
وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ
فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا
وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
laki-laki dan perempuan yang sabar,
laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang
bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan
perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang
banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka
ampunan dan pahala yang besar. [Al-Ahzab:35].
“Sesungguhnya letak kesabaran itu
hanya di awal musibah menimpa”( Hadits riwayat Bukhari).
Musibah yang menimpa seseorang pada
mulanya akan membuat jiwa terkejut dan guncang. Apabila seseorang berlaku sabar
dalam menghadapinya, maka seterusnya akan dirasakan lebih ringan, yang dengan
mudah akan dapat mengatasi dirinya. Ada suatu riwayat yang menceritakan, bahwa
anak perempuan Rasulullah mengutus seseorang memberitahukan kepada beliau,
bahwa anak lelaki yang dilahirkannya telah meninggal dunia.
Mendengar berita ini segera
Rasulullah menyuruh utusan itu pulang dan membawa pesan berikut :
ان
الله ما أخذ, وله ما أعطى, وكل يشئ عنده بأجل مسمى, فمرها فلتصبر ولتحتسب (رواه
البخارى
“Allah berhak mengambil dan memberi
sesuatu; segala sesuatu telah ditakdirkan oleh-Nya, maka beritakan padanya agar
berlaku sabar dan mengembalikan segalanya kepada Allah”( Hadits riwayat
Bukhari).
Makna yang terkandung dalam hadits
ini memang sangat dalam. Bagi seseorang yang bersedia merenungkan hadits
tersebut, ia menghadapi segala cobaan itu dengan ringan. Karena, semua makhluk
pada hakikatnya adalah milik Allah, apabila Allah mengambil sesuatu, maka
berarti Allah mengambil hak-Nya yang dititipkan kepada seseorang. Apa yang
telah diberikan Allah kepada seseorang bukanlah hak milik. Oleh karena itu,
Allah berbuat sekehendak-Nya. Semua kejadian sudah ditentukan berdasarkan takdir
Tuhan. Jadi, tidak ada musibah yang dicepatkan atau ditangguhkan, karena semua
kejadian yang menimpa manusia telah ditentukan batasan-batasan waktunya.
Apabila seseorang berlaku sabar
ketika ditinggal mati oleh kekasihnya, kemudian ia berlaku sabar karena ingin mendapat
pahala dari Allah, maka ia akan memperoleh pahala yang agung, dan sikap ini
adalah merupakan belasungkawa yang terbaik. Kecewa takkan bisa mengembalikan
mas yang hilang; sedih tak bisa mengembalikan orang yang telah mati; menangis
pun tak ada faedahnya; dan rasa khawatir takkan bisa menolak bahaya. Jadi, tak
ada sesuatu yang patut dilakukan ketika tertimpa musibah atau cobaan, kecuali
berlaku sabar.
Imam Syafi’i telah ditinggal mati
oleh anak lelakinya, lalu orang-orang datang berduyun-duyun mengucapkan
belasungkawa kepadanya. Beliau hanya mengucapkan bait berikut :
وما
الدهر الا هكذا فاصطبر له رزية مال أو فراق حبيب
Demikian beberapa ayat tentang keutamaan sabar. Semoga dengan mentadabburinya kita mendapatkan rahmat Allah dan barakah-Nya, dan semoga Allah membimbing kita untuk sabar dan semakin mengerti betapa besarnya kedudukan sabar, dan besarnya pahala sabar disisi Robbul ‘alamin.