Tuesday, October 4, 2016

Book Review - Ditta Hakha : Reinkarnasi

Judul Buku: Reinkarnasi
Penulis : Ditta Hakha
Tebal : 503 halaman
Terbit : Juli 2013
Penerbit : Mizan
ISBN : 978-602-242-210-5

Zaila, gadis 12 tahun yang sedang bermain ditepi sungai mencari ikan bersama teman-temannya tiba-tiba terpelaset dan terjatuh hingga tak sadarkan diri. Dari sinilah semuanya bermula. Ketika ia tersadar, ia tidak dalam raga dirinya melainkan berada di raga yang lain dan di zaman yang lain. Namanya Sekar. Seorang puteri keraton pada masa penjajahan belanda. Ternyata ia telah mundur ke 180 tahun silam, tepatnya pada tahun 1831.
Tidak seperti dikehidupan biasanya, di zaman itu dia membantu para pejuang melawan penjajah dan mempertahankan tanah airnya dari jajahan Belanda. Dia tidak berjuang sendirian membantu para pejuang. Bersama Ratih dan seorang gadis Belanda, Janet van Coullen Sekar berusaha keras membebaskan penderitaan rakyat pribumi dari kejamnya penjajah yang ingin berkuasa di negeri ini hingga akhirnya dia kembali menjadi Zaila yang hidup di zaman modern kembali.
Novel remaja yang asyik. Meski masih belia, penulis mampu membawa pembaca membayangkan suasana pada masa penjajahan, suasana yang mencekam, penuh dengan kepanikan dan tangis kesedihan. Penulis juga begitu memperlihatkan keberanian seorang Sekar membantu penjuang dan sekaligus menjadi hikmah dari novel ini menjadi contoh bagi generasi muda masa kini untuk juga berjuang membangun negeri ini menjadi negeri yang makmur dan sejahtera


Book Review - Rebecca : Verse of Love

Judul Buku: Verse of Love
Penulis : Rebecca M. Bath
Tebal : 157 halaman
Terbit : Cetakan pertama, April 2016
Penerbit : Falcon Publishing
ISBN : 978-602-14568-5-9

Berawal dari teman sepermainan di masa kecil sampai pada sebuah ikatan cinta di usia dewasa. Ryo, Wulan, dan Karina adalah tiga sahabat yang sudah menjlin persahabatan sejak kecil. Wulan dan Karina tinggal serumah namun mereka bukanlah saudara. Wulan sudah dianggap sebagai bagian dari keluarga oleh orang tua Karina. Mereka sangat baik memperlakukan Wulan sebagai anggota keluarga mereka. Suatu hari dating berita bahwa Ayah Karina ditugaskan ke London dan mereka sekeluarga harus pindah ke London. Karina dan Wulan harus berpisah dengan Ryo yang tinggal di Indonesia. Jarak tak menjadi pemisah persahabatan mereka. Selama 17 tahun di London banyak yang berubah tentunya, khususnya Karina yang menyukai hal-hal yang sifatnya glamour. Lain halnya dengan Wulan yang lebih suka belajar dan mengerjakan sesuatu yang bermanfaat bagi masa depanya.
Ryo yang memiliki rasa cinta kepada Karina sejak kecil, terus mengirimi surat ke London untuk mengetahui kabar Karina. Namun sayang ternyata Karina tidak membalas surat-surat dari Ryo, melainkan Wulan lah yang megirim balasan dari surat-surat Ryo atas nama Karina yang sebenarnya surat-surat yang dikirim oleh Wulan sangat menggambarkan kepribadian Wulan yang anggun, akademisi, dan feminism yang membuat rasa cinta dan rindu Ryo semakin besar.
Perusahaan ayah Karina di Bandung mendapat masalah sehingga membuat mereka harus kembali ke Bandung setelah 17 tahun menetap di London. Bagi Karina yang sudah terlanjur betah tinggal di negeri Elizabeth, kembali ke Bandung merupakan hal yang tak diinginkannya. Lain halnya dengan Wulan yang senang jika kembali ke Bandung karena dia akan bertemu kembali Ryo, sahabat kecilnya dan orang yang dicintainya diam-diam. Berkorban perasaan demi membahagiakan orang yang disayang memang berat. Itulah yang tergambar dari novel ini.

Buku ini merupakan bacaan yang ringan dan cukup asik untuk dinikmati sampai selesai. Karena ini adalah novel bergambar, jadi untuk menyelesaikan membacanya tidak memerlukan waktu berhari-hari karena yang saya rasakan, membaca novel ini sama singkatnya seperti membaca cerpen. Begitu singkat untuk menyelesaikan novel yang satu ini. Tapi terlepas itu semua, novel ini tetap bacaan yang asyik untuk pembaca yang suka dengan kisah romantisme remaja.