Thursday, April 2, 2015

MUSEUM SHERLOCK HOLMES LONDON : Baker Street 221B

The Sherlock Holmes Museum, Baker Street 211B
Sherlock Holmes adalah tokoh detektif fiksi rekaan Sir Arthur Conan Doyle, seorang pengarang dan dokter berkebangsaan Skotlandia. Holmes yang menyebut dirinya sebagai seorang "detektif konsultan" ini dikenal akan ketajaman penalaran logis, kemampuan menyamar, dan keterampilannya dalam menggunakan ilmu forensik untuk memecahkan berbagai kasus.

Holmes, yang pertama kali muncul pada tahun 1887, menjadi tokoh dalam empat novel dan 56 cerita pendek. Novel pertama yang menampilkan sosoknya, Penelusuran Benang Merah, dimuat di Beeton's Christmas Annual pada tahun 1887. Sementara itu, novel kedua, Empat Pemburu Harta, dimuat di Lippincott's Monthly Magazine pada tahun 1890. Tokoh ini semakin populer setelah cerita pendeknya dimuat secara berseri di The Strand Magazine, diawali dengan Skandal di Bohemia pada tahun 1891 yang berlanjut sampai tahun 1927 dengan tambahan dua novel. Novel dan cerita pendek tersebut berlatar waktu tahun 1880-an hingga 1914. Sumber

Menurut pengakuan Doyle, karakter tersebut terinspirasi dari Dr. Joseph Bell, dosennya saat kuliah kedokteran. Total kisah Sherlock Holmes ditulis dalam bentuk empat novel yaitu A Study in Scarlet, The Sign of The Four, The Hound os the Baskervilles, dan The Valley of Fear. Tidak hanya itu, Sherlock Holmes juga digambarkan dalam 56 cerita pendek yang diterbitkan dalam lima antologi, yaitu The Adventures of Sherlock Holmes, The Memoirs of Sherlock Holmes, The Return of Sherlock Holmes, His Last Bow, dan The Case-Book of Sherlock Holmes.Sumber

Sherlock Holmes Museum London dibangun atas prakarsa Sherlock Holmes International Society,, sebuah organisasi nirlaba yang menginginkan idola mereka dikenang dalam bentuk museum di jalan Baker, tempat mereka (diceritakan) tinggal dalam sebuah rumah empat lantai.

Museum ini dibuka pada tahun 1990 di Baker Street nomor 221B, persis seperti alamat rumah mereka di dalam novel. Alamat ini sebenarnya adalah milik Abbey National Bank, namun untuk mempertahankan keaslian cerita maka kedua bangunan ini bertukar nomor. Dapat Anda lihat, Sherlock Holmes museum terletak di antara bangunan nomor 237 dan 241.

Rumah empat lantai bergaya Georgian yang ditempati Sherlock Holmes Museum sebenarnya memang pernah digunakan sebagai kontrakan pada tahun 1860 – 1936. Hal ini sejalan dengan cerita bahwa Sherlock Holmes dan John Watson pernah tinggal di sana pada tahun 1881 – 1904 sebagai pengontrak rumah milik Mrs. Hudson. Dari sinilah napak tilas sejarah Sherlock Holmes disampaikan dengan rapi oleh kurator museum.

Jean Conan Doyle, putri dari Sir Arthur Conan Doyle awalnya ditawari untuk membangun sebuah museum yang didedikasikan untuk ayahnya dan juga tokoh rekaannya yang terkenal di seluruh dunia tersebut. Ia yang tidak terlalu suka dengan museum menolak tawaran tersebut dengan alasan bahwa Sherlock Holmes bukanlah tokoh yang benar-benar nyata.

Pada saat kemudian para penggemar karya sang ayah membangun Sherlock Holmes Museum ia kembali ditawari oleh kurator museum untuk membuat sebuah ruangan khusus di museum, didedikasikan untuk Sir Arthur Conan Doyle. Sekali lagi ia menolak, dan malah barang-barang peninggalan sang ayah dilelang untuk umum.

Cerita Anda di Sherlock Holmes Museum berawal dari stasiun metro Baker Street, yang dihiasi oleh siluet yang sudah tak asing lagi: topi pet sang detektif beserta pipa rokoknya. Keluar dari stasiun Baker Street berbeloklah ke arah kanan, menyeberang jalan dan sekali lagi belok kanan. Sherlock Holmes Museum terletak 5 menit berjalan kaki dari situ.

Sherlock Holmes Museum memiliki empat lantai, dengan lantai dasar berupa gift shop. Jika hanya memasuki gift shop, Anda tak harus membeli tiket masuk terlebih dahulu. Barulah jika Anda ingin menjelajah ke lantai atas tersedia sebuah ticket counter di ujung ruangan yang menjual tiket masuk untuk pengunjung.

Kamar-kamar “kontrakan” di dalam Sherlock Holmes Museum ini diatur sedemikian rupa hingga mirip – atau mendekati – tata letak aslinya, seakan-akan mereka masih tinggal di sana. Di lantai satu Anda dapat melihat sebuah ruang kerja di balik jendela yang menghadap langsung ke Baker Street. Sebuah kursi yang biasa diduduki oleh sang detektif lengkap dengan perapiannya jangan sampai dilewatkan sebagai tempat foto-foto yang menarik untuk koleksi Anda. Di lantai ini pula terdapat kamar tidur Sherlock Holmes dan ruang pribadinya. Lantai dua adalah kamar Doctor Watson dan Mrs. Hudson, pemilik kontrakan sedangkan lantai tiga adalah kamar kecil dan gudang tempat para penghuni menitipkan koper-koper mereka yang tak terpakai. Selain itu, di lantai tiga juga terdapat sebuah ruangan berisi patung lilin dari banyak tokoh yang pernah tampil di serial detektif Sherlock Holmes seperti figur serigala di episode The Hound of Baskerville, Jabez Wilson penulis Encyclopedia Britannica di cerita “The Redheaded League” atau musuh besar sang detektif, Professor Moriarty.

Di ruang tamu dapat Anda lihat barang-barang yang tak asing lagi bagi para pecinta serial detektif legendaris ini seperti topi pet Sherlock Holmes, pipa rokok, biola, kaca pembesar, buku catatan, bahan-bahan kimia, serta sandal Persia tempat Holmes terkadang menyimpan tembakaunya dan masih banyak lagi. Di atas meja dan rak buku juga terdapat buku-buku kedokteran klasik milik Doctor Watson.

Rumah di 221B Baker Street ini terasa begitu nyata hingga para pengunjung seakan tak percaya bahwa Sherlock Holmes dan Doctor Watson hanyalah tokoh rekaan Sir Arthur Conan Doyle yang tak pernah ada. Memang rumah ini pernah menjadi kontrakan, namun tak pernah diketahui siapa saja yang menjadi penghuninya. Sumber

No comments:

Post a Comment